Takdir Politik Bamsoet

Wednesday, 22 January 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jalan hidup setiap orang unik sekaligus inspiratif

DAELPOS.com – Kalimat di atas bisa mewakili karier politik Bambang Soesatyo, kerap dipanggil Bamsoet, yang kini duduk di kursi MPR RI periode 2019-2024 untuk menggantikan politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.

Pria kelahiran Jakarta 10 September 1962 ini menyingkirkan 10 kandidat pimpinan MPR RI yang diumumkan pada rapat paripurna pemilihan pimpinan MPR RI pada Kamis malam (03/10/2019). Mereka adalah Ahmad Basarah dari Fraksi PDI Perjuangan, Bambang Soesatyo (Fraksi Partai Golkar), Ahmad Muzani (Fraksi Partai Gerindra), Lestari Moerdijat (Fraksi Partai NasDem), Jazilul Fawaid (Fraksi PKB), Syarif Hasan (Fraksi Partai Demokrat), Zulkifli Hasan (Fraksi PAN), Arsul Sani (Fraksi PPP), serta Fadel Muhammad (Kelompok DPD RI).

Awalnya Partai Gerindra mempertahankan Ahmad Muzani sebagai calonnya, tapi akhirnya merelakan Bamsoet setelah melalui tahapan lobi yang kuat. Sidang Paripurna MPR pada Kamis malam memutuskan Bamsoet menjadi Ketua MPR RI periode 2019-2024. Pemilihan Bamsoet itu dilakukan secara aklamasi.

MPR zaman now bukan lagi lembaga tertinggi negara yang memiliki kewenangan mengangkat dan memberhentikan presiden sebagai mandataris MPR, namun posisi Ketua MPR masih sangat strategis.

Kewenangannya saat ini di antaranya melantik presiden dan/atau wakil presiden hasil Pemilu, mengubah dan menetapkan perubahan UUD 1945, dan melantik wakil presiden menjadi presiden apabila presiden menjabat mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya sampai masa jabatannya selesai.

Sebelum pemilihan, Bambang sudah mengantongi dukungan dari delapan fraksi di DPR dan unsur kelompok DPD. Dalam pidato perdananya sebagai Ketua MPR, Bambang mengajak agar semua pihak menjadikan MPR sebagai rumah kebangsaan. Menurut dia, MPR harus menjadi wadah membicarakan persoalan strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

See also  Tingkatkan Konektivitas Jateng Bagian Timur, Presiden Jokowi Resmikan 3 Ruas Inpres Jalan Daerah di Blora

Nama Bamsoet di Golkar mungkin belum seharum atau selegenda seniornya, Akbar Tandjung atau bahkan Abu Rizal “Ical” Bakrie sekali pun. Namun, ada satu hal yang membuat nama Bamsoet melebihi keduanya, khususnya di parlemen pasca reformasi.

Dia adalah sosok yang pernah menjabat sebagai Ketua DPR dan MPR. Akbar, memang pernah menjabat Ketua DPR periode 1999-2004. Tapi di MPR, dia hanya pernah jadi wakil ketua (1997-1998).

Sedangkan Ical, lebih banyak bergelut di dunia bisnis dengan bendera Bakrie. Maka, bisa dibilang perjalanan Bamsoet di parlemen lebih khatam ketimbang dua seniornya itu.

Bamsoet duduk pertama kali di DPR pada 2009. Itu pun, setelah beberapa kali gagal. Pada 2009, ia duduk di DPR untuk komisi III, dengan lingkup tugas di bidang hukum, hak asasi manusia, dan keamanan. Nama Bamsoet lantas jadi populer setelah menginisiasi hak angket kasus Bank Century.

Ia, bersama delapan anggota lainnya, seperti Maruarar Sirait (PDIP), Muzani (Gerindra), Andi Rahmat (PKS), Lili Wahid (PKB), M. Misbakhun (PKS), hingga Akbar Faisal (Hanura), saat itu, paling getol meminta pertanggungjawaban pemerintah soal kebijakan pemberian dana talangan (bail out) Bank Century.

Bamsoet yang pernah menjabat sebagai Ketua DPR sejak 15 Januari 2018 hingga 30 September 2019 itu dikenal sebagai sosok politikus, pengusaha dan mantan wartawan. Sejak muda, Bambang dikenal aktif di berbagai organisasi, baik organisasi kemahasiswaan, bisnis hingga politik.

Kariernya di Partai Golkar dimulai dengan menjadi Pengurus Pusat GM Kosgoro pada 1995. Kariernya terus menanjak hingga kemudian menjabat Wakil Bendahara Umum DPP Partai Golkar pada 2009. Ia kemudian terpilih menjadi anggota DPR dari Partai Golkar tiga periode, yakni pada 2009-2014, 2014-2019 dan 2019-2024.

See also  Menteri Basuki : Kualitas Pembangunan Infrastruktur Ditentukan oleh Para Insinyur

Sebelum menjadi Ketua DPR untuk menggantikan Setya Novanto yang terjerat kasus korupsi e-KTP, Bamsoet adalah anggota Komisi III DPR. Dalam kepemimpinan Fraksi Golkar Setya Novanto, Bamsoet didapuk menjadi Ketua Komisi III DPR yang membidangi persoalan hukum.

