Percayakah Anda Jika Indonesia Kebal Virus Corona

Monday, 17 February 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Corona seperti momok yang menakutkan. Virus yang berawal dari China kini sudah menyebar ke banyak negara.

Hingga kini hanya Indonesia yang sampai saat ini belum mengumumkan bahwa virus tersebut sudah masuk atau belum.

Hal itu juga yang membuat Mantan Menteri BUMN periode 2011-2014, Dahlan Iskan mempertanyakan hal tersebut. Dirinya pun pernah menanyakan kepada 10 orang yang berbeda negara, mengapa tidak ada virus corona di Indonesia? Percayakah Anda?

Pertanyaan tersebut diberikan kepada seorang temannya yang berada di Singapura. Inilah pertanyaan yang sama yang saya ajukan kepada 10 orang yang berbeda di negara yang berlainan:

Mengapa tidak ada virus corona di Indonesia? Percayakah Anda?

“Tidak mungkin tidak ada di Indonesia. Virus ini sudah menyerang seluruh negara di Asia,” jawab seorang teman di Singapura. Ia bukan Robert Lai. Tapi pendapatnya sama dengan Robert.

Inilah tulisan Dahlan Iskan dikutip dari disway.id

Tidak satu pun dari 10 orang itu yang percaya kalau virus corona belum masuk Indonesia.

Inilah zaman persepsi –yang fakta kalah dengan persepsi. Dan itulah nasib Indonesia –dipersepsikan seperti itu.

Bahkan ada yang memandang lebih rendah lagi: mungkin peralatan di Indonesia belum memadai untuk bisa mendeteksi virus corona.

Saya hanya tertawa mendengar jawaban yang seperti itu. Apa boleh buat. Reputasi kita memang belum tinggi. Padahal dalam banyak hal kita bisa lebih baik.

Misalnya dalam hal penyakit-penyakit tropik. Pasti dokter Indonesia lebih ahli. Tapi ada saja orang kaya Indonesia yang tetap emosional. Yang mengagungkan dokter Singapura secara membabi buta.

Orang kaya itu terkena demam berdarah. Tinggalnya di Jakarta. Ia segera dibawa ke Singapura karena hanya percaya dokter Singapura.

See also  Revisi UU Pemilu untuk Selamatkan Rakyat dan Demokrasi Sehat

Saya terlambat tahu itu. Saya tidak sempat menasihatinya. Akhirnya ia meninggal dunia di Singapura.

Masih begitu mudanya –untuk ukuran saya. Ia belum lagi 55 tahun.

Padahal dokter di Indonesia pasti lebih ahli dan berpengalaman menangani demam berdarah. Atau penyakit lain yang sebangsa itu.

Tapi tetap saja dokter kita dipersepsikan kalah.

Teman saya di Beijing menjawab dengan lebih diplomatik. Khas jawaban orang dari sana.

“Saya juga terheran-heran mengapa virus corona tidak menyerang Indonesia,” katanya. “Kalau benar begitu tentu orang Indonesia sangat berbahagia,” tambahnya.

Saya tidak perlu jawaban basa-basi begitu. Saya pun mengejarnya dengan pertanyaan yang lebih tegas: apakah Anda percaya? Akhirnya ia menjawab terus terang: “Sayang sekali saya tidak percaya.”

Ada lagi yang berpendapat bahwa virus corona sudah masuk Indonesia. Hanya saja tidak terdeteksi karena gejalanya hanya mirip flu.

Dan yang terkena ‘flu’ itu ternyata sembuh. Tanpa diketahui mungkin saja itu corona.

Memang banyak rumor yang tidak ilmiah ikut beredar. Misalnya soal suhu udara Indonesia yang panas.

Tapi suhu di Singapura kan juga tidak ada bedanya dengan di Indonesia. Bahkan Australia kini lagi musim panas –toh terkena juga.

Soal rumor tidak makan babi terbantah lebih telak lagi: kan masyarakat Tionghoa Indonesia juga makan babi. Kok juga tidak terkena.

Di Tiongkok sendiri terbukti kian jauh dari Wuhan kian sedikit yang terserang corona. Di Provinsi terjauh, Xinjiang, hanya 71 yang terkena, 11 orang di antaranya sudah sembuh. Hanya satu orang meninggal.

