daelpos.com – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus memperkuat penanganan bencana di Provinsi Aceh dengan memfokuskan pada langkah-langkah strategis di sektor sumber daya air. Guna mengurangi dampak banjir bandang dan mempercepat pemulihan wilayah terdampak, penanganan dilakukan secara terpadu melalui normalisasi sungai, pengamanan infrastruktur pengendali banjir, serta penyediaan air bersih bagi masyarakat.
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan bahwa sektor sumber daya air menjadi salah satu fokus utama dalam penanganan bencana di Aceh.
“Kami memprioritaskan normalisasi sungai, pengamanan tanggul, serta penyediaan air bersih bagi masyarakat terdampak. Penanganan di bidang sumber daya air ini sangat krusial untuk melindungi keselamatan warga sekaligus mempercepat pemulihan wilayah,” ujar Menteri Dody.
Menurut Menteri Dody, penanganan bencana di Aceh dilakukan secara paralel dengan pemulihan infrastruktur lainnya. “Atas arahan Bapak Presiden, seluruh jajaran Kementerian PU bergerak cepat dan terkoordinasi. Kami memastikan infrastruktur sumber daya air dapat kembali berfungsi optimal untuk mendukung aktivitas masyarakat dan mencegah bencana lanjutan,” tambah Menteri Dody.
Di Kabupaten Aceh Tamiang, Kementerian PU mengupayakan penyediaan air baku melalui rencana pembangunan 24 titik sumur bor sesuai arahan BPBD setempat. Untuk mendukung penanganan tersebut, 6 unit mesin bor telah dimobilisasi, dan 2 unit mesin bor tersebut telah berada di Aceh Tamiang, 2 unit dari Banda Aceh, 1 unit dari Aceh Utara, serta 1 unit mobil bor (KOKEN) dari Aceh Barat Daya. Seluruh peralatan tersebut akan difokuskan untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat terdampak bencana.
Selain penyediaan air bersih, Kementerian PU melalui unit teknis bidang sumber daya air juga melakukan normalisasi sungai dan penanganan darurat pada sejumlah alur sungai yang terdampak banjir bandang dan sedimentasi di wilayah Aceh. Langkah ini bertujuan untuk memulihkan kapasitas tampung sungai serta mengurangi potensi banjir susulan.
Selain Aceh Tamiang, dukungan bidang sumber daya air juga disalurkan ke beberapa kabupaten lain di Aceh. Di Kabupaten Pidie, Kementerian PU mengerahkan 1 mobil tangki air dan 5 hidran umum untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Sementara di Kabupaten Bireuen dan Pidie Jaya, disiapkan satu mobil tangki air dengan total 13 hidran umum.
Di Kabupaten Gayo Lues, penguatan layanan air bersih dan sanitasi dilakukan melalui pengerahan 2 mobil tangki air, 10 hidran umum, serta fasilitas sanitasi pendukung. Kabupaten Aceh Tenggara menerima dukungan berupa dua mobil tangki air, 15 hidran umum, serta 1 unit vacuum untuk penanganan sanitasi darurat.
Adapun di Kabupaten Aceh Timur, Kementerian PU menyalurkan bantuan air bersih melalui satu mobil tangki air dengan distribusi hidran umum berkapasitas 2.000 liter ke lima desa terdampak, yakni Alue Buloh 1, Matang Rayeuk, Matang Seupeng, Bantaian, dan Titi Baroeh.
Seluruh langkah penanganan bidang sumber daya air tersebut terus dilakukan secara intensif oleh Kementerian PU guna memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi serta risiko bencana susulan dapat diminimalkan. “Dengan percepatan penanganan ini, diharapkan kondisi lingkungan dan aktivitas masyarakat di Provinsi Aceh dapat segera pulih secara berkelanjutan,” tandas Menteri Dody.(*)








