Perang Dagang, Penjual Gorengan Pun Kena Imbas

Sunday, 3 January 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

foto Ist

foto Ist

Oleh:Mukhaer Pakkanna

 DAELPOS.com – KENDATI masih masa pandemi Covid-19, kurva laju importasi kedelai dari Amerika tidak pernah menurun. Tetap bertengger tinggi.

Tatkala perang dagang AS-China menghangat, ekspor kedelai ke China berhenti. Kedelai masuk dalam daftar komoditas yang dilarang. Dampaknya, harga kedelai menjadi mudah masuk ke negara lain, termasuk ke Indonesia. Bahkan harga kedelai impor sangat murah hingga di tingkat konsumen Rp 6.500 per kg.

Namun, ketika Amerika mengeluarkan kedelai dalam daftar barang yang dilarang masuk ke China pada akhir Desember 2020, seketika China mengimpor skala besar dari Amerika. Harga pun membumbung tinggi di tingkat internasional.

Dampaknya, harga kedelai di Tanah Air menjadi terdongkrak tinggi. Sementara, produk kedelai lokal sulit bersaing. Selain karena harga kedelai lokal yg tinggi juga kualitasnya masih payah. Bahkan, tidak ada kebijakan afirmatif pemerintah untuk meningkatkan kualitas kedelai dan memproteksi petani kedelai supaya bisa bersaing di pasar lokal.

Akhirnya, masyarakat sangat bergantung pada impor kedelai. Penjual gorengan yang selama ini mengandalkan tahu dan tempe sebagai komoditas unggulan yang dipasarkan menjadi hilang. Karena ketiadaan barang dan ongkos produksi yang maha tinggi. 

Dampaknya, kenaikan harga kedelai impor berbuntut mogok produksi produsen tahu dan tempe di Jakarta dan Jawa Barat sejak 1 hingga 3 Januari 2021. Merujuk laporan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), memperkirakan lonjakan harga kedelai dipicu meredanya ketegangan antara Amerika dan China.

Selama ini, sebagian besar dari kebutuhan kedelai Indonesia memang dipenuhi dari impor. Para perajin tahu tempe bukannya tidak ingin membeli kedelai lokal. Tapi masalahnya, harganya belum kompetitif.

Sekali lagi, ini tamparan bagi kita semua karena mental produksi yang hilang. Tapi yang paling penting adalah kebijakan afirmatif dan protektif kepada petani kedelai.

See also  Joe Biden Jadi Presiden Katolik Kedua AS, Dulu JFK Tewas Ditembak

Di negara-negara maju kebijakan seperti itu sudah galib terjadi. Sehingga mutu dan harga jual komoditas mereka sangat bersaing dalam perdagangan internasional.

Dampak dari itu semua, sebanyak 5.000 pelaku usaha kecil dan menengah di Jakarta menghentikan proses produksi tahu dan tempe selama tiga hari, pada 1 hingga 3 Januari 2021.

Mogok kerja ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap lonjakan harga bahan baku yakni kedelai dari Rp 7.200 menjadi Rp 9.200 per kilogram.

(Rektor ITB Ahmad Dahlan Jakarta)

Berita Terkait

36 Tahun Adnan Husein: Dari Atlet Voli BBD hingga Purna Tugas di Puncak Mandiri
Ajang PLN Journalist Awards 2025 Dibuka, Apresiasi untuk Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional
Pohon Ajaib di Bali Berbisik di Malam Hari: “Bayan Tree Night Journey” Tawarkan Pengalaman Spiritual yang Tak Terlupakan
Bandung Lautan Palestina, Ribuan Massa Tuntut Hentikan Genosida
Cuan Penjual Kue Kering Jelang Lebaran
Jasa marga: Arus Mudik One Way KM 70 s.d KM 188
Indonesia Harus Tampil sebagai Negara Tengah Berkualitas di Forum Global
Elnusa Peduli Sesama, Gerak Cepat Bantu Korban Banjir Jabodetabek

Berita Terkait

Monday, 6 October 2025 - 09:52 WIB

36 Tahun Adnan Husein: Dari Atlet Voli BBD hingga Purna Tugas di Puncak Mandiri

Wednesday, 1 October 2025 - 18:46 WIB

Ajang PLN Journalist Awards 2025 Dibuka, Apresiasi untuk Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional

Friday, 9 May 2025 - 20:19 WIB

Pohon Ajaib di Bali Berbisik di Malam Hari: “Bayan Tree Night Journey” Tawarkan Pengalaman Spiritual yang Tak Terlupakan

Sunday, 20 April 2025 - 19:33 WIB

Bandung Lautan Palestina, Ribuan Massa Tuntut Hentikan Genosida

Saturday, 29 March 2025 - 19:00 WIB

Cuan Penjual Kue Kering Jelang Lebaran

Berita Terbaru

Ekonomi - Bisnis

Tiket Whoosh Libur Akhir Tahun: Mulai Rp250.000

Friday, 28 Nov 2025 - 21:27 WIB