Indonesia Defisit Gula 3 Juta Ton, MenkopUKM Dukung Inovasi Gula Cair

Saturday, 10 April 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com — Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengunjungi pusat produksi gula cair PT Gula Energi Nusantara (GEN) di Klaten, Jawa Tengah, Jumat (9/4/2021). Selain meninjau alat-alat dan proses produksi gula cair, Teten juga berdialog dengan Direktur UKM PT GEN Joko Budi Wiryono dan jajarannya didampingi Bupati Klaten Sri Mulyani.

“Saya ke Klaten menemui Pak Joko karena beberapa waktu lalu Pak Joko menyampaikan ide besar yaitu mengembangkan gula nasional dengan mengurangi impor dengan hanya mengalihfungsi dari gula pasir ke gula cair. Dan hari ini Pak Joko sudah mengembangkan prototipe pengolahannya dan mengembangkan sendiri teknologi produksinya,” ujar Teten di sela-sela kunjunganya tersebut.

Dengan mengubah gula kristal menjadi cair, kapasitas produksi gula menjadi naik berkali lipat. Kalau gula kristal atau gula pasir selama ini hanya memanfaatkan kandungan sukrosa dari perasan tebu, gula cair memanfaatkan semua bagian yang sebelumnya dianggap limbah. Gula cair yang diproduksi juga lebih sehat karena kadar gula rendah atau low glychemic index (LGI) dan kandungan antisoksidan tinggi.

Joko menghabiskan riset hingga 10 tahun untuk menemukan inovasi tersebut bekerja sama dengan peneliti IPB dan kalangan medis. Teknologi Gulanas pun telah mendapatkan paten dari Kementerian Hukum dan HAM. Dengan pengalamannya mengelola pabrik gula selama puluhan tahun, temuan Joko bisa menjadi solusi untuk kebutuhan gula nasional bahkan dunia.

Apalagi saat ini, Indonesia sedang mengalami defisit gula sekitar 3 juta ton. Rata-rata konsumsi gula nasional sebesar 5,1 juta ton sementara produksi gula nasional hanya 2,1 juta ton sehingga Indonesia saat ini menjadi negara pengimpor gula terbesar di dunia.

Kondisi ini menurut Teten berbanding terbalik ketika tahun 1934 silam. Saat itu, justru Indonesia mengalami surplus gula bahkan Indonesia tercatat sebagai negara eksportir gula terbesar kedua di dunia setelah Kuba. Pada zaman VOC hingga kolonial Belanda pada abad ke-17 hingga ke-18, ada 400-an pabrik gula. Namun, saat ini hanya tersisa 40-an unit dengan kapasitas produksi menengah hingga besar.

See also  Kementerian PUPR Pastikan Kinerja Tampungan Air Sebagai Antisipasi Kekeringan Tahun 2020

“Jadi saya kira dengan keterbatasan lahan tebu sekarang maka teknologi pengolahan gula cair yang dikembangkan oleh Pak Joko ini bisa menjadi salah satu alternatif untuk mencapai kita swasembada gula. Oleh karena itu, ini satu hal yang luar biasa dari usaha kecil menengah yang bisa kita kembangkan kapasitas produksinya,” ujar Teten.

Teten mendukung pengembangan kapasitas produksi gula cair oleh PT GEN agar bisa menambah suplai bagi kebutuhan dalam negeri, sekaligus untuk mengurangi impor. Pengembangan kapasitas produksi gula ini dapat didukung dalam bentuk investasi, maupun pembiayaan pemerintah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta pendampingan yang melibatkan stakeholders terkait.

“Dengan KUR bisa sampai Rp20 miliar. Pun dengan grace period yang cukup panjang, dengan bunga yang sangat kompetitif juga saya kira bisa dibiayai dari perbankan. Nanti mungkin dilakukan adalah pendampingan dari kami dan mungkin kami juga akan mengajak Kementerian BUMN dan Perindustrian untuk bersama-sama mengembangkan prototipe pabrik yang dikembangkan oleh Pak Joko,” katanya.

PT GEN mengembangkan prototipe R&D teknologi proses pengolahan gula cair tebu. Dengan campur tangan berbagai pihak, perusahaan ini berpotensi memproduksi 8,4 juta ton gula. Dengan demikian, Indonesia yang tadinya mengalami defisit 3 juta ton diyakini bisa swasembada, sehingga dengan sendirinya akan mengurangi ketergantungan impor.

