Kendalikan OPT Lewat AW-IPM, Kualitas dan Kuantitas Ekspor Manggis Makin Manis

Wednesday, 27 May 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS,com – Siapa yang tak kenal manggis ( Garcinia mangostana L.). Buah asli Indonesia yang dikenal dengan Queen of The Fruits ini merupakan komoditas potensi ekspor dan mempunyai nilai ekonomi tinggi.

Indonesia mempunyai sejumlah daerah sentra manggis. Terbentang dari Provinsi Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, hingga NTB. Varietas yang terkenal di antaranya Wanayasa, Puspahiang, Kaligesing, Ratu Kamang, Ratu Tembilahan, dan Lingsa.

Lantas bagaimana peluang dan tantangan ekspor manggis ?

Direktur Perlindungan Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Sri Wijayanti Yusuf mengungkapkan, saat ini negara Cina merupakan tujuan ekspor manggis Indonesia. Namun manggis harus bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) kutu putih ( Dysmicoccus neobrevipes, Dysmicoccus lepelleyi, Exallomochlus hispidus, dan semut (Delichoderus thoracicus). Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian SYL yang menekankan pentingnya upaya mempertahankan dan meningkatkan mutu/kualitas komoditas pertanian yang dihasilkan disamping upaya peningkatan produksi dan ekspor.

“Manggis juga harus berasal dari kebun yang sudah teregistrasi,” ujar Sri melalui keterangan tertulisnya, Selasa (26/5).

Dia menjelaskan bahwa semut berperan menyebarkan kutu putih. Jika semut dapat teratasi, maka kutu putih akan terkendali. Adanya kutu putih dan semut menyebabkan turunnya kualitas manggis dan menjadi hambatan ekspor.

“Jika ditemukan 1 saja dari OPT ini, maka ekspor manggis akan ditolak,” kata dia.

Pihaknya saat ini telah berupaya mengatasi hambatan ekspor tersebut. Caranya dengan menginisiasi menerapkan kegiatan Area Wide – Integrated Pest Management (AW-IPM), pengelolaan kutu putih dan semut dalam skala luas dalam satu kawasan.

“Ini untuk menurunkan populasi suatu hama,” tambah Sri.

AW-IPM adalah program konkret Ditjen Hortikultura Kementan dalam rangka mendukung Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (GratTiEks). Dalam hal ini Direktorat Perlindungan Hortikultura bekerjasama melalui UPTD Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, dan Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya.

See also  Mendagri Keluarkan Surat Edaran Tentang Pencegahan Penyebaran dan Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (Covid 19) Bagi TKI

“Inisiasi kegiatan pengelolaan kutu putih dan semut pada tanaman manggis secara luas telah dilaksanakan oleh Kelompok Tani Manggis Berkah dan Permata Bunda. Lokasinya di Desa Puspahiang, Kecamatan Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2019, seluas 10 hektar,” beber dia.

Sri memaparkan bahwa pengelolaan kutu putih dan semut dilakukan mengikuti prinsip-prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT), termasuk mengutamakan bahan-bahan pengendali yang ramah lingkungan.

Dia merinci ada lima teknik PHT yang dilakukan. Pertama, sanitasi kebun dengan membersihkan serasah-serasah daun dan gulma yang menjadi sarang semut, kemudian dimusnahkan.

Selanjutnya pemangkasan tunas air, untuk mengurangi kerapatan tajuk. Pemangkasan tajuk, untuk menghindari pertemuan tajuk antar tanaman.

“Ketiga, pemasangan perangkap plastik berperakat/lem menempel rapat pada batang dan tidak ada celah. Penggantian plastik dilakukan bila permukaan plastik telah penuh dengan semut,” lanjut Sri.

Sementara keempat, pemasangan umpam beracun dengan Borax dan Gula Pasir (1 bagian : 4 bagian). Umpan ditempatkan di dekat pangkal batang dan digantung di dahan.

“Terakhir penyemprotan minyak sereh 2 cc/ liter air, dilakukan 2 kali pada waktu 1 bulan setelah berbunga dan 1 bulan sebelum panen,” kata Sri.

AW-IPM Dongkrak Produksi Manggis

Sri memaparkan bahwa hasil pelaksanaan AW-IPM pada manggis cukup efektif. Terbukti, terjadi peningkatan kuantitas dan kualitas produksi dari 23.000 kg menjadi 28.317 kg.