Di Provinsi Ningxia, yang muslimnya juga besar, hanya 70 yang terkena –itu pun yang 33 orang sudah sembuh. Tidak satu pun meninggal.

See also  Anies Serahkan Piala Kejuaraan Berkuda Equestrian Horse Sport di Jakarta

Demikian juga di Provinsi Qinghai –di antara Ningxia dan Xinjiang– hanya 18 orang terkena tapi yang 13 orang sudah sembuh. Tinggal lima orang yang masih dirawat. Tidak satu pun yang meninggal.

Di provinsi terjauh lainnya, Tibet –yang mayoritas Buddha– hanya satu orang yang terkena corona. Itu pun sudah sembuh.

Yang mengejutkan memang tetap saja Kota Wuhan. Tiga hari yang lalu tiba-tiba saja angka penderita barunya melonjak drastis. Dari biasanya sudah turun ke kisaran 1000, menjadi 14.800.

Hari berikutnya memang turun lagi tapi masih tinggi: 4.800.

Baru kemarin sudah turun lagi menjadi 1.800 orang.

Lonjakan sampai 14.000 lebih itu ternyata bukan karena wabahnya menggila lagi. Mulai hari itu dokter dan perawat dikerahkan terjun ke masyarakat. Dokter dan perawat dari propinsi lain dikerahkan ke Wuhan.

Maka angka penderita barunya tidak lagi hanya yang datang ke klinik. Itu sudah termasuk hasil operasi jemput bola ke tengah masyarakat.

Saya pun tenang. Melonjaknya angka penderita baru akibat gerakan baru jemput bola itu.

Wuhan memang lagi ‘digempur’ habis-habisan. Agar wilayah sumber wabah ini cepat teratasi.

Adakah Indonesia mirip Tibet? Yang penderitanya hanya satu –itu pun kemudian sembuh? (Dahlan Iskan)

Berita Terkait

Program Inklusi Pertamina Majukan Komunitas Difabel Sobat Istimewa Ubud
Upacara Peringatan HUT KE-58 Polhut di Kawasan Gunung Bromo
Jika Nginap di Desa, Mendes Yandri Selalu Dialog dengan Warga
Menteri ESDM Pastikan Backbone Kelistrikan Jawa, Madura dan Bali Andal Hadapi Nataru
Layani Nasabah, BRI Buka Layanan Operasional Terbatas Periode Libur Nataru
Sukseskan Swasembada Energi, PHE Berhasil Temukan Cadangan Minyak Baru di Sumatra Selatan
Yulian Gunhar Soroti Insiden Meledaknya Smelter PT Monokem Surya di Karawang
Dukung Layanan Air Minum Perpipaan di Surakarta dan Sekitarnya, Wamen Diana Apresiasi Pembangunan SPAM Regional Wosusokas

Berita Terkait

Tuesday, 24 December 2024 - 18:39 WIB

Program Inklusi Pertamina Majukan Komunitas Difabel Sobat Istimewa Ubud

Tuesday, 24 December 2024 - 17:54 WIB

Upacara Peringatan HUT KE-58 Polhut di Kawasan Gunung Bromo

Tuesday, 24 December 2024 - 09:33 WIB

Jika Nginap di Desa, Mendes Yandri Selalu Dialog dengan Warga

Monday, 23 December 2024 - 15:20 WIB

Menteri ESDM Pastikan Backbone Kelistrikan Jawa, Madura dan Bali Andal Hadapi Nataru

Monday, 23 December 2024 - 14:31 WIB

Layani Nasabah, BRI Buka Layanan Operasional Terbatas Periode Libur Nataru

Berita Terbaru

SUKABUMI_Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto didampingi Wakil Mendes PDT Ahmad Riza Patria , melantik seluruh pejabat pimpinan tinggi pratama, di Aula Kantor Desa Nagrak Utara, selasa  24/12/24
Foto: Angga/Kemendes

Berita Terbaru

Lantik Pejabat, Mendes Yandri Pastikan Tidak Ada Jual Beli Jabatan

Tuesday, 24 Dec 2024 - 23:41 WIB