DAELPOS.com – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kamis, 5 Desember 2019. Indonesia memacu ketahanan iklim di tingkat desa dengan mendorong penerapan pola budidaya agroforestri untuk menggantikan pola tradisional yang mengandalkan pembukaan lahan dengan cara membakar.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong menegaskan pentingnya memperkuat ketahanan iklim di tingkat desa. Menurut dia, sekitar 50% penduduk Indonesia tinggal pedesaan dengan jumlah sekitar 83.000 desa. “Populasi masyarakat Indonesia yang tinggal di pedesaan sekitar 3 kali lipat populasi Spanyol,” katanya saat memberi pidato kunci pada diskusi panel di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP UNFCCC ke 25 di Madrid Spanyol, Kamis (5/12/2019).
Fakta itulah yang mendorong pemerintah mengembangkan program kampung iklim (Proklim). Lewat Proklim, masyarakat di tingkat desa dibina untuk memperkuat kemampuan adaptasi terhadap perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca. Pada saat yang sama, Proklim juga berdampak pada kesejahteraan penduduk desa dan ikut memberdayakan kaum perempuan.
“Agar program ini bisa berjalan secara berkelanjutan, butuh dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pihak swasta,” kata Wamen.
Chief Sustainability Officer APP Sinar Mas, Elim Sritaba menyatakan pihaknya mendukung penuh langkah pemerintah dalam pengembangan Proklim. Dia menjelaskan, APP Sinar Mas membangun program yang dikenal dengan Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang memberikan edukasi tentang peran penting masyarakat desa dalam menjaga hutan. Tak hanya itu, APP Sinar Mas pun memberikan bantuan finansial dan teknis untuk mendukung masyarakat desa, beralih dari metode tebang-dan-bakar ke metode agroforestri berkelanjutan. “APP Sinar Mas percaya bahwa ketika suatu desa sejahtera, hutan juga ikut lestari,” ujar Elim Sritaba.
APP Sinar Mas telah menginvestasikan lebih dari Rp46 miliar untuk program DMPA. Kini, lebih dari 18.040 rumah tangga di lebih dari 312 desa mendapat manfaat dari program tersebut. “Kami menargetkan untuk menjangkau total 500 desa hingga akhir 2020,” lanjut Elim.
Sebanyak 78 desa binaan DMPA telah terdaftar dalam program Proklim. Dari keseluruhan desa tersebut, 24 desa dianugerahi Penghargaan Proklim Utama dan 46 desa DMPA lainnya mendapatkan penghargaan Proklim Madya, karena telah berhasil menjalankan upaya berkelanjutan untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Elim menyatakan, saat ini APP Sinar Mas sedang bekerja sama dengan sejumlah organisasi untuk mengembangkan program tersebut dari skala lokal ke skala internasional.
Sementara itu Indonesia Country Director The Center for People and Forest Forest Gamma Galudra menekankan pentingnya kolaborasi antar semua pihak untuk memfasilitasi peningkatan kapasitas masyarakaat desa. Menurut dia, dukungan dari pihak swasta seperti yang dilakukan APP Sinarmas berdampak sangat positif untuk memperkuat proklim yang telah diinisiasi oleh pemerintah Indonesia.
Menurut Gamma kolaborasi antarpemangku kepentingan yang lebih erat, khususnya dalam mengoptimalisasi kapasitas lembaga, akses modal, dan akses pemasaran produk, bisa menjadi kunci untuk meningkatkan ketahanan iklim di tingkat desa.(RED)