DAELPOS.com – Di tengah ketidakpastian kondisi global, perekonomian nasional tetap mampu mencatatkan pertumbuhan pada triwulan kedua 2023 mencapai 5,17% (yoy) dan mempertahankan tren pertumbuhan ekonomi di atas 5% selama 7 kuartal berturut-turut. Indonesia juga telah kembali menjadi negara berpendapatan menengah atas dengan pendapatan per kapita USD4.580.
Sementara itu, dalam kerangka kerja sama ekonomi internasional, pada 2022 Indonesia sudah berhasil melaksanakan tugasnya sebagai Presidensi G20. Presidensi G20 yang mengangkat tema “Recover Together, Recover Stronger” tersebut menjