DAELPOS.com – Saya kesulitan untuk belajar. Saya sebenarnya sangat mendambakan informasi jenis itu –yang juga akan bisa membeli banyak orang untuk bersama-sama belajar memakai diri.
Yakni informasi dari bagian kematian penanganan Covid-19. Misalnya: Siapa saja yang meninggal dunia itu? Lebih dari 1.000 orang. Yang sangat penting: berapa persen dari yang meninggal itu punya penyakit apa sebelumnya? Bagaimana latar belakang kehidupan mereka? Berapa persen yang dikeluarkan berapa?
Demikian juga jumlah persen yang terlalu gemuk. Berapa persen yang terlalu kurus?
Dan seterusnya.
Maka saya pun usul: Bagaimana jika ada pihak yang ditunjuk khusus. Untuk membuat tabulasi informasi yang sangat dibutuhkan itu.
Saya bisa membantah –meski tidak sepenuhnya– kerahasiaan pasien Covid-19 selama ini. Tapi hak kita juga untuk mendapat informasi yang benar tentang itu.
Tentu semua data pasien ada di rumah sakit. Lengkap. Tentang yang meninggal dunia. Khususnya data primer yang sangat diperlukan untuk masyarakat.
Sudah disetujui lembaga yang mengeluarkan Covid-19 secara resmi mempublikasikan informasi primer itu. Toh tidak akan membantah dengan rahasia apa pun.
Data yang kami butuhkan adalah: hanya angkanya. Tidak sampai ke soal nama atau alamat.
Dari angka-angka yang disiarkan selama ini kita tidak bisa belajar banyak. Menambah waswas. Ke depan masyarakat harus terus belajar. Penting untuk menghadapi Kehidupan normal-baru.
Kita juga tidak mendapat pelajaran banyak dari Tiongkok. Menghapus belajar manajemen penanganannya. Saya pun mahfum. Tiongkok adalah negara komunis yang tertutup. Di sana banyak hal dirahasiakan –meski kembali sudah banyak berubah pula.
Kita mendapat lebih banyak informasi dari Amerika Serikat. Terutama dari New York. Lebih banyak kelompok yang setuju Covid adalah masyarakat kulit hitam. Lebih banyak orang meninggal di atas 60 tahun. Yang sebelum kena Covid memang sudah disediakan. Yang terbanyak adalah penyakit jantung dan darah tinggi – penyakit yang masih memiliki hubungan kekerabatan.
Menurut data yang diterima yang meninggal itu sebelumnya sudah punya penyakit pernafasan. Dan gula darah.
Dan yang badannya sangat gemuk.
Tapi itu di Amerika Serikat. Kita membutuhkan data yang dari Indonesia. Yang di sini tidak ada masyarakat kulit hitam – jumlah yang nyata.
Kita perlu siap-siap hidup dengan normal-baru. Begitu pula menyenangkan seluruh dunia. Semua menuju ke kehidupan normal-baru. Rupanya tidak ada yang kuat berlama-lama dalam kehidupan terkekang.
Itu berarti kita harus bisa membawa diri. Belajar dari data yang ada. Tapi kita belum punya data itu. Belum diberi.
Data itu juga penting untuk daerah-daerah yang belum terlalu diserang Covid-19. Agar bupatinya bisa antisipasi. Untuk lebih memperhatikan warga negara yang mengajukan Covid-19.
Pasar adalah salah satu wilayah rawan. Tapi adakah pengurus pasar yang peduli siapa saja pedagang di sana? Dalam pengertian pedagang yang mana lebih rawan terserang Covid-19? Lalu harus diapakan sebelum disetujui virus?
Menghadapi kehidupan normal-baru nanti, setiap kelompok bisa mengidentifikasikan diri Anda lebih baik. Belajar dari data. Yang dikeluarkan sedang disiapkan.
Kita membutuhkan sistem komunikasi baru. Ceramah, imbauan, komunikasi, adalah model komunikasi yang tidak menggairahkan.
Ahli komunikasi harus mengambil peran lebih ke depan.
Kita sudah mulai bosan dengan data yang setiap hari diterima. Yang tidak banyak lagi mengandung arti. Nyawa sudah dianggap menjadi angka-angka.
Angka yang mati pula. (Dahlan Iskan)