DAELPOS.com – Dalam rangka membantu monitoring pelaksanaan salah satu program Pemulihan Ekonomi Nasioanl (PEN) di bidang lingkungan hidup dan kehutanan, yaitu Program Padat Karya Penanaman Mangrove (PKPM) Tahun 2020, Tim Staf Khusus Menteri (SKM) dan Tenaga Ahli Menteri (TAM) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Bali pada tanggal 11 – 14 November 2020. Tim SKM diwakili oleh Kelik Wirawan W dan TAM diwakili oleh Pramu Risanto, Djoko Widardjo, Nur Achmad S. dan Yuliarto Joko P.
PKPM di Provinsi Bali dilaksanakan oleh Unit Pelaksanaan Teknis Balai Pengelolaan Derah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (UPT BPDASHL) Unda Anyar. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat serta mengembalikan fungsi ekosistem mangrove dalam pencegahan perubahan iklim dan ekowisata. Kepala BPDASHL Unda Anyar, Titik Wurdiningsih, menjelaskan bahwa total luas penanaman mangrove dalam rangka program PEN di wilayah kerjanya seluas 100 Ha yang tersebar di 4 Kabupaten/Kota (Badung, Jembrana, Buleleng dan Denpasar) dan dikerjakan oleh 12 kelompok masyarakat dengan melibatkan 547 orang. Program ini berlangsung selama 3 bulan, dari bulan Oktober sampai Desember 2020.
Tim Kunker berkesempatan mengunjungi Mangrove Information Center dan 2 kelompok masyarakat pelaksana di Tahura I Gusti Ngurah Rai, yaitu di Desa Pemogan (KUB Segara Batu Lumbang) dan Jimbaran (KN Ersanya Gaing-Gaingan) pada tanggal 12 November 2020.
“Mangrove Information Center (MIC) ini dapat dijadikan sebagai lokasi percontohan bagaimana ekosistem mangrove dapat dikelola tidak hanya untuk perlindungan ekosistem namun juga untuk kepentingan wisata dan edukasi,” jelas Yuliarto ketika mengunjungi MIC yang berada di jalan by pass Ngurah Rai.
Selanjutnya, tim kunjungan kerja mengunjungi 2 kelompok masyarakat. Jenis mangrove yang akan ditanam di kedua lokasi tersebut adalah Rhizopora sp dengan jumlah sekitar 75.000 batang. Progres penanaman saat ini 75 persen.
“Program ini sudah berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil diskusi dengan masyarakat, mereka menyatakan senang dan bersyukur ada program PKPM sebab selain ikut melestarikan lingkungan hidup, mereka juga mendapatkan upah di tengah pandemi yang berdampak juga ke perekonomian mereka. Tim pelaksana hendaknya mengupayakan agar penanaman mangrove dan pendistribusian dana bisa tepat waktu, dan ke depan agar terus memantau pertumbuhan tanaman, sehingga dapat berkelanjutan,” ujar Kelik Wirawan.
Selain itu, Nur Achmad dan Djoko Widardjo juga menyarankan agar masyarakat dibantu dalam mengidentifikasi zona pemanfaatannya dan melaporkan ke direktorat jenderal terkait, sehingga ada legalitas atau dasar hukum yang kuat untuk mengelola wisata di lokasi tersebut. Harapannya, bila wisata sudah berjalan, maka lokasi mangrove ini dapat dikembangkan menjadi salah satu wisata premium di Provinsi Bali.
“Kegiatan ini perlu ditindaklanjuti dengan selalu melibatkan generasi muda dan melakukan sosialisasi terus menerus mulai dari tingkat TK/Paud hingga Perguruan Tinggi. Ayo Tanam Mangrove untuk Masa Depan!” pungkas Pramu Ristanto.