daelpos.com – Dominasi absolut tim putri Petrokimia Gresik Pupuk Indonesia di kancah voli amatir Indonesia kembali terukir. Bertarung di babak Grand Final Livoli Divisi Utama 2025, tim besutan Ayub Hidayat ini sukses membungkam perlawanan TNI AU Electric dengan skor telak 3-0 (25-16, 25-22, 25-12).
Kemenangan ini memastikan Petrokimia mencetak hattrick gelar juara secara berturut-turut.
Dengan skuad yang merata, dipimpin outside hitter andalan seperti Mediol Stiovanny Yoku dan middle blocker kokoh Shella Bernadetha, Petrokimia tampil tanpa cela sejak awal pertandingan.
Sementara itu, TNI AU Electric yang mengandalkan Ersandrina Devega dan kolega, harus mengakui keunggulan strategi dan pengalaman lawan.
Set pertama Petrokimia langsung menunjukkan intensitas tinggi sejak peluit dibunyikan. Receive bola pertama mereka yang sempurna memfasilitasi setter untuk merancang serangan variatif, sering kali mengarah ke spike-spike keras dari sektor opposite. Block-block rapat yang digalang Shella Bernadetha di depan net efektif meredam upaya serangan balik dari TNI AU Electric. Jarak poin mulai melebar di pertengahan set. Meskipun TNI AU Electric sempat mencoba mengejar lewat servis tajam, konsistensi serangan Petrokimia tidak mampu diimbangi, dan set pertama pun ditutup dengan skor meyakinkan 25-16.
Set kedua menjadi momen paling ketat. TNI AU Electric yang tak mau menyerah begitu saja bangkit dengan permainan lebih berani dengan menampilkan reli-reli panjang yang memukau. Pertahanan TNI AU mulai rapat, dan smash dari Ersandrina Devega sempat beberapa kali mengancam. Namun keputusan time out yang tepat dari Pelatih Ayub Hidayat kembali menenangkan Petrokimia. Lewat kombinasi serangan cepat dan defense yang disiplin, Petrokimia berhasil meraup poin-poin akhir dan mengamankan set kedua dengan skor tipis 25-22.
Memasuki set ketiga momentum sepenuhnya berada di tangan Petrokimia. Mental bertanding TNI AU Electric terlihat menurun drastis setelah gagal mencuri set kedua. Variasi servis jump float Petrokimia membuat receive TNI AU Electric sering tidak akurat, sehingga sulit membangun serangan yang terstruktur. Para pemain Petrokimia, bahkan pemain pelapis yang masuk, tampil tenang dan penuh percaya diri.
TNI AU Electric nyaris tak mampu memberikan perlawanan berarti. Poin demi poin dikumpulkan Petrokimia dengan mudah. Keunggulan pengalaman dan kedalaman skuad menjadi pembeda utama. Laga final ini pun berakhir cepat setelah Petrokimia menutup set ketiga dengan kemenangan telak 25-12, sekaligus mengunci gelar juara mereka.
Usai laga pelatih Petrokimia, Ayub Hidayat mengungkapkan kepuasan atas penampilan anak asuhnya yang ia nilai bermain disiplin dan memiliki mental juara.
”Alhamdulillah, hasil ini adalah buah dari kerja keras dan kedisiplinan anak-anak selama persiapan. Mereka tahu persis apa yang harus dilakukan di lapangan, bahkan ketika berada di bawah tekanan di set kedua. Mental bertanding mereka sangat bagus. Kemenangan ini menunjukkan kedalaman skuad kami. Kami berhasil mempertahankan gelar dan ini luar biasa,” ujar Ayub.
Sementara itu, Alim Suseno pelatih TNI AU mengakui keunggulan Petrokimia dan menyebut hasil ini sebagai pelajaran berharga, terutama bagi para pemain muda.
”Kami sudah berjuang maksimal, terutama di set kedua. Namun, kami harus mengakui Petrokimia bermain sangat baik dan stabil. Di set ketiga, fokus anak-anak memang sudah buyar. Kami menurunkan mayoritas pemain junior yang minim pengalaman, “Level kami belum sebanding dengan Petrokimia saat ini, namun semangat juang tim patut diapresiasi,” tukas Alim Suseno.
Petrokimia selain menerima medali dan piala bergilir serta piala tetap, juga menerima uang pembinaan sebesar Rp 125 juta.
Sedangkan TNI AU Electric di samping menerima piala juga mendapat uang pembinaa sebesar Rp 75 juta
Sementara itu pada perebutan tempat ketiga, Bank Jatim berhasil menang atas Rajawali O2C dengan skor 3-0 (25-20, 25-10, 26-24)
Kemenangan ini menjadi penutup manis Bank Jatim setelah gagal melaju ke partai puncak. Sementara bagi Rajawali O2C, hasil ini tetap menjadi pencapaian luar biasa mengingat komposisi tim yang didominasi pemain-pemain muda.
Gelar peringkat ketiga ini selain mendapat piala, Bank Jatim menerima uang pembinaan sebesar Rp 50 juta, sedangkan Rajawali O2C sebagai peringkat keempat menerima Rp 30 juta.
Petrokimia selain mendapat gelar juara, juga menerima penghargaan sebagai pemain terbaik (MVP) atas nama Mediol Stiovanny Yoku dan menerima uang pembinaan sebesar Rp 3 juta.
Di samping sebagai MVP, kapten tim Petrokimia itu juga menerima penghargaan sebagai best outside hitter dan berhak atas uang pembinaan sebesar Rp 2 juta.
Selain itu, Petrokimia juga menerima penghargaan best middle blocker (Geofanny Eka Cahyaningtys) dan best setter (Ajeng Nur Cahaya).
Pemain lain yang menerima penghargaan best outside hitter (Poppy Aulia Nursuttan) dan best middle blocker (Dinda Syifa Amelia), serta best opposite spiker (Ersandrina Devega Salsabila), ketiganya dari TNI AU Electric. Sedangkan Bank Jatim mendapat best setter (Indah Guritno Dwi Margiani). Untuk gelar penghargaan terbaik ini masing-masing menerima uang pembinaan sebesar Rp 2 juta.(*)