DAELPOS.com – Begini cara PT Pertamina (Persero) merealisir ambisi pemerintah dalam menciptakan kemandirian energi. Perseroan yang dipimpin Dirut Nicke Widyawati itu, mempersiapkan dana investasi USD8 miliar atau Rp115,84 triliun (kurs Rp14.480) untuk pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Dalam diskusi Mengurai Hambatan Investasi Energi Terbarukan, secara virtual, Rabu (14/7/2021), Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan nilai itu setara dengan 9 persen dari total investasi Pertamina periode 2020 hingga 2024 yang besarannya mencapai USD92 miliar. Angka itu juga melebihi rata-rata investasi EBT yang dialokasikan perusahaan minyak global yakni 4,3 persen dari total belanja modalnya (capital expenditure).
“Kami mengalokasikan sekitar 9 persen untuk EBT. Kalau kami benchmark dengan global player lainnya rata-rata mereka investasi di EBT dengan growth 4 persen. Jadi sebetulnya ini sudah lebih tinggi karena kami harus catch up dengan target ambisius pemerintah,” ujar Nicke Widyawati.
Mayoritas dana investasi digunakan untuk sektor hulu (upstream) senilai USD64 miliar. Pasalnya, pemerintah ingin menciptakan kemandirian energi sedangkan mayoritas BBM Indonesia masih impor. Dengan demikian, kata Nicke, perseroan membutuhkan banyak pengembangan untuk sektor hulu. “Kami membutuhkan investasi cukup besar 50 – 60 persen investasi Pertamina ini akan kami alokasikan untuk upstream.”
Untuk sektor hilir (downstream), perseroan mengalokasikan belanja modal USD20 miliar hingga 2024. Rinciannya, senilai USD18 miliar untuk proyek pemurnian (refinery) dan petrochemical, sedangkan USD28 juta untuk komersial dan distribusi produk.
Dalam kesempatan itu, Nicke mengungkapkan strategi perseroan sebagai perusahaan minyak dan gas menghadapi perkembangan EBT. Agar tetap bertahan, maka Pertamina akan melakukan integrasi kilang dengan petrochemical yang potensial ke depan. Ketika permintaan fuel dan fossil fuel turun, tetapi lifestyle dengan tingkat kesejahteraan meningkat, kebutuhan akan petrochemical ini akan terus berkembang. Kebutuhan petrochemical luar biasa karena bisa digunakan untuk semua jenis barang.
Pertamina akan mengembangkan proyek gasifikasi dan New Renewable Energy (NRE). Meski begitu, Nicke Widyawati memastikan, di tangannya Pertamina tetap menjadi perusahaan energi, namun dengan pengembangan kepada sektor hilirisasi untuk tetap bertahan di tengah perkembangan EBT. “Pertama, kilang sekarang akan dikembangkan ke petrochemical. Prospeknya luar biasa. Kedua, gasifikasi, akan kami dorong. Ketiga, di NRE. Tiga hal ini akan kami kembangkan.”