DAELPOS.com – Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), Arsjad Rasjid, kembali menyatakan komitmennya untuk meningkatkan Ketahanan Kesehatan di seluruh wilayah ASEAN. Hari Hepatitis Sedunia memberikan wadah untuk menggerakkan seruan aksi guna memberantas virus hepatitis yang merupakan salah satu ancaman utama kesehatan masyarakat di seluruh dunia.
Tema tahun ini, “One Live, One Liver,” menyoroti fungsi kritis hati bagi kesehatan manusia yang dapat terancam oleh infeksi hepatitis. Kata hepatitis sendiri merupakan pembengkakan hati yang menyebabkan setidaknya satu juta orang meninggal setiap tahunnya di dunia menurut data World Health Organization (WHO). Satu infeksi kronis juga terjadi setiap sepuluh detik di seluruh dunia. WHO juga memperkirakan sekitar 125 juta orang hidup dengan hepatitis kronis, yang menyebabkan kesehatan yang parah jika tidak diobati.
“Virus Hepatitis mempengaruhi jutaan orang di wilayah ASEAN. Data tahun 2019 dari Global Burden of Disease (GBD), khusus untuk ASEAN sendiri, Indonesia, Kamboja, dan Vietnam menjadi 3 besar negara yang memiliki angka kematian tertinggi akibat virus ini. Indonesia mencapai 2,14 per 100.000 penduduk, diikuti Kamboja 1,87 dan Vietnam 0,7,” kata Arsjad.
Untuk delapan negara ASEAN lainnya, yakni Kamboja, Vietnam, Brunei, Malaysia, Laos, Myanmar, Thailand, Filipina, dan Singapura memiliki angka kematian kurang dari 1 per 100.000 penduduk. Oleh karena itu ASEAN-BAC telah berusaha untuk merumuskan solusi konkret untuk menginspirasi hadirnya komitmen di tingkat kawasan ASEAN, untuk membangun masa depan yang lebih sehat dan tangguh bagi semua orang.
Arsjad menambahkan bahwa kunci untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan membentuk kemitraan publik dan swasta yang lebih besar di sektor kesehatan wilayah ASEAN. Dengan mengatasi tantangan kesehatan yang signifikan dan mengangkat Ketahanan Kesehatan sebagai prioritas utama, ASEAN-BAC berusaha untuk mempromosikan lingkungan bisnis yang berkembang dan kuat yang melindungi kesehatan dan kesejahteraan warga ASEAN.
“Kita banyak belajar selama pandemi kemarin, bahwa infrastruktur kesehatan adalah salah satu hal yang perlu menjadi prioritas. Untuk itu ASEAN-BAC menjadikan Ketahanan Kesehatan sebagai salah satu isu prioritas. Pada sisi regional, Indonesia juga telah mengesahkan UU Omnibus Reformasi Kesehatan. Dengan UU ini, Indonesia siap terbuka terhadap investasi dalam penelitian dan pengembangan, pengembangan pasar baru dan manufaktur, serta meningkatkan pelayanan di sektor kesehatan,” kata Arsjad.
Shuhaela Haqim,Policy Manager untuk ASEAN-BAC Health Working Group, mengatakan bahwa kunci untuk mencapai ketahanan kesehatan terletak pada kolaborasi regional yang lebih kuat, sistem kesehatan yang lebih kokoh, dan lebih banyak investasi dalam riset dan inovasi (R&D).
“Kita membutuhkan pendekatan yang sistematis dan terpadu untuk mengurangi penyakit hepatitis di kawasan ASEAN. Dengan mengidentifikasi area kunci kolaborasi, sistem kesehatan, serta investasi dalam R&D, ASEAN dapat memiliki kemampuan yang lebih kuat untuk menghadapi tantangan kesehatan dan melindungi kesejahteraan ratusan juta orang di wilayah ASEAN,” kata Shuhaela, yang juga merupakan Country Director for the Tony Blair Institute for Global Change.
ASEAN-BAC Mendukung Perusahaan yang Membuat Inovasi Terobosan dalam Ketahanan Kesehatan melalui ASEAN Business Awards 2023
Komitmen ASEAN-BAC untuk memperkuat ketahanan kesehatan di kawasan tercermin juga melalui adanya ASEAN Business Awards 2023 atau ABA 2023. Ini adalah sebuah ajang terkemuka yang diselenggarakan oleh ASEAN-BAC, memainkan peran penting dalam mempromosikan Ketahanan Kesehatan melalui dua kategori khusus: Health Innovation dan Corporate Health Achievement. Kategori-kategori ini mengakui perusahaan-perusahaan yang telah menunjukkan komitmen luar biasa dan kontribusi yang luar biasa dalam memajukan kesehatan dan kesejahteraan di wilayah ASEAN.
Kategori Health Innovation merayakan inisiatif, produk, atau terobosan teknologi yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan perawatan kesehatan dan pengelolaan penyakit di ASEAN. Inovasi-inovasi ini memiliki potensi untuk merevolusi sistem perawatan kesehatan, meningkatkan akses terhadap pengobatan, dan menyalakan masyarakat untuk menjalani kehidupan yang lebih sehat. Pada Hari Hepatitis Dunia, ASEAN-BAC mendorong perusahaan-perusahaan untuk berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan solusi-solusi baru untuk mengatasi virus hepatitis dan tantangan kesehatan lain yang ada di wilayah ini.
Kategori Corporate Health Achievement mengakui perusahaan-perusahaan yang telah melakukan upaya luar biasa dalam memprioritaskan kesejahteraan karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Kategori ini merupakan peran penting sektor swasta dalam mempromosikan budaya kesehatan di dalam organisasi. Melalui dedikasi mereka terhadap kesehatan perusahaan, perusahaan-perusahaan ini menginspirasi yang lain untuk mengadopsi kebijakan dan inisiatif yang berorientasi pada kesehatan, menciptakan efek domino yang berdampak positif bagi masyarakat secara luas.
Berbagai perusahaan seperti PT Astra International Tbk., Indika Energy, Sinar Mas, Bakrie Group, East Ventures, Indofood, Mayora Group, dan MRT Jakarta telah menerapkan praktik bisnis yang mengutamakan kesejahteraan, keselamatan, dan kesehatan karyawan serta konsumennya.
Sinar Mas tekanan komitmennya untuk menjamin kesehatan karyawan dan akses kesehatan yang adil melalui Asuransi Sinar Mas. “Kami menerapkan budaya peduli dengan menawarkan manfaat kesehatan yang komprehensif dan kesempatan dukungan kesehatan mental. Asuransi Sinar Mas juga berusaha untuk memperkuat infrastruktur kesehatan dengan menyediakan penawaran seperti asuransi kesehatan yang terjangkau untuk seluruh komunitas,” ujar Howen Widjaja, Chief Executive Officer Asuransi Sinar Mas.