DAELPOS.com – Kadin Indonesia terus mencermati perkembangan kondisi ekonomi global, khususnya yang terkait penguatan Dollar AS dan melemahnya nilai tukar Rupiah, menyusul suku bunga tinggi yang diterapkan oleh Federal Reserve (The Fed) yang juga menyebabkan kenaikan suku bunga di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Pelemahan nilai tukar Rupiah ini menimbulkan ancaman atas rantai pasok (supply chain) dimana hal ini dapat berujung pada melonjaknya biaya operasional perusahaan, seperti bahan baku, logistik, dan transportasi. Kondisi pelemahan nilai tukar juga dapat meningkatkan beban utang (khususnya dalam US Dollar) serta berpotensi dapat meningkatkan inflasi.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid mengimbau pemangku kepentingan terkait untuk tetap mewaspadai dampak kenaikan nilai tukar, khususnya dalam rangka menjaga inflasi, daya saing pelaku usaha, sekaligus daya beli masyarakat. Kehati-hatian juga perlu diterapkan oleh pihak-pihak yang sangat bergantung pada nilai tukar, seperti importir dan pemegang utang dalam nominal Dollar AS.
Menghadapi situasi ini, lanjut Arsjad, dunia usaha diharapkan dapat mengambil langkah antisipatif jangka pendek, seperti melakukan kalkulasi ulang atas beban usaha dengan mengedepankan prinsip efisiensi, mencari bahan baku alternatif guna mengurangi ketergantungan atas impor, serta berhati-hati dalam merealisasikan keputusan berinvestasi dan/atau mengembangkan usaha.
”Kadin Indonesia juga mendorong seluruh pihak untuk bekerja sama dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dalam menghadapi tantangan ini,” pungkas Arsjad.