oleh @mardanialisera
DAELPOS.com – Bismillah, program vaksinasi telah dimulai pada 13 Januari yang lalu. Namun sampai sekarang kita msh belum melihat roadmap yang jelas terkait program vaksinasi ini. Jangan sampai kita terlalu sibuk melihat presiden di vaksin duluan dan kasus influencer pasca menerima vaksin. Banyak hal penting yang harus segera dilakukan.
Kasus India bisa dijadikan contoh. Selain memiliki jumlah penduduk yang sama-sama besar, India disebut-sebut akan melakukan vaksinasi terbesar di dunia. Ada 300 juta warga dari total 1,3 miliar jiwa yang divaksin pada Juli tahun ini. Lalu ada 3.006 pusat vaksinasi yg didirikan di seluruh India.
Program imunisasi polio, serta BCG dalam program vaksinasi Covid-19 merupakan pengalaman yang dijadikan rujukan oleh India. Selain itu, sekitar 150rb petugas kesehatan yg tersebar di 700 distrik telah dilatih secara khusus.
Apa yang sudah dan akan dilakukan India layak menjadi pengingat kita untuk tidak main-main dalam melakukan program vaksinasi ini. Salah satu problem ada di komunikasi. Akan sulit ketika komunikasinya tidak tepat karena akan menimbulkan kesimpang siuran ditengah masyarakat.
Contoh mengapa vaksin yang dipilih Sinovac, berapa banyak masyarakat yang telah divaksin dan sebagai nya. Jangan sampai program 70 Triliun ini sia-sia bila distribusi informasinya tidak tepat. Vaksin penting, namun harus diiringi dengan komunikasi yang efektif.
Kemudian kita juga patut bertanya dengan target yang ditetapkan pemerintah; Maret 2022, 188 juta warga Indonesia tervaksinasi. Namun hingga kini Puskesmas sebagai garda terdepan belum dimaksimalkan dengan baik. Kita memiliki Puskesmas yang tersebar di 9000an kecamatan dengan jumlah mencapai 10.166
Memastikan peningkatan sarana prasarana dan kesiapan seluruh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sebagai garda terdepan utk mampu menangani penyakit katastropik yang membutuhkan pemantauan pasien secara rutin sehingga meminimalisir rujukan pasien ke RS penting dilakukan di masa pandemi ini
Berulang kali saya menyatakan, seharusnya Covid-19 mengajarkan kepada kita bagaimana melakukan transformasi dan reformasi kesehatan serta penguatan pelayanan kesehatan dasar. Jika pelayanan kesehatan dasar nya kurang kuat, program apapun yg diturunkan akan lama sekali sampai ke masyarakat.