Adopsi Pola Kemitraan PTPN IV, Petani Sawit dari Tiga Provinsi Belajar ke Riau

Tuesday, 24 June 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

foto istimewa

foto istimewa

DAELPOS.com – Sebanyak puluhan petani sawit dari tiga provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, melakukan studi banding ke Provinsi Riau. Kunjungan ini difokuskan untuk mempelajari dan mengadopsi pola kemitraan yang sukses diterapkan oleh PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) dengan para petani di wilayah tersebut. Para petani berharap, model kemitraan ini dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan dan keberlanjutan usaha perkebunan sawit mereka di daerah asal.

Rombongan petani, yang sebagian besar merupakan perwakilan dari kelompok tani dan koperasi, tiba di Riau pada awal pekan ini. Mereka dijadwalkan untuk mengunjungi beberapa lokasi perkebunan plasma mitra PTPN IV dan berdiskusi langsung dengan manajemen perusahaan serta petani lokal yang telah merasakan manfaat dari pola kemitraan ini.

Pentingnya Kemitraan bagi Petani Sawit Mandiri

Selama ini, petani sawit mandiri di berbagai daerah sering menghadapi berbagai tantangan, mulai dari fluktuasi harga tandan buah segar (TBS) yang tidak stabil, minimnya akses terhadap informasi dan teknologi pertanian modern, hingga kesulitan dalam memasarkan hasil panen. Pola kemitraan yang ditawarkan oleh PTPN IV dinilai mampu menjawab persoalan-persoalan tersebut.

Salah satu poin utama yang menarik perhatian para petani adalah adanya jaminan harga beli TBS yang lebih stabil dari pihak perusahaan, serta pendampingan teknis dalam budidaya kelapa sawit yang baik dan benar. Selain itu, pola kemitraan ini juga kerap menyertakan bantuan permodalan dan akses terhadap pupuk serta bibit unggul, yang sangat dibutuhkan oleh petani untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas panen mereka.

“Kami datang ke sini karena mendengar banyak keberhasilan petani mitra PTPN IV. Kami ingin melihat langsung bagaimana sistem kerja sama ini berjalan, mulai dari penanaman, pemeliharaan, hingga penjualan. Harapan kami, ilmu yang kami dapat di sini bisa kami terapkan di kampung halaman,” ujar Bapak Rudi Hartono, salah seorang perwakilan petani dari Aceh.

See also  Pertamina – Kementerian Lingkungan Hidup Dukung Program Kali Bersih Sungai Ciliwung

PTPN IV sebagai Contoh Kemitraan Berkelanjutan

PTPN IV dikenal sebagai salah satu badan usaha milik negara (BUMN) di sektor perkebunan yang konsisten mengembangkan kemitraan dengan petani. Pola kemitraan yang dibangun tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata, tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan lingkungan, sesuai dengan prinsip-prinsip praktik perkebunan kelapa sawit berkelanjutan (Sustainable Palm Oil).

Manajemen PTPN IV yang menerima rombongan petani menyambut baik antusiasme ini. Mereka menjelaskan bahwa kemitraan adalah salah satu pilar utama dalam strategi bisnis perusahaan untuk menciptakan ekosistem perkebunan kelapa sawit yang inklusif dan saling menguntungkan. “Kami percaya, kemajuan petani juga merupakan kemajuan bagi industri sawit secara keseluruhan,” kata perwakilan PTPN IV.

Diharapkan, setelah studi banding ini, para petani dapat membawa pulang gagasan dan model implementasi kemitraan yang konkret. Langkah ini bukan hanya tentang meningkatkan produktivitas, tetapi juga tentang membangun kemandirian ekonomi petani sawit melalui pola kerja sama yang adil dan berkelanjutan.

