daelpos.com—Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju mendampingi Presiden Republik Indonesia dalam peresmian pabrik petrokimia terintegrasi PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Cilegon, Banten, Kamis (6/11).
Pabrik PT Lotte Chemical Indonesia ini merupakan salah satu proyek strategis berskala global di sektor industri petrokimia yang akan memperkuat struktur industri hilir di Indonesia. Proyek yang dikenal sebagai LINE Project (Lotte Chemical Indonesia New Ethylene Project) ini menjadi tonggak penting dalam mengurangi ketergantungan impor bahan baku petrokimia dan mendorong kemandirian industri nasional. Pabrik PT Lotte Chemical Indonesia memiliki kapasitas produksi ethylene sebesar 1.000 kilo ton per tahun (kTA), menjadikannya pabrik ethylene terbesar di Indonesia sekaligus pabrik naphtha cracker pertama yang berdiri di tanah air selama 30 tahun terakhir. Investasi sebesar USD 3,9 miliar (sekitar Rp62 triliun) ini menjadi salah satu proyek Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar di Indonesia dan investasi petrokimia terbesar di Asia Tenggara, yang tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga menjadi penggerak utama rantai pasok industri kimia hilir seperti plastik, tekstil, otomotif, dan kemasan.
Dalam sambutannya, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menekankan pentingnya membangun kepercayaan investor melalui konsistensi dalam penegakan hukum dan kepastian berusaha. “Semua didasarkan atas kepercayaan. Jika kita konsisten dengan rule of law, memberikan kepastian hukum, maka kepercayaan dapat muncul dari mana pun dan kita akan cepat menuju kemakmuran,” ujar Presiden.
Sementara itu, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani menegaskan bahwa proyek PT Lotte Chemical Indonesia merupakan contoh konkret dari arah kebijakan investasi hilirisasi yang menjadi prioritas nasional, yaitu mendorong agar seluruh proses pengolahan sumber daya dilakukan di dalam negeri untuk menghasilkan nilai tambah yang lebih besar bagi perekonomian Indonesia.
Kehadiran PT Lotte Chemical Indonesia menjadi bukti nyata kepercayaan investor global terhadap arah kebijakan hilirisasi Indonesia, sekaligus menjadi pemicu tumbuhnya minat investasi baru di berbagai sektor hilirisasi dan industri pengolahan dalam negeri.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa keberhasilan realisasi investasi proyek Lotte Chemical Indonesia ini tidak lepas dari kerja sama dengan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM dalam mendorong percepatan hilirisasi nasional.
“Begitu Pak Rosan dilantik sebagai Menteri Investasi oleh Bapak, dan kami dilantik sebagai Menteri ESDM dan sebagai Ketua Satgas Hilirisasi dan Kedaulatan Energi. Saya masih ingat bahwa (Bapak Presiden) perintahkan kami di istana dengan Bapak Rosan, agar bagaimana seluruh proyek yang sudah jalan harus segera selesai. Tidak boleh tunggu lama,” ujar Bahlil.
Proyek PT Lotte Chemical Indonesia menjadi simbol eratnya hubungan ekonomi Indonesia–Korea Selatan serta komitmen kedua negara memperkuat kerja sama di bidang industri, energi, dan teknologi berkelanjutan.
Korea Selatan merupakan salah satu mitra strategis utama Indonesia dalam sektor investasi. Selama periode 2020 hingga September 2025, realisasi investasi dari Korea Selatan mencapai USD12,8 miliar, menjadikannya negara investor terbesar ke-7 dengan pertumbuhan rata-rata 14,3 persen per tahun. “Lotte akan terus berinvestasi dan memperluas bisnisnya ke produk petrokimia bernilai tambah tinggi untuk memperkuat kapasitas industri Indonesia. Serta menciptakan lebih dari 21.000 lapangan kerja langsung dan tidak langsung,” ungkap Shin Dong-bin CEO dan Chairman Lotte Corporation. “Sejalan dengan visi Presiden Prabowo tentang “Indonesia yang Kuat dan Mandiri”, kami akan terus berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan Indonesia,” tegasnya.








