Koperasi Perikanan Berperan Atasi Ancaman Stunting

Monday, 14 October 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Stunting masih menjadi ancaman serius bagi Indonesia saat ini. Berdasarkan data Riskesdas 2013, satu dari tiga anak Indonesia menderita stunting. Koperasi perikanan dinilai dapat berperan untuk mengatasi masih tingginya angka stunting di wilayah Indonesia.

“Untuk mengatasi persoalan stunting harus melibatkan semua pihak, mulai dari pemerintah, swasta, komunitas termasuk di dalamnya koperasi. Sinergi dan kolaborasi antara semua pihak akan mempercepat penurunan angka stunting secara nasional,” kata Yogie Arry, Direktur Utama PT Aruna Industri Bintan, dalam Simposium Pemanfaatan Protein Ikan dalam Rangka Pencegahan Stunting, (14/10/2019).

Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan seseorang lebih pendek dari tinggi badan orang lain yang seusianya. Stunting disebabkan tiga hal, pola asuh, pola hidup dan pola makan. Pola makan ini adalah akibat malnutrisi atau kekurangan gizi sejak bayi dalam kandungan. Sumber gizi utamanya dapat diperoleh dari ikan sebagai salah satu sumber protein tinggi yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh dan berkembang secara sehat.

Yogie dalam simposium mengatakan dengan produksi ikan Indonesia yang melimpah seharusnya persoalan gizi masyarakat dapat teratasi. Karena itu, ia mengajak koperasi perikanan bekerja sama membangun industri pengolahan ikan untuk memproduksi tepung protein ikan (Hidrolisat Protein Ikan/HPI).

Ia menjelaskan HPI merupakan campuran peptida yang didapat melalui hidrolisis atau pemecahan protein ikan sehingga lebih mudah diasimilasi oleh makhluk hidup. HPI mengandung omega 3 tinggi, EPA dan DHA, lemak tak jenuh, nilai bilogis mencapai 90 persen dengan jaringan pengikat sedikit sehingga lebih mudah dicerna.

“Bahan baku ikan untuk memproduksi tepung protein ikan cukup dengan jenis ikan rucah yang harganya murah, sekitar 2000/kg. Ikan-ikan tangkapan jenis ini seringkali terbuang karena tidak termanfaatkan,” kata Yogie.

See also  Inilah Top Inovasi Pelayanan Publik Terpuji Tahun 2022!

Yogie mengajukan konsep kemitraan dalam membangun industri tersebut. Untuk memproduksi 2 ton per bulan HPI, membutuhkan investasi sekitar Rp 2 miliar dengan kebutuhan bahan baku ikan sebanyak 10 ton. Dalam kemitraan, ia mengatakan, pihaknya akan menjadi penjamin pasar, dan sebagai penyedia teknologi.

“Industri pengolahan ikan berbasis koperasi ini akan memberi jaminan harga pada nelayan dan mendorong peningkatan kesejahteraan nelayan dan menyerap tenaga kerja,” kata Yogie.

Hal ini, sekaligus juga koperasi perikanan membantu pemerintah daerah untuk mengatasi persoalan kekurangan gizi masyarakat di daerahnya. Ia berpendapat daerah perlu membangun konsep otonomi protein di wilayahnya yang bekerja sama dnegan koperasi atau Bumdes mempercepat penanggulangan persoalan stunting di daerah.

Yogie menghitung dengan jumlah anak yang terkena stunting mencapai 9 juta orang, maka membutuhkan protein mencapai 6.750 ton bulan. Untuk memproduksinya membutuhkan 36.546 ton ikan per bulan. Ini menjadi potensi untuk menggerakkan industri perikanan.

Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Victoria Br. Simanungkalit secara terpisah mengatakan mendukung model kemitraan antara koperasi perikanan dengan swasta untuk membangun hilirisasi industri berbasis koperasi. Industrialisasi berbasis koperasi perlu untuk meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan masyarakat khususnya anggota koperasi. Hal ini sejalan dengan program prioritas nasional sesuai dengan RKP 2019 membangun korporasi model koperasi melalui kemitraan.

Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman, Agung Kuswandono mengatakan stunting dan masalah kekurangan gizi menjadi isu nasional yang mendesak dituntaskan. Masalah gizi dapat berdampak pada intelektual generasi masa depan bangsa. Karena itu, ia menegaskan stunting harus diselesaikan secara cepat. Penangangananya perlu holistik dan terintegrasi sehingga dalam lima tahun ke depan stunting tidak lagi menjadi masalah bagi Indonesia.

See also  Menkop dan UKM Sarankan UMKM di Gorontalo Kembangkan Produk Unggulan Berbasis Ikan Laut

“Solusi mengatasi stunting adalah dengan pemanfaatan protein ikan yang dapat diperoleh dari ikan rucah. Nilai gizi dalam ikan rucah sama dengan ikan yang mahal,” kata Agung. (DAE)

Berita Terkait

BULD DPD RI Evaluasi Tata Kelola Desa Hadapi Tantangan Global
Menteri PANRB Paparkan Progres Penataan Organisasi KMP Hingga SAKP
Menteri Dody Tinjau Modernisasi Daerah Irigasi Siman di Jombang
Wamen Diana Bertemu Wamendikdasmen, Bahas Program Revitalisasi Sekolah/Madrasah Tahun 2025
DPD RI, APDESI, dan KPPOD Bahas Tata Kelola Pemerintahan Desa
Tidak Ingin Bernasib Seperti Jepang dan Korea, Mendes Yandri Ajak Alumni Unpam Kembali ke Desa BR/Humas/KDPDTT/XI/2024/49
Tingkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Kementerian PANRB Dorong Budaya Berinovasi
Jelang Nataru, Senator Mirah Minta Kementan dan Bulog Kawal Stok Pangan

Berita Terkait

Saturday, 23 November 2024 - 14:15 WIB

BULD DPD RI Evaluasi Tata Kelola Desa Hadapi Tantangan Global

Saturday, 23 November 2024 - 14:11 WIB

Menteri PANRB Paparkan Progres Penataan Organisasi KMP Hingga SAKP

Friday, 22 November 2024 - 16:44 WIB

Menteri Dody Tinjau Modernisasi Daerah Irigasi Siman di Jombang

Friday, 22 November 2024 - 16:39 WIB

Wamen Diana Bertemu Wamendikdasmen, Bahas Program Revitalisasi Sekolah/Madrasah Tahun 2025

Friday, 22 November 2024 - 12:39 WIB

DPD RI, APDESI, dan KPPOD Bahas Tata Kelola Pemerintahan Desa

Berita Terbaru

ilustrasi / foto ist

Berita Utama

Realisasi Anggaran Pendidikan Hingga Oktober 2024 Capai Rp463,1 Triliun

Saturday, 23 Nov 2024 - 17:15 WIB

Olahraga

Petrokimia Gresik Juara Livoli Divisi Utama 2024

Saturday, 23 Nov 2024 - 17:05 WIB

Daerah

BULD DPD RI Evaluasi Tata Kelola Desa Hadapi Tantangan Global

Saturday, 23 Nov 2024 - 14:15 WIB

Nasional

Menteri PANRB Paparkan Progres Penataan Organisasi KMP Hingga SAKP

Saturday, 23 Nov 2024 - 14:11 WIB