Suami Lenny Srimulyani ini sangat “concern” terhadap persoalan-persoalan hukum. Bahkan, ayah dari delapan orang anak ini menjadi salah satu dari 9 orang anggota DPR RI yang membentuk Panitia Khusus Hak Angket Bank Century.

Bamsoet dikenal kritis mengingat pernah menjadi seorang jurnalis. Ia pun kritis dalam menyampaikan pandangannya tentang Aliran Dana Lembaga Penjamin Simpanan pada Bank Century.

Bamsoet yang besar dari keluarga tentara ini menyelesaikan pendidikan dasar dan tinggi di Ibu Kota Jakarta. Ia tercatat sebagai siswa SMA Negeri 14, Kramatjati, Jakarta Timur. Pada umur 19 tahun, Bambang masuk Akademi Accounting Jayabaya, Jakarta.

Kemudian dia mengambil S1 di Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia, Jakarta. Sementara S2-nya, dia selesaikan di IM Newport Indonesia, Amerika. Sejak mahasiswa, Bambang terlibat aktif di berbagai organisasi. Seperti menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa Akademi Akuntansi Jayabaya, Ketua Umum Badan Perwakilan Mahasiswa, Pemred Majalah Universitas Jayabaya, dan Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta se-Indonesia.

Bambang Soesatyo juga pernah menjadi Pimpinan Umum Majalah HMI Cabang Jakarta, Wakil Sekretaris Koordinasi Komisariat HMI Universitas Jayabaya, Wakil Sekjen PB HMI, Ikatan Pers Mahasiswa, serta Ketua Umum Organisasi Mahasiswa Mapussy Indonesia.

Karier profesionalnya sebagai wartawan dimulai pada umur 23 tahun. Bambang adalah wartawan Harian Umum Prioritas pada tahun 1985 lalu pindah ke Majalah Vista. Kariernya menaik menjadi pemimpin redaksi majalah Info Bisnis pada usia 29 tahun pada tahun 1991.

See also  Suka Duka Relawan Perempuan Satu-Satunya Yang Jadi Supir Ambulans

Delapan tahun kemudian, dia sebagai komisaris PT Suara Irama Indah. Puncaknya, pada tahun 2004, Bambang menjadi Direktur PT Suara Rakyat Membangun sekaligus sebagai Pemimpin Redaksi Suara Karya. Kariernya terus merangkak. Pada tahun 2006, Bambang menjabat sebagai Direktur Independen PT SIMA Tbk, dan setahun kemudian menjadi direktur Kodeco Timber.

Berita Terkait

Diskusi Lintas Sektor Persiapan Nataru, Hutama Karya Siap Optimalkan Sumber Daya
Jelang Libur Nataru 2025/2026, Kementerian PU Pastikan Kesiapan Tol Bocimi
Mobil MBG Tabrak Belasan Siswa SDN 01 Kalibaru Jakut
Akses Jalan Nasional di Aceh Mulai Pulih Bertahap, Kementerian PU Terus Percepat Penanganan Darurat
Kementerian PU Pastikan Jaringan Jalan Nasional dan Tol Siap Layani Arus Nataru 2025/2026
Kementerian PU Percepat Penanganan Bencana di Aceh, Fokus Pemulihan Konektivitas
Data Tak Pernah Bohong, Jangan Biarkan Sejarah Kelam Berulang
Bantuan Kementerian PU: Sarana Air Bersih dan Sanitasi Pulihkan Warga Terdampak Bencana Sumbar

Berita Terkait

Saturday, 13 December 2025 - 11:14 WIB

Diskusi Lintas Sektor Persiapan Nataru, Hutama Karya Siap Optimalkan Sumber Daya

Friday, 12 December 2025 - 07:32 WIB

Jelang Libur Nataru 2025/2026, Kementerian PU Pastikan Kesiapan Tol Bocimi

Thursday, 11 December 2025 - 13:01 WIB

Mobil MBG Tabrak Belasan Siswa SDN 01 Kalibaru Jakut

Wednesday, 10 December 2025 - 08:46 WIB

Akses Jalan Nasional di Aceh Mulai Pulih Bertahap, Kementerian PU Terus Percepat Penanganan Darurat

Tuesday, 9 December 2025 - 06:44 WIB

Kementerian PU Pastikan Jaringan Jalan Nasional dan Tol Siap Layani Arus Nataru 2025/2026

Berita Terbaru

 Wakil Direktur Utama Pertamina, Oki Muraza memberikan sambutan saat acara Anugerah  Jurnalistik Pertamina 2025 yang diselenggarakan di Grha Pertamina, Jakarta pada Jumat (12/12/2025).

Energy

25 Jurnalis Raih Anugerah Jurnalistik Pertamina AJP 2025

Saturday, 13 Dec 2025 - 22:14 WIB

Energy

Energi Balik Jeruji: Kisah Inspiratif Pemenang AJP 2025

Saturday, 13 Dec 2025 - 22:08 WIB