DAELPOS.com – Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Philippines, East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) Maritime 2023, acara ekshibisi terbesar yang menampilkan lebih dari 30 pemimpin industri kelas dunia sedang diselenggarakan di Jakarta dari tanggal 22 hingga 23 Februari 2023.
Mengangkat tema BIMP-EAGA: Breakthrough Excellence, acara ini membahas mengenai ekonomi perdagangan EAGA, potensi pasar, dan inovasi terkait pelabuhan di kawasan EAGA untuk meningkatkan daya saing ekonomi.
Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Filipina merupakan negara-negara dengan jumlah pangsa pasar lebih dari 70 juta jiwa, serta kaya akan sumber daya alam seperti minyak, gas alam, kayu, mineral, dan perikanan sehingga memberikan potensi besar untuk perdagangan dan investasi dan memberikan peluang untuk mengembangkan industri tersebut. Tak hanya itu, letak negara-negara tersebut juga sangat strategis di antara jalur pelayaran utama, sehingga memberikan potensi untuk mengembangkan fasilitas pelabuhan dan industri terkait.
Menteri Perhubungan Indonesia, Budi Karya Sumadi, menegaskan jika kemaritiman berperan besar dalam meningkatkan perekonomian suatu negara, khususnya untuk negara-negara ASEAN.
“Dibutuhkan kolaborasi, partisipasi, dan konektivitas yang baik antar negara-negara tersebut sehingga dapat meningkatkan nilai ekspor negara masing-masing serta meningkatkan perekonomian negara-negara di ASEAN,” ucap Budi.
Namun, diantara banyaknya peluang yang ada di kawasan Maritim BIMP-EAGA, Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok, Akbar Djohan menjelaskan terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi saat ini seperti kurangnya infrastruktur, terutama di bidang transportasi, komunikasi & listrik, hingga kurangnya harmonisasi kebijakan dan peraturan antara negara-negara anggota.
“Untuk menghadapi tantangan di industri saat ini, dibutuhkan peningkatan investasi di bidang infrastruktur, khususnya di bidang transportasi, komunikasi, dan pembangkit listrik untuk mendukung pembangunan daerah. Kemudian, kerja sama dan koordinasi antar negara anggota BIMP-EAGA sangatlah penting, khususnya di bidang kebijakan dan regulasi, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang lebih ramah bisnis. Terakhir, setiap negara anggota wajib untuk memberikan dukungan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM),” ucap Akbar.
Wakil Ketua Umum Bidang Transportasi, Denon Prawiraatmadja, mengatakan para pelaku usaha, terutama di sektor logistik dan pelayaran dituntut lebih peka dalam melihat perkembangan dunia, dan tangkas menghadapi situasi sulit ini yang banyak ketidakpastian.
“Kedepannya, sektor logistik dan pelayaran, terutama di Indonesia akan kian strategis, terutama karena ekonomi maritim kita didorong untuk lebih berkontribusi pada pembangunan dan ekonomi di Indonesia. Ekonomi maritim Indonesia juga ditargetkan untuk bisa memberikan kontribusi hingga 12,5% terhadap PDB nasional pada tahun 2045,” ucap Denon.
Denon menambahkan sektor pelayaran nasional akan menjadi backbone dari kegiatan logistik nasional, hal ini dikarenakan adanya pembangunan yang merata di Indonesia. Sehingga, secara tidak langsung hal ini akan berdampak pada efisiensi biaya logistik di masa mendatang.
Dengan dukungan berbagai pemangku kepentingan dan investasi yang tepat, Kadin Indonesia percaya kawasan Maritim BIMP-EAGA berpotensi menjadi kawasan ekonomi yang berkembang dan dinamis di Asia Tenggara. (**)