DAELPOS.com – Kementerian Koperasi dan UKM bakal terus mendorong upaya modernisasi koperasi dan digitalisasi UMKM agar lebih kompetitif di pasar global, tak terkecuali koperasi pondok pesantren (koppontren) dan santri wirausaha. “Kita akan terus mendorong transformasi digital di Indonesia”, tandas Menkop dan UKM Teten Masduki dalam acara Taklkshow Toward Digital, di sela-sela acara Rakernas Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) dan Gelar Karya Santri Nusantara, di Pondok Pesantren Bahrul Ulul, Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, Kamis (23/1/2020).
Perlunya langkah modernisasi dan digitalisasi itu, lanjut Teten, karena Indonesia terbesar dalam pertumbuhan startup, pertumbuhan e-commerce, dan pertumbuhan milenial. Begitu juga dengan jumlah konsumer besar di pasar digital, hingga terbesar dalam pengguna media sosial. “Dengan begitu, langkah tersebut bakal memperluas market space bagi produk UMKM di Indonesia”, ujar Teten.
Dengan masuk ke pasar online, Teten merujuk kajian yang menyebutkan bahwa kinerja usaha KUMKM meningkat, pendapatan usaha meningkat hingga 80%, serapan tenaga kerja meningkat 1,5 kali lipat, 17 kali lebih inovatif,bdan bisa membantu pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 2%. “Untuk itu, kualitas produk KUMKM tidak boleh kalah dengan produk luar, agar bisa bersaing di pasar global”, jelas Menkop.
Meski begitu, Teten mengakui, kualitas produk koperasi dan UMKM masih memiliki tantangan berat, yaitu masih sangat sederhana dalam hal melakukan proses produksi. Dalam arti, belum banyal yang menggunakan teknologi moderen. “Oleh karena itu, kami memiliki ide dengan sentralisasi produksi produk UMKM dalam konsep Rumah Produksi Bersama”, kata Teten.
Nantinya, lanjut Teten, pusat-pusat pertumbuhan UMKM akan didorong berdasarkan kluster, seperti yang sudah sukses dilakukan Thailand dan Belanda. “UMKM yang tidak memiliki mesin-mesin produksi bisa berproduksi di Rumah Produksi Bersama. Di dalamnya mencakup sertifikssi, packaging, pembiayaan, dan sebagainya. Itu bisa meningkatkan pendapatan UMKM”, papar Teten seraya menyebutkan bahwa di Rumah Produksi Bersama juga bisa dilakukan konsolidasi branding produk UMKM.
Dalam kesempatan yang sama, Head of Tokopedia Salam Garri Juanda menjelaskan, Tokopedia merupakan Open Market yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh koperasi dan UMKM, termasuk Koppontren dan para santripreneur. “Untuk bisa masuk ke Tokopedia tidak harus produk yang sudah memiliki brand terkenal atau sudah ekspor. Justru kita akan membantu mereka untuk mengembangkan dan membentuk brand lokal”, kata Garri.
Menurut Garri, pihaknya terus melakukan langkah edukasi bagi KUMKM dalam memberikan pemahaman jualan produk secara digital. “Kita memiliki ratusan titik di Indonesia dalam edukasi pembentukan brand-brand lokal. Tujuannya, kita ingin ikut memajukan UMKM untuk go digital”, ucap Garri.
Inovasi OPOP
Sementara Sekretaris Tim Penguat dan Pengembangan One Pesantren One Product (OPOP) Jawa Timur M Ghofirin menegaskan bahwa saat ini pesantren juga merupakan pusat pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi kerakyatan. “Dan kini, invasi OPOP sudah berbasis digital teknologi dalam pemberdayaan ekonomi pesantren”, ucap Ghofirin.
Dalam pengembangan itu, lanjut Ghofirin, pihaknya menggulirkan beberapa program strategis, seperti membangun dan mengembangkan Pesantrenpreneur, Santripreneur, dan Sosiopreneur. “Program Santripreneur tujuannya mencetak wirausaha baru dari kalangan santri”, kata Ghofirin.
Terkait Pesantrenpreneur, Ghofirin mendorong seluruh pondok pesantren memiliki unit bisnis sesuai dengan potensi yang dimiliki wilayahnya. “Program 1000 Pondok Pesantren diharapkan dapat menghasilkan produk unggulan dari kalangan pesantren dalam lima tahun ke depan”, jelas Ghofirin.
Yang jelas, kata Ghofirin, pihaknya akan melakukan pendampingan di sisi perkuatan kelembagaan (koperasi Ponpes), SDM, produksi, pemasaran, hingga pembiayaan. “Kita sudah berada di era Revolusi Industri 4.0, harus bisa memanfaatkan era digital. Platform-platform digital dalam bertransaksi sudah ada di sekitar kita sekarang ini. Salah satunya dampaknya, perilaku bisnis sudah berubah secara radikal”, pungkas Ghofirin.