DAELPOS.com – Presiden Jokowi membuka Munas X Partai Golkar semalam. Dia memuji sejuknya hajatan partai beringin. Kondisi Golkar, disebut Jokowi berpengaruh terhadap kondisi perpolitikan nasional. Golkar tenang, Jokowi senang.
Presiden Jokowi tiba di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, pukul 19.21 WIB. Dia memasuki ballroom hotel itu, tempat digelarnya Munas, bersama Ketum Golkar Airlangga Hartarto. Di belakang keduanya ada Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, mantam Wapres Jusuf Kalla alias JK, dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Jokowi mengenakan batik lengan panjang kombinasi warna cokelat dengan dominasi kuning. Batiknya gaya Solo, tapi namanya, motif pisang Bali. Kedatangan Jokowi disambut teriakan ratusan peserta Munas. “Hidup Jokowi, hidup Golkar,” seru mereka. Suasana riuh. Jokowi tak langsung memberi sambutan. Airlangga yang duluan. Presiden, setelahnya.
Di awal sambutan saja, Jokowi sudah memancing keriuhan. “Saya tadi masuk pintu ruangan ini, hawanya sudah kelihatan. Sejuk gitu…” ucapnya. Hadirin riuh. “Sejukkk… saya yakin meski AC-nya dimatikan hawanya tetap sejuk,” lanjut Jokowi dengan wajah semringah.
Jokowi terdiam sejenak. “Saya sekali lagi ingin menyampaikan penghargaan yang tinggi terhadap kesejukan tadi,” ulangnya. Kali ini hadirin tertawa. Jokowi kemudian meluruskan isu adanya intervensi Istana dalam pemilihan ketum beringin. Dia meminta, jangan ada yang suudzon, alias berprasangka tidak baik. “Saya berikan jaminan, tidak ada!” tegasnya.
Isu yang berhembus, Mensesneg Pratikno mengumpulkan DPD-DPD Golkar. Jokowi membantahnya. Dia mengaku, sudah mengonfirmasi langsung kepada Pratikno. “Katanya kumpul kan DPD. DPD mana? Coba mana, kalau ada DPD yang dikumpulkan pak Mensesneg yang hadir di sini, silakan maju… Saya beri sepeda,” seloroh Jokowi.
Gerrrr… seisi ruangan tertawa. “Bener, saya beri sepeda betul,” timpalnya dengan raut wajah sok serius. Jokowo bilang, menteri-menteri yang bisa memanggil dan mengumpulkan DPD Golkar, ya hanya menteri dari partai itu. “Bisa aja. Pak Agus bisa, Pak Zain, atau pak Luhut bisa saja. Memang kader Golkar,” merujuk pada Mensos Agus Gumiwang, Menpora Zainudin Amali, dan Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan.
Kemudian, presiden kembali memberi apresiasi kepada Munas Golkar yang disebutnya menunjukkan sebuah persaudaraan. Dia mengajak, para peserta Munas memberikan tepuk tangan kepada Bambang Soesatyo alias Bamsoet. Bamsoet, menarik diri dari bursa pemilihan Ketua Umum Golkar periode 2019-2024. Langkah itu dilakukan nya demi kesolidan partai. “
“Jadi saya sekali lagi saya ingin mengajak kita semua memberikan tepuk tangan kita untuk bapak Bambang Soesatyo,” ajak Jokowi yang diikuti tepuk tangan para hadirin. “Kasih sepeda pak,” celetuk beberapa peserta. Gerrr. Ruangan kembali dipenuhi tawa. Jokowi menggeleng.
“Kalau Pak Bambang jangan diberi sepeda. Beliau ini pemilik Tesla nomor satu, pertama di Indonesia. Kalau saya beri sepeda untuk apa?” tanya Jokowi. Tesla yang dimaksud, adalah mobil listrik yang harganya mencapai miliaran rupiah. “Kalau saya diberi Tesla oleh Pak Bamsoet baru bener. Tapi jangan, nanti masuk gratifikasi,” tutur Jokowi disambut tawa lagi.
Dia pun menyinggung, besarnya pengaruh Golkar terhadap perpolitikan nasional Indonesia. Kalau Golkar panas, perpolitikan nasional juga ikut panas. “Sebetulnya dalam demokrasi juga nggak papa. Tapi kalau ada jalan kerukunan, kenapa kita panas-panas,” tuturnya.
Ia mengaku, khawatir apabila Partai Golkar pecah. Apalagi sampai memunculkan partai baru di kontestasi perpolitikan nasional. Golkar, dianggap Jokowi aset besar bagi bangsa Indonesia. Lagi-lagi ia menegaskan, suasana Golkar sangat menentukan situasi nasional.
“Kalau Golkar goyang, perpolitikan ikut goyang, Golkar panas perpolitikan ikut panas. Kalau Golkar dingin, perpolitikan nasional ikut dingin,” terangnya. Saya sangat menghargai, mengapresiasi cara-cara berdemokrasi yang dilakukan Golkar,” imbuh Presiden.
Negara ini, lanjutnya, butuh stabilitas politik. Utamanya, untuk menjaga perekonomian. Ia pun tak ingin Indonesia menjadi Hong Kong ataupun Chili yang ekonominya bergejolak akibat politiknya tak stabil. “Kalau stabilitas politik kita goyang sedikit saja, nggak akan orang berinvestasi,” Jokowi mewanti-wanti.
“Yang terakhir, saya nggak banyak berbicara karena saking kagumnya pada Partai Golkar,” imbuh Jokowi disambut tepuk tangan lagi. Jokowi, butuh dukungan Golkar terhadap omnibus law yang segera diajukan pemerintah. Sehingga nantinya Indonesia bisa cepat mengadaptasi perubahan dunia. Dengan begitu, Indonesia bisa menarik investasi sebesar-besarnya, membuka lapangan kerja, dan akhirnya memberikan kesejahteraan pada masyarakat. “Selamat bermunas,” tutup Jokowi. (rmco.id)