“Kita bisa swasembada kalau dengan ide besar Pak Joko, karena itu saya datang ke sini untuk kita dukung dan kembangkan supaya betul-betul kita bisa swasembada gula dengan mengolah lahan tebu yang eksisting saat ini, tapi nanti kita perluas,” terang Teten.

Temuan Joko juga menjadi solusi menghadapi tren produksi gula di dunia yang saat ini turun. Berdasarkan catatan dari FAO, produksi gula tahun ini turun sekitar 6 juta ton. Jika kebutuhan gula nasional masih tergantung impor, maka dalam beberapa tahun ke depan kebutuhan gula nasional tidak dapat terpenuhi apalagi konsumsi nasional cenderung naik.

See also  Kemendagri Berharap RPP Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Mampu Minimalisir Resistensi di Daerah

“Jadi ini ancaman bagi kita kalau tergantung impor, dunia malah kurang. Maka kita punya solusi dengan mengembangkan model bisnis seperti Pak Joko,” lanjut Teten.

Direktur UKM PT GEN, Joko Budi Wiryono menjelaskan perusahaannya memproduksi gula cair untuk meningkatkan nilai tambah. PT GEN adalah perusahaan yang memiliki visi untuk berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional, melalui pengembangan produk hasil olahan tebu dan palm beserta turunannya.

Joko Budi Wiryono menyampaikan pihaknya memilih mengembangkan usaha gula cair dari tebu ini karena ingin Indonesia bisa swasembada gula. Ketidakmampuan Indonesia berswasembada gula ini karena adanya kesalahan dalam memanfaatkan tebu untuk produksi gula.

“Berdasarkan riset kami selama 81 tahun, ada tren produksi gula di Indonesia terus menurun. Sedang trend impor gula terus naik. Kalau tren ini diteruskan, maka Indonesia tidak akan pernah swasembada gula dalam waktu 50 tahun sampai 100 tahun ke depan,” katanya.

Berita Terkait

Rampungkan Pembangunan SUTT 150 kV Lubuk Linggau-Tebing Tinggi, PLN Perkuat Sistem Kelistrikan Sumsel
Sinergi Kementerian PU dan Kementerian Perhubungan, Tingkatkan Konektivitas Melalui Akses Simpul Transportasi
Keluarga Besar GNRI & Taboas Maluku Siap Mengawal Pemerintahan Prabowo-Gibran Jika Maluku Tak Di Anaktirikan.
IATPI dan Systemiq Lestari Indonesia Jalin Kerja Sama Pengelolaan Sampah Berkelanjutan
MoU dengan KKP, Mendes Yandri Optimis Desa Mampu Penuhi Bahan Baku Protein Suplai Program Makan Bergizi Gratis
Sosialisasi Empat Pilar MPR RI: Anggota MPR RI Yulian Gunhar Tegaskan Pentingnya Persatuan Menjelang Pilkada
Kementerian PU Dorong Asosiasi Profesi Tingkatkan Keselamatan dan Keandalan Sistem Kelistrikan pada Bangunan Gedung
Bahas isu penting, Sri Mulyani Adakan Pertemuan Bilateral di London

Berita Terkait

Monday, 25 November 2024 - 22:27 WIB

Rampungkan Pembangunan SUTT 150 kV Lubuk Linggau-Tebing Tinggi, PLN Perkuat Sistem Kelistrikan Sumsel

Monday, 25 November 2024 - 22:23 WIB

Sinergi Kementerian PU dan Kementerian Perhubungan, Tingkatkan Konektivitas Melalui Akses Simpul Transportasi

Monday, 25 November 2024 - 22:04 WIB

Keluarga Besar GNRI & Taboas Maluku Siap Mengawal Pemerintahan Prabowo-Gibran Jika Maluku Tak Di Anaktirikan.

Monday, 25 November 2024 - 17:56 WIB

IATPI dan Systemiq Lestari Indonesia Jalin Kerja Sama Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

Monday, 25 November 2024 - 17:41 WIB

MoU dengan KKP, Mendes Yandri Optimis Desa Mampu Penuhi Bahan Baku Protein Suplai Program Makan Bergizi Gratis

Berita Terbaru