DAELPOS.com – Sistem jaringan jalan berperan penting dalam meningkatkan konektivitas, menekan biaya logistik untuk meningkatkan daya saing suatu negara. Untuk itu efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan jalan menjadi kunci penting agar kinerja sistem jaringan jalan mampu meningkatkan daya saing nasional.
Mewujudkan hal tersebut, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahadian, selama rentang kariernya di Kementerian PUPR terus mengupayakan proses bisnis penyelenggaraan jalan yang efektif dan efisien untuk memastikan negara hadir melalui tujuh area perbaikan. Menurutnya, dengan keterbatasan sumber daya yang ada, investasi dalam jaringan jalan tersebut harus dilakukan secara pruden, tepat sasaran, cepat dan memiliki daya dongkrak ekonomi yang kuat.
“Untuk itulah diterapkan inovasi dalam seluruh proses penyelenggaraan jalan mulai dari pertama, perencanaan jaringan jalan yang mampu mendukung tata ruang gerakan intermoda dan menekan waktu tempuh ketingkat yang kompetitif,” ujarnya.
Dilanjutkan, yang kedua yaitu penerapan asset management untuk mendukung preservasi jalan yang tepat sasaran. Ketiga adalah penerapan multi opsi delivery system disesuaikan dengan kebutuhan nyata di lapangan. Keempat, penerapan desain yang menjamin minimum life cycle cost, ramah lingkungan dan berkeselamatan.
Kemudian yang kelima yaitu menerapkan disiplin mutu, waktu, biaya memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan (K4). Keenam adalah pelaksanaan preservasi jalan yang bersifat responsif dan preventif dengan standar kinerja yang terukur. Dan terakhir yang ketujuh yakni penegakan hukum dan aturan pengguna jalan yang konsisten dengan penerapan prinsip-prinsip amdal, dampak lalu lintas, pendataan dan legalisasi aset, serta pembentukan penyidik pegawai negeri sipil (PPNS).
Pria kelahiran kota Bandung ini mengatakan bahwa keseluruhan penerapan tujuh kunci perbaikan business process didukung dengan implementasi ICT Industry 4.0. “Kedepan diharapkan mampu berkontribusi dalam penyelenggaraan sistem jaringan jalan yang lebih baik untuk mendukung terwujudnya masyarakat adil dan makmur,” jelasnya.
Sebagai dampak atas inovasi tersebut, Hedy Rahadian mampu mewujudkan konektivitas jalan nasional, yaitu 100 persen untuk Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan 92 persen untuk Pusat Kegiatan Wilayah (PKW). Hedy memiliki peran sangat strategis bagi pembangunan jalan di Kawasan Perbatasan dan Pulau Terluar. Jalan yang tembus di Kawasan Perbatasan sudah mencapai 85 persen dari 1.098 km dengan bekerja bersama TNI-AD. Hedy juga memperluas kerja sama tersebut dalam pembangunan jalan pararel perbatasan Kalimantan sepanjang 811 km dan jalan perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Timor Leste sepanjang 179,99 km.
Aparatur sipil negara (ASN) Kementerian PUPR ini menamatkan pendidikan Strata-3 bidang teknik sipil pada usia 32 tahun. Hedy merupakan sosok pemimpin yang memiliki kemampuan untuk berpikir strategis dan visioner dengan tujuan untuk menata proses bisnis penyelenggaraan jalan secara menyeluruh.
Keahliannya dalam mencari solusi terhadap berbagai permasalahan mendapat pujian dari Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Hedy dikenal selalu memberikan solusi dengan pertimbangan yang solid dan mampu meminimalkan risiko pada setiap keputusan yang akan diambil.
“Saya kenal Pak Hedy ini dua puluh tahun yang lalu sejak beliau menjadi eselon tiga. Beliau selalu menyarankan, selalu berpikir strategis dalam mengatasi suatu masalah dengan mengusulkan beberapa alternatif solusi dengan risiko-risikonya dan kemudian mengambil risiko yang terkecil untuk dapat dilaksanakan,” ujar Menteri Basuki.