DAELPOS.com – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan bahwa pemerintah berupaya memastikan berjalannya roda ekonomi dan aktivitas usaha dapat tetap bergulir meski dengan tetap menjalankan protokol kesehatan.
“Adaptasi dan transformasi menjadi kunci keberhasilan UMKM dan koperasi dalam bertahan dan bangkit dari pandemi,” tukas Teten, pada acara webinar Membangun Milenial Produktif melalui Ekonomi Kreatif Berbasis Komunitas, yang diselenggarakan Ikatan Alumni SMAN 5 Bandung, Sabtu (13/2).
Hal itu dirangkum dalam 4 pilar transformasi. Yaitu, informal ke formal, akses rantai pasok, koperasi modern, dan pencetakan wirausaha muda produktif.
Keseluruh pilar tersebut diwadahi oleh Struktur Organisasi dan Tata Kelola KemenkopUKM yang baru saja diluncurkan serta ditranslasikan melalui program-program dari hulu. “Seperti akses pemodalan, korporatisasi petani, pelatihan dan pembinaan, hingga hilir yaitu akses pemasaran, transformasi digital,” jelas MenkopUKM.
Oleh karena itu, Teten menegaskan, koperasi kreatif menjadi salah satu konsep yang semakin relevan dengan milenial karena sangat inklusif. Namun, di saat yang sama, memungkinkan menciptakan peluang usaha dari hobi, passion, hingga kesenangan yang sama.
“Contoh koperasi kreatif yang sedang kita dorong tercipta saat ini adalah koperasi kreatif film, motor kustom, hingga koperasi berkenaan aspek desain,” kata Teten.
Teten berharap melalui forum ini tercipta ide-ide brilian serta kolaborasi strategis dalam pengembangan ekraf Indonesia serta pemulihan ekonomi nasional.
Terlebih lagi, bagi Teten, Bandung sebagai bagian dari jejaring kota kreatif dunia telah ditetapkan sebagai UNESCO City of Design. “Titel ini merupakan bukti nyata bagaimana kolaborasi multi stakeholder di Bandung menjadi contoh dan referensi bagi pengembangan UKM masa depan yang berbasis ekonomi kreatif (ekraf) dan teknologi,” papar MenkopUKM.
Teten pun percaya, forum ini dapat menciptakan banyak ide serta menghadirkan kolaborasi bermanfaat bagi para pelaku UMKM khususnya ekraf di Tanah Air untuk meningkatkan daya saing produknya.
Teten menambahkan, Badan Pusat Statistik baru-baru ini merilis kinerja ekonomi Indonesia sepanjang 2020. Meski masih terkontraksi, angka ini mengindikasikan tren positif pemulihan ekonomi nasional terus berlangsung. Dari -5.32% di Kuartal 2 2020, membaik menjadi -3,49% di Kuartal 3, dan -2,19% di Kuartal 4.
“Perkembangan ini tentu memberikan sentimen positif atas upaya pemulihan ekonomi nasional yang sedang berlangsung. Namun demikian para pelaku usaha tetap diimbau untuk terus menerapkan protokol kesehatan,” tandas Teten.
Di sinilah, lanjut Teten, pelaku-pelaku ekraf menjadi sangat relevan dan berpotensi muncul sebagai lokomotif pemulihan ekonomi nasional. “Karena, merupakan sektor yang sangat bermodalkan pada kekayaan intelektual serta penciptaan nilai tambah,” imbuh MenkopUKM.
Dalam kesempatan itu pula, MenkopUKM mengajak semua pihak untuk memanfaatkan program-program berkenaan pengembangan UMKM dan koperasi. Salah satunya melalui LPDBKUMKM yang saat ini 100% penyaluran dana bergulir difokuskan untuk koperasi.
“Artinya, komunitas kreatif dan para pelaku usaha di bidang ekraf dapat kita dorong untuk terkonsolidasi dalam format koperasi,” pungkas Teten.