“Hasil pengamatan dari 100 sampel buah, hanya 14 buah terdapat kutu putih dan 17 buah terdapat semut, yang mana sebelumnya terdapat kutu putih dan semut pada semua buah yang panen, dengan kriteria dari 50 kg manggis diperoleh 43 kg Super, 7 kg Palkon dan BS,” bangga Sri.

Terpisah, Direktur Jenderal Hortikultura Dr Prihasto Setyanto mengungkapkan bahwa tujuan pengendalian OPT untuk menjaga kuantitas dan kualitas buah. Terutama peningkatan daya saing ekspor sebagaimana arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

See also  Kementerian PUPR Percepat Pembangunan Infrastruktur KIT Batang, Tuntas Akhir 2023

“Kita harus bersyukur bahwa ekspor buah tropis bergeliat kembali, yang tentunya menggembirakan. Karena ini membawa manfaat positif bagi perekonomian nasional, khususnya petani manggis,” ujar Prihasto.

Anton -sapaannya- mengatakan, walaupun di tengah wabah Covid-19 ekspor manggis masih berlangsung. Hal ini juga terlihat dari perbandingan volume ekspor manggis Indonesia pada bulan Januari-Desember 2019 sebesar 27.797.083,56 kg dan Januari–April 2020 yang telah mencapai 44.043.506,82 kg.

“Merujuk Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, volume ekspor manggis sangat meningkat” tambah Anton

Dalam kesempatan itu, dia juga mengingatkan bahwa dalam pengendalian OPT, agar menggunakan bahan pengendali yang ramah lingkungan. Tujuannya tak lain untuk meningkatkan kuantitas, kualitas produksi dan daya saing ekspor.

“Dan yang tak kalah penting, aman untuk dikonsumsi. Terkait penerapan AW-IPM ini
dibutuhkan komitmen petani yang memiliki kebun yang berdekatan, serta kerjasama dari berbagai pihak,” pungkasnya.

Berita Terkait

BULD DPD RI Evaluasi Tata Kelola Desa Hadapi Tantangan Global
Menteri PANRB Paparkan Progres Penataan Organisasi KMP Hingga SAKP
Menteri Dody Tinjau Modernisasi Daerah Irigasi Siman di Jombang
Wamen Diana Bertemu Wamendikdasmen, Bahas Program Revitalisasi Sekolah/Madrasah Tahun 2025
DPD RI, APDESI, dan KPPOD Bahas Tata Kelola Pemerintahan Desa
Tidak Ingin Bernasib Seperti Jepang dan Korea, Mendes Yandri Ajak Alumni Unpam Kembali ke Desa BR/Humas/KDPDTT/XI/2024/49
Tingkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Kementerian PANRB Dorong Budaya Berinovasi
Jelang Nataru, Senator Mirah Minta Kementan dan Bulog Kawal Stok Pangan

Berita Terkait

Saturday, 23 November 2024 - 14:15 WIB

BULD DPD RI Evaluasi Tata Kelola Desa Hadapi Tantangan Global

Saturday, 23 November 2024 - 14:11 WIB

Menteri PANRB Paparkan Progres Penataan Organisasi KMP Hingga SAKP

Friday, 22 November 2024 - 16:44 WIB

Menteri Dody Tinjau Modernisasi Daerah Irigasi Siman di Jombang

Friday, 22 November 2024 - 16:39 WIB

Wamen Diana Bertemu Wamendikdasmen, Bahas Program Revitalisasi Sekolah/Madrasah Tahun 2025

Friday, 22 November 2024 - 12:39 WIB

DPD RI, APDESI, dan KPPOD Bahas Tata Kelola Pemerintahan Desa

Berita Terbaru

Para pengunjung mencicipi kopi khas Nusa Tenggara Timur dari Virgil Coffee, salah satu UMKM binaan PLN yang turut serta dalam event Pesona Timur Indonesia di Gedung Sarinah, Jakarta pada 21-24 November 2024.

Ekonomi - Bisnis

PLN Gelar Bazar UMKM di Sarinah, Suguhkan Pesona Timur Indonesia

Sunday, 24 Nov 2024 - 09:57 WIB

Berita Terbaru

Komite II DPD Undang Kementerian/ Lembaga Lakukan Pengawasan UU Pangan

Sunday, 24 Nov 2024 - 09:34 WIB

Berita Utama

LavAni Navy Juara Livoli Divisi Utama 2024

Sunday, 24 Nov 2024 - 07:01 WIB