DAELPOS.com – Dari Desa Tiwoho, Kab. Minahasa Utara, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong memimpin penanaman pohon serentak di tingkat Provinsi Sulawesi Utara. Wamen Alue bersama 215 orang peserta, menanam mangrove di areal yang termasuk dalam wilayah kelola Taman Nasional Bunaken tersebut.
Selain peserta dari KLHK, penanaman mangrove melibatkan pemerintah daerah, dan unsur TNI/Polri, serta masyarakat, Tokoh Masyarakat dan Hukum Tua Desa Tiwoho. Secara khusus, sebanyak 20 orang siswa Green Ambassador dari SMA di Sulawesi Utara juga ikut menanam mangrove bersama Wamen Alue.
Sebagai langkah awal, pada kesempatan ini ditanam 2.500 batang mangrove. Di Tahun 2024, KLHK memberikan bantuan kepada Kelompok Karang Taruna Karya Muda dari Desa Tiwoho untuk mengelola 30.000 bibit melalui program Kebun Bibit Rakyat (KBR).
Wamen Alue menjelaskan, pelaksanaan penanaman serentak kali ini merupakan pelaksanaan yang ketiga kali dari keseluruhan rangkaian penanaman serentak. Sesuai arahan Presiden RI, secara serentak penanaman dilaksanakan di seluruh Indonesia selama musim hujan.
“Kegiatan penanaman serentak se-Indonesia pertama dan kedua pada awal musim penghujan tahun 2024 dipimpin Presiden RI dari Jakarta. Sementara, yang kedua dipimpin Wakil Presiden RI dari Banten,” ujar Wamen Alue saat membacakan Sambutan Menteri LHK pada Acara Penanaman Pohon Serentak di Seluruh Wilayah Indonesi, Rabu (7/2).
Kegiatan penanaman pohon merupakan upaya konkrit dan strategis dalam mengatasi triple planetary crisis yaitu, perubahan iklim, polusi dan ancaman kehilangan keanekaragaman hayati. Ketiganya saling terkait dan sangat mendesak untuk diatasi.
Keberadaan pohon dan tutupan lahan yang baik akan meningkatkan daya dukung alam dalam mitigasi perubahan iklim, ketahanan pangan, energi dan kesejahteraan seluruh mahluk hidup. Oleh karena itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berkomitmen untuk mengurangi emisi dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya melalui Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.
“Selain itu juga menjadi catatan bahwa bulan Februari ini kita memperingati hari lahan basah dan untuk itu antara lain kita juga menanam di areal lahan basah seperti mangrove,” kata Wamen Alue.
Menanam pohon tidaklah berat, merawat dan menjaga pohon untuk tetap tumbuh akan menuai kebaikan. Wamen Alue mengajak untuk menanam minimal 25 pohon seumur hidup untuk setiap individu.
Kepedulian dan kecintaan bersama dalam menjaga dan merawat lingkungan bisa diwujudkan dengan aksi nyata menanam pohon. “Bangun Harmoni dengan Alam, Mulailah Menanam”.
Usai penanaman serentak, Wamen Alue melanjutkan kunjungan kerjanya ke Grand Luley. Di sana Wamen Alue menaiki kano untuk meninjau mangrove dan mengamati satwa tarsius. Setelah itu, Wamen Alue menuju Tahura Gunung Tumpa yang merupakan salah satu wisata alam yang ada di Bumi Nyiur Melambai.
Mengakhiri kunjungan kerjanya di Sulut, Wamen Alue meninjau Persemaian Likupang Batu Putih yang berada di Kelurahan Batuputih Bawah, Kecamatan Ranowulu – Kota Bitung, sekaligus melakukan pengamatan satwa endemik Sulut yaitu Monyet hitam Sulawesi atau dalam bahasa lokalnya yaki dan tarsius di kawasan Hutan Tangkoko, Kota Bitung.
Sebelumnya, Wamen Alue juga meninjau sejumlah lokasi diantaranya Persemaian Permanen Kima Atas dan Anoa Breeding Center yang terletak di kawasan Arboretum Kawanua, Manado, pada Selasa (6/2).
Pada kunjungannya di Provinsi Sulut ini, Wamen Alue didampingi oleh Direktur Rehabilitasi Hutan Ditjen PDASRH Nicholas Nugroho, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik Ditjen KSDAE Nunu Anugrah, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Utara Jemmy Ringkuangan, dan para Kepala UPT KLHK di Sulawesi Utara. (y)