DAELPOS.com – Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan pemerintahan Jokowi – Kyai Ma’ruf genap memasuki usia 1 tahun, 8 bulan di antaranya dilalui dalam suasana pandemi Covid-19. Berbagai catatan pun muncul mengiringi jalannya pemerintahan.
Salah satu catatan besar kepemimpinan Jokowi terletak pada masalah penegakan hukum. Dapat dilihat pada kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sampai Kejaksaan Agung dalam menangani kasus Djoko Tjandra.
Peranan KPK lebih sibuk dengan berita naiknya gaji pimpinan dan rencana pemberian mobil dinas yang sebenarnya bertentangan dengan konsep single salary-nya KPK. Lalu penanganan kasus Djoko Tjandra yang belum membongkar semuanya kian menunjukkan kondisi penegakan hukum yang masih jauh dari harapan
Kebebasan berekspresi juga menjadi catatan buruk. Kontras mencatat setidaknya ada 157 kasus selama 1 tahun ini. Sejumlah aktivis ditangkap atas tuduhan melanggar UU ITE, UU yang kerap menjadi dasar penangkapan. Seharusnya dudukkan proporsinya sesuai dengan hak dasar kebebasan menyampaikan pendapat dan hal berserikat.
Belum lagi skandal Omnibus Law UU Cipta Kerja yang memicu reaksi publik hingga hari ini. Terlihat jelas tidak diinternalisasinya nilai-nilai demokrasi dalam tata kelola pemerintahan dalam proses legislasi yang seharusnya menjadi wadah penampung aspirasi publik.
Pembahasan yang dipaksakan di tengah keterbatasan kita dalam menghadapi Covid-19. Pembahasan selama pandemi membuat terbatasnya partisipasi masyarakat dalam memberi masukan, koreksi, maupun penyempurnaan UU tersebut, bahkan cenderung tertutup minim transparansi.
Penanganan Covid-19 yang pemerintah lakukan juga menjadi sorotan. Kita masih ingat diawal polemik kewenangan menetapkan lockdown antara pemerintah pusat dan daerah. Ketidakselarasan ini berdampak pada proses pembagian bansos sampai menimbulkan kesimpangsiuran data masyarakat yang berhak menerima.
Ditambah tidak sistematisnya penanganan yang pemerintah lakukan dan tidak diikuti dengan kebijakan publik berbasis sains. Kerap kali mengotak-atik Gugus Tugas ketimbang memperkuat Kemenkes dan Kemendagri. Imbasnya angka Covid-19 kian mengkhawatirkan.
Sementara di bidang ekonomi, selain karena pandemi, tampak kebijakan pro masyarakat miskin masih jauh panggang dari api. Bahkan Republika pernah mengutip angka kemiskinan di Indonesia pada Maret 2020 naik jd 9,78% / 26,42 jt orang (Momen awal ditemukannya kasus positif Covid-19).
“Di sisi lain apresiasi sikap tegas Menkeu yang menolak pajak 0% untuk mobil baru” ungkapnya
“Terakhir, mungkin Jokowi sudah bekerja keras, tapi sebagian Kementerian terlihat gagap dan hilang fokus. Secara umum nilai yang didapat 5 dari skala 10 untuk satu tahun kepemimpinan pak Jokowi dan Kyai Ma’ruf.