daelpos.com – Auditorium Nusantara, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) siang itu terasa berbeda. Di balik hiruk-pikuk layar presentasi, bazar, dan kesiapan panitia, ada semangat yang sama-sama terasa: merayakan manusia, keberanian, dan kesempatan yang setara. Itulah pesan yang mengalir dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2025 bertema “Peningkatan Peran dan Peluang Usaha Disabilitas” yang diselenggarakan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani, membuka acara ini dan menegaskan bahwa pembangunan ekonomi tidak hanya soal angka, tetapi juga tentang memastikan setiap orang mendapat ruang untuk berkontribusi.
“Kita memiliki skala prioritas dan perhatian yang sangat besar kepada kaum disabilitas, tidak hanya dari segi aksesibilitas tetapi bagaimana mereka bisa berpartisipasi secara aktif dengan kita memberikan peluang sebesar-besarnya, baik secara sarana prasarana, maupun prioritas kerja sama dengan pengusaha besar, melalui program Kemitraan di Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM,” tegas Rosan.
Senada dengan itu, Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Ayu Heni Rosan menambahkan, pentingnya dukungan lintas sektor dalam menciptakan lingkungan kerja dan ekosistem ekonomi yang lebih ramah bagi penyandang disabilitas.
“Pemerintah telah mengambil langkah-langkah penting untuk memperkuat inklusivitas, dan kemajuan tersebut patut kita apresiasi, namun kita perlu terus berbenah. Diperlukan kolaborasi yang lebih erat, komitmen yang lebih kuat, dan kepedulian yang lebih luas, agar setiap warga negara dapat menikmati hak yang sama untuk bergerak, berkontribusi, dan berkembang,” jelas Ayu.
Dukungan tersebut diperkuat oleh Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal (PIPM) Riyatno, yang menekankan bahwa inklusivitas merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk menghadirkan pertumbuhan berkelanjutan.
Berbagi Inspirasi: Panggung Kreativitas, Cerita tentang Ruang, Akses, dan Peluang
Setelah sambutan usai, dengan diiringi alunan musik, dari sisi kanan para penyandang disabilitas dari Aliansi Disabilitas Indonesia memasuki panggung dengan balutan busana khas Nusantara. Sorak tepuk tangan berlanjut ketika mereka mengambil alih panggung fashion show. Melangkah dengan penuh percaya diri, mereka menyatu dengan irama, sebuah penampilan yang bukan hanya memukau, tetapi juga mengingatkan bahwa keberanian tidak pernah mengenal batas.
Dalam acara ini, diisi pula dengan talkshow inspiratif yang mempertemukan dua tokoh yang telah lama berkarya dalam dunia pemberdayaan disabilitas, Staf Khusus Bidang Peningkatan Peran dan Peluang Usaha Disabilitas Agus Diono, dan pengusaha, desainer kaki palsu, sekaligus Founder Setara Berdaya Group Nicky Clara.
Keduanya berbagi kisah perjuangan, inovasi, dan kerja keras. Mereka menunjukkan bahwa ketika kesempatan terbuka, penyandang disabilitas bukan hanya mampu berdaya, mereka mampu memimpin perubahan.
Mengangkat UMKM Disabilitas ke Ruang Publik
Suasana tak kalah hidup, deretan meja kayu tertata rapi menampilkan produk-produk kreatif dalam Bazar UMKM Disabilitas. Ada kerajinan tangan, kuliner rumahan, fesyen, hingga produk ramah lingkungan. Pengunjung tak hanya membeli, mereka berbincang, bertukar cerita, dan memberi ruang bagi pelaku usaha untuk bersinar.
Bazar ini menjadi bentuk nyata dukungan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM dalam memperkuat ekosistem UMKM sebagai motor pertumbuhan ekonomi nasional. Di sinilah inklusi ekonomi diwujudkan dalam aksi, menyediakan ruang promosi, membuka peluang jejaring, dan mempertemukan pelaku usaha dengan calon pembeli maupun mitra potensial.
Melalui peringatan HDI 2025, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM menunjukkan bahwa membangun iklim investasi dan hilirisasi yang inklusif dapat diwujudkan secara konkret, mulai dari ruang apresiasi, pemberdayaan, hingga akses pasar.
Kegiatan hari itu bukan sekadar acara tahunan. Tapi menjadi pengingat bahwa pembangunan ekonomi yang kuat hanya dapat terwujud jika semua orang mendapat kesempatan yang adil. Para penyandang disabilitas bukan hanya objek program, tetapi subjek yang memiliki potensi besar untuk berkembang sebagai profesional maupun pelaku usaha.
“Semua ini kami lakukan dengan satu tujuan, membuka jalan bagi tumbuhnya wirausaha disabilitas yang mandiri, produktif, dan berdaya saing. Langkah-langkah ini baru permulaan. Perjuangan untuk mewujudkan Indonesia yang sepenuhnya inklusif adalah sebuah maraton dan kerja kolektif,” pungkas Rosan.








