DAELPOS.com – Sebanyak 15 nomine Anugerah ASN dari kategori PNS Inspiratif, The Future Leader, dan PPT Pratama Teladan, memperebutkan posisi Top 3. Kisah inspiratif, inovasi, serta cara mereka mempresentasikan kinerjanya, dinilai oleh tim juri yang berasal dari berbagai latar belakang seperti akademisi, profesional, praktisi, dan penggiat literasi. Nantinya, mereka yang terpilih menjadi tiga terbaik diharapkan bisa menjadi penggerak pembangunan bangsa menuju Indonesia Emas 2045.(8/11/2019)
Hal tersebut dikatakan penulis senior Maman Suherman, yang juga menjadi juri dalam ajang Anugerah ASN 2019. Baginya, ajang ini adalah sebuah upaya menularkan nilai-nilai positif sehingga aparatur sipil negara (ASN) dapat menjadi inspirasi dan teladan di medan pengabdian dimanapun mereka bekerja.
Melalui ajang ini pula, diharapkan dapat menghilangkan stigma negatif PNS yang sering dianggap sebagai pilihan terakhir atau alternatif dalam berprofesi. “Selama tiga hari menjadi juri Anugerah ASN 2019, saya punya optimisme yang tinggi bahwa ASN kita bisa menjadi ikon yang semakin baik dan diperhitungkan di masa depan,” ujarnya, di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Jakarta, Rabu (6/11).
Kang Maman, panggilan akrabnya, menjadi juri sejak Anugerah ASN tahun 2018. Ia mengungkapkan bahwa Anugerah ASN tahun 2019 sedikit berbeda dengan tahun lalu, sebab tahun ini terdapat kategori baru, yaitu The Future Leader. Kategori ini merupakan sebuah kemajuan karena mampu memotret ASN yang bisa menjadi pemimpin masa depan.
Menurut Kang Maman, terwujudnya Indonesia Emas 2045, harus ditunjang dengan ASN yang menguasai enam literasi untuk bisa bersaing di era digital. Enam literasi dasar tersebut antara lain literasi baca tulis, numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, serta literasi budaya dan kewarganegaraan. Literasi dasar tersebut harus diikat dengan empat kompetensi dasar, yakni kemampuan komunikasi, kolaborasi, kreativitas, dan critical thinking. “Saya berharap virus-virus literasi seperti ini untuk selalu dikembangkan dan mengajak kita untuk selalu menjadi pembelajar seumur hidup di berbagai bidang pengabdian,” ujar Kang Maman.
Senada dengan Maman Suherman, salah satu juri dalam Anugerah ASN yang juga merupakan penggiat Literasi Digital, Ahmad Nugraha mengatakan bahwa ajang Anugerah ASN ini sangat positif dan harus terus didorong di semua kementerian dan lembaga. Hal ini dikarenakan Indonesia membutuhkan penguatan literasi digital melalui narasi-narasi positif yang ada di khasanah kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Penguatan literasi digital penting untuk terus digalakkan untuk menangkal informasi hoaks yang kerap menyebar di belantara internet. “Di tengah banyaknya berita-berita tidak baik, hoaks dan lain sebagainya kita harus imbangi dan bahkan harus lampaui dengan narasi-narasi baik, cerita-cerita baik, prestasi-prestasi baik dan ternyata banyak sekali di ASN di Indonesia,” jelas Ahmad.
Penyaringan dalam mendapatkan kandidat terbaik Anugerah ASN 2019 dilakukan melalui tahapan yang panjang dan ketat, meliputi seleksi administrasi, penilaian portofolio, rekam jejak dan integritas, serta presentasi dan wawancara. Penilaian rekam jejak dan integritas dilaksanakan dengan mekanisme verifikasi lapangan untuk memastikan mereka memang layak dijadikan panutan dan teladan. Melalui verifikasi lapangan, kiprah dan integritas setiap peserta akan dikonfirmasi secara faktual baik di lingkungan kerjanya maupun di masyarakat. Masukan masyarakat terkait kandidat baik dari verifikasi lapangan, e-mail, maupun media sosial juga menjadi pertimbangan dalam penilaian nomine.
Anugerah ASN yang diselenggarakan untuk kedua kalinya ini merupakan ikhtiar untuk memilih dan mendapatkan sosok ASN yang kiprah dan kinerjanya baik, bahkan melampaui ekspektasi organisasi dan masyarakat. Ajang ini diselenggarakan sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan terhadap sosok abdi negara yang berkiprah nyata untuk memberikan karya baktinya baik di lingkungan kerja maupun masyarakat. (RED)