DAELPOS.com – Sebagai kota yang menjadi saksi sejarah panjang dalam pembentukan Republik ini, Jakarta juga memiliki sejarah panjang dalam hal literasi, di mana di kota ini juga dicetuskannya salah satu poin dari Sumpah Pemuda yang menyebut ‘Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia’.
Hal itu membuat kota ini menjadi ladang bagi tumbuh-kembangnya literasi dari kesepakatan para pemuda perintis kemerdekaan tersebut.
Guna mempertahankan dan meningkatkan tradisi literasi tersebut, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mencanangkan Pembangunan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Kamis (28/10).
“Sore hari ini, kita sama-sama menyaksikan pencanangan pembangunan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu. Taman literasi ini merupakan wujud dari keseriusan Pemprov DKI Jakarta untuk membangun dan menguatkan tradisi literasi di kota ini,” ucap Gubernur Anies.
Gubernur Anies juga menjelaskan mengapa pencanangan ini dilakukan pada 28 Oktober, yang mana pada tanggal ini anak-anak muda bangsa menyepakati bahasa persatuan, bahasa Indonesia, dan dari bahasa persatuan itulah muncul karya-karya tulis dan literatur yang amat banyak.
“Kawasan Senen tahun 30-an menjadi pusat tempat kursus bahasa Indonesia dan ini harus kita dorong serta sadari bahwa simpul perekat kebangsaan adalah bahasa. Tantangannya kini adalah aspek perkembangan literasi muncul,” ungkapnya.
“Maka dari itu, kita siapkan pasar buku dan taman literasi tempat berkumpulnya para penerbit dan pegiat literasi untuk memajukan peradaban kota ini lewat karya literatur. Lalu, dipilihlah tempat ini. Taman Martha Christina Tiahahu,” tambahnya.
Gubernur Anies berharap, dengan adanya Taman Literasi Martha Christina Tiahahu ini menjadi penyemangat untuk peningkatan minat baca dan daya baca.
Jakarta tetap harus ikut berkontribusi di dalam peningkatan dua hal tersebut, kendati indeks aktivasi literasi membaca yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan di tahun 2019 menunjukkan Provinsi DKI Jakarta menempati posisi tertinggi dari 34 provinsi dengan angka indeks 58,16%.
“Ini belum cukup. Kami ingin agar anak-anak muda lebih banyak lagi melakukan kegiatan literasi dan taman ini nantinya menjadi tempat berkumpul penerbit, penulis, kemudian budayawan, seniman yang mereka semua nantinya akan melakukan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan literasi,” papar Gubernur Anies.
“Adanya taman literasi ini diharapkan bisa menjadi simpul pertemuan dari begitu banyak stakeholder di bidang literasi dan harapannya nanti akan bisa menghasilkan produk-produk literatur yang berkualitas dan memajukan literasi di Indonesia. Ini bentuk dari tanggung jawab kita,” lanjutnya.
Penamaan dan pemilihan nama pahlawan Martha Christina Tiahahu juga berkesinambungan dengan tujuan keberadaan taman, di mana Martha Christina Tiahahu merupakan pahlawan muda asal Maluku yang teguh berjuang melawan kolonialisme.
“(Taman Literasi) diletakkan di Taman Martha Christina Tiahahu, seorang pahlawan asal Maluku yang wafat di usia belia, 18 tahun, dia adalah pemimpin perlawanan melawan kolonial Belanda. Tempat ini diharapkan menjadi tempat untuk anak muda dapat memaknai bahwa sebuah taman dinamai dengan pahlawan usia muda, 18 tahun,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda), William Sabandar, menyampaikan bahwa pembangunan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu akan dibangun di lahan seluas sekitar 9.710 meter persegi dirancang dengan bangunan satu lantai di atas lahan eksisting taman.
Salah satu bagian bangunannya akan difungsikan sebagai perpustakaan untuk memfasilitasi kegiatan membaca, diskusi, dan belajar.
“Selain itu, akan dibangun pavilion literasi, selasar pandang, galeri, amphitheater, taman plaza, taman bermain, forest walk, hingga kolam teratai. Taman ini juga terintegrasi dengan akses langsung ke Stasiun Blok M BCA dan Terminal Blok M,” tandasnya.