Berita Terkait

BRI Terbitkan Social Bond Triple A, Perkuat ESG & Inklusi Keuangan
Pertamina Mandalika Racing Series 2025: Komitmen Dukung Pembalap Muda Indonesia
Printer Epson: Saksi Bisu Karya Menyentuh Hati Rofie Fauzie
BULOG Salurkan Bantuan Beras 20 Kg Akhir Juni: Daerah Prioritas
RUPS LB PLN Ganti Susunan Pengurus Perseroan, Begini Rinciannya
Tol Perdana di Sumatera Barat Raih Antusiasme Tinggi, Volume Kendaraan Tembus 100 Ribu Lebih
Wajah Baru! Livin’ by Mandiri Akselerasi Layanan Perbankan Digital yang Lengkap dan Dinamis
Raih Kontrak Baru Peningkatan Kualitas Jalan Paket F, Hutama Karya Perkuat Portofolio di IKN

Berita Terbaru

News

Perkuat Konektivitas di Aceh, Jalan Tol Sigli–Banda Aceh Siap Tersambung Penuh Tahun 2025 Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Hutama Karya (Persero) tengah menuntaskan pembangunan Jalan Tol Sigli–Banda Aceh (Sibanceh) sepanjang 74,2 kilometer (km). Jalan tol pertama di Provinsi Aceh ini hampir tersambung sepenuhnya dengan menyisakan sedikit pekerjaan tahap akhir pada Seksi Padang Tidji–Seulimeum dan Seksi Kuto Baro–Simpang Baitussalam dengan target seluruhnya selesai tahun ini. Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan kehadiran jalan tol dibutuhkan untuk mempercepat distribusi barang dan jasa, meningkatkan efisiensi serta menurunkan biaya transportasi. “Karena diharapkan dapat memangkas waktu tempuh antar wilayah pada sektor logistik, sehingga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru,” kata Menteri Dody. Pembangunan jalan tol ini telah dilaksanakan secara bertahap sejak semester 2 tahun 2018 yang diawali dari ruas Indrapuri-Blang Bintang. Tol Sigli–Banda Aceh terdiri dari 6 seksi dengan progres fisik seluruhnya mencapai 96,67%. Seksi 1 Padang Tidji –Seulimeum sepanjang 24,67 km saat ini telah memasuki tahap akhir konstruksi dengan progres fisik 99,46%. Pada ruas Padang Tidji –Seulimeum tengah diselesaikan pekerjaan di antaranya pembangunan gerbang tol, box culvert, dan overpass. Seksi 2 Seulimeum-Jantho sepanjang 6,26 km telah beroperasi sejak 8 Maret 2022, Seksi 3 Jantho-Indrapuri sepanjang 16,37 km beroperasi sejak 26 Februari 2021, Seksi 4 Indrapuri-Blang Bintang sepanjang 14,60 km beroperasi sejak 1 Juli 2020, dan Seksi 5 Blang Bintang-Kuto Baro sepanjang 7,3 km juga telah beroperasi. Selanjutnya Seksi 6 Kuto Baro–Simpang Baitussalam sepanjang 5 km untuk jalan utama sudah selesai 100%. Saat ini tengah diselesaikan pembangunan Simpang Susun (SS) Kutabaro dengan progres 87%. “Untuk Seksi Kutabaro – Simpang Baitussalam hanya simpang susun saja yang belum tuntas, saat ini progresnya sudah 87%, sementara untuk mainroad sudah operasi,” kata Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh Heri Yugiantoro. Dengan penyelesaian dua seksi terakhir tersebut, seluruh trase Tol Sigli – Banda Aceh akan tersambung penuh antara Kota Banda Aceh dengan Kabupaten Pidie pada 2025. Tol ini diharapkan menjadi penggerak pertumbuhan kawasan serta memperlancar arus barang dan mobilitas masyarakat serta membuka akses terhadap pusat-pusat produksi dan distribusi di wilayah Aceh. Jalan Tol Sigli – Banda Aceh merupakan salah satu ruas utama (backbone) Jalan Tol Trans Sumatera yang menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di Aceh. (*)

Berita Terkait

Tuesday, 24 June 2025 - 11:16 WIB

Adopsi Pola Kemitraan PTPN IV, Petani Sawit dari Tiga Provinsi Belajar ke Riau

Monday, 23 June 2025 - 17:24 WIB

BRI Terbitkan Social Bond Triple A, Perkuat ESG & Inklusi Keuangan

Sunday, 22 June 2025 - 16:24 WIB

Pertamina Mandalika Racing Series 2025: Komitmen Dukung Pembalap Muda Indonesia

Sunday, 22 June 2025 - 09:43 WIB

Printer Epson: Saksi Bisu Karya Menyentuh Hati Rofie Fauzie

Thursday, 19 June 2025 - 18:32 WIB

BULOG Salurkan Bantuan Beras 20 Kg Akhir Juni: Daerah Prioritas

Berita Terbaru

News

Perkuat Konektivitas di Aceh, Jalan Tol Sigli–Banda Aceh Siap Tersambung Penuh Tahun 2025 Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Hutama Karya (Persero) tengah menuntaskan pembangunan Jalan Tol Sigli–Banda Aceh (Sibanceh) sepanjang 74,2 kilometer (km). Jalan tol pertama di Provinsi Aceh ini hampir tersambung sepenuhnya dengan menyisakan sedikit pekerjaan tahap akhir pada Seksi Padang Tidji–Seulimeum dan Seksi Kuto Baro–Simpang Baitussalam dengan target seluruhnya selesai tahun ini. Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan kehadiran jalan tol dibutuhkan untuk mempercepat distribusi barang dan jasa, meningkatkan efisiensi serta menurunkan biaya transportasi. “Karena diharapkan dapat memangkas waktu tempuh antar wilayah pada sektor logistik, sehingga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru,” kata Menteri Dody. Pembangunan jalan tol ini telah dilaksanakan secara bertahap sejak semester 2 tahun 2018 yang diawali dari ruas Indrapuri-Blang Bintang. Tol Sigli–Banda Aceh terdiri dari 6 seksi dengan progres fisik seluruhnya mencapai 96,67%. Seksi 1 Padang Tidji –Seulimeum sepanjang 24,67 km saat ini telah memasuki tahap akhir konstruksi dengan progres fisik 99,46%. Pada ruas Padang Tidji –Seulimeum tengah diselesaikan pekerjaan di antaranya pembangunan gerbang tol, box culvert, dan overpass. Seksi 2 Seulimeum-Jantho sepanjang 6,26 km telah beroperasi sejak 8 Maret 2022, Seksi 3 Jantho-Indrapuri sepanjang 16,37 km beroperasi sejak 26 Februari 2021, Seksi 4 Indrapuri-Blang Bintang sepanjang 14,60 km beroperasi sejak 1 Juli 2020, dan Seksi 5 Blang Bintang-Kuto Baro sepanjang 7,3 km juga telah beroperasi. Selanjutnya Seksi 6 Kuto Baro–Simpang Baitussalam sepanjang 5 km untuk jalan utama sudah selesai 100%. Saat ini tengah diselesaikan pembangunan Simpang Susun (SS) Kutabaro dengan progres 87%. “Untuk Seksi Kutabaro – Simpang Baitussalam hanya simpang susun saja yang belum tuntas, saat ini progresnya sudah 87%, sementara untuk mainroad sudah operasi,” kata Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh Heri Yugiantoro. Dengan penyelesaian dua seksi terakhir tersebut, seluruh trase Tol Sigli – Banda Aceh akan tersambung penuh antara Kota Banda Aceh dengan Kabupaten Pidie pada 2025. Tol ini diharapkan menjadi penggerak pertumbuhan kawasan serta memperlancar arus barang dan mobilitas masyarakat serta membuka akses terhadap pusat-pusat produksi dan distribusi di wilayah Aceh. Jalan Tol Sigli – Banda Aceh merupakan salah satu ruas utama (backbone) Jalan Tol Trans Sumatera yang menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di Aceh. (*)

Tuesday, 24 Jun 2025 - 10:36 WIB