Bolehkah Pakai Vaksin Pertama dan Kedua Beda Merek ?

Wednesday, 10 March 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

foto Ilustrasi / Net

foto Ilustrasi / Net

DAELPOS.com – Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah, bahkan senin (8/3) vaksin corona AstraZeneca telah tiba di Indonesia. Vaksin ini bakal digunakan pemerintah untuk program vaksinasi gratis.

Rencananya, total akan ada empat merek vaksin yang digunakan untuk program vaksinasi gratis, yakni Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax. Sementara merek vaksin lainnya akan digunakan untuk program vaksinasi gotong royong atau mandiri.

Ragam merek vaksin ini pun mengarah pada pertanyaan, apakah boleh melakukan vaksinasi dua dosis dengan merek yang berbeda? Artinya, vaksin dosis pertama dan dosis kedua menggunakan vaksin dari dua merek berbeda.

Ahli pulmonologi, dr Erlang Samoedro mengatakan bahwa sebaiknya, vaksinasi dosis pertama dan kedua dilakukan dengan menggunakan merek vaksin yang sama. Jika menggunakan vaksin yang berbeda merek pada dosis kedua, lanjutnya, ada baiknya menggunakan vaksin yang terbuat dari bahan yang sama.

“Kalau merek berbeda tapi bahan dasarnya sama, oke, enggak masalah,” kata Erlang, Selasa (9/3).

Tujuan vaksin kedua, lanjutnya, merupakan booster imun. Jika vaksin kedua menggunakan bahan dasar yang berbeda, maka fungsi pendorong imun tubuh tak bisa didapatkan.

Senada dengan Erlang, Jubir Vaksinasi Covid-19 dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Lucia Rizka Andalusia mengatakan, penggunaan vaksin beda merek sah-sah saja selama menggunakan bahan baku yang sama. Penggunaan beda merek dengan bahan dasar yang berbeda akan membuat antibodi tidak terbentuk optimal.

“Contoh [vaksin yang sama bahan] vaksin CoronaVac [Sinovac] dengan vaksin Covid-19 produksi Biofarma,” imbuhnya.

Akan tetapi, Jubir Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, memberikan pertimbangan berbeda. Menurutnya, penggunaan vaksin beda merek akan menyulitkan deteksi KIPI atau kejadian ikutan pasca-imunisasi.

“Susah nanti kalau ada KIPI, untuk menentukan KIPI ini akibat vaksin yang mana saja,” katanya saat dihubungi secara terpisah.

See also  Bertemu Bupati H. Samsul Mahmud, Wamen Viva Yoga Terus Pantau Dinamika Transmigrasi di Polman

Berita Terkait

Wujudkan Indonesia Emas: Birokrasi Wajib Ikuti Tren
Tol Terpeka Menjadi Koridor Strategis JTTS Penghubung Lampung-Sumatra Selatan
Kementerian PU Mulai Pembangunan Sekolah Rakyat di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan
Kementerian PU Kirim Bantuan Alat Berat untuk Mendukung Penanganan Longsor di Banjarnegara
Dampak Tak Terduga Insiden SMAN 72, Pramono: Banyak Siswa Ajukan Pindah Sekolah
Konektivitas Pembangunan Tol Betung-Tempino-Jambi Dikebut, Progress Meningkat
Menpora Erick Apresiasi Teladan Metropolitan City Rally, Dorong Sport Tourism Nasional
Mendes Yandri Deklarasikan Gotong Royong Bangun Desa dan Desa Bersinar di Bengkulu

Berita Terkait

Wednesday, 19 November 2025 - 11:25 WIB

Wujudkan Indonesia Emas: Birokrasi Wajib Ikuti Tren

Tuesday, 18 November 2025 - 14:05 WIB

Tol Terpeka Menjadi Koridor Strategis JTTS Penghubung Lampung-Sumatra Selatan

Tuesday, 18 November 2025 - 13:44 WIB

Kementerian PU Mulai Pembangunan Sekolah Rakyat di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan

Tuesday, 18 November 2025 - 13:41 WIB

Kementerian PU Kirim Bantuan Alat Berat untuk Mendukung Penanganan Longsor di Banjarnegara

Monday, 17 November 2025 - 16:48 WIB

Dampak Tak Terduga Insiden SMAN 72, Pramono: Banyak Siswa Ajukan Pindah Sekolah

Berita Terbaru

Berita Terbaru

Kementerian PUPR Perkuat Pemantauan Infrastruktur Pasca Erupsi Semeru

Thursday, 20 Nov 2025 - 06:17 WIB

Nasional

PT JJC Berbagi: Santunan Yatim hingga Bantuan Sembako

Wednesday, 19 Nov 2025 - 22:21 WIB

Nasional

Wamen Viva Yoga Ajak APDESI Berdayakan Desa Transmigrasi

Wednesday, 19 Nov 2025 - 22:14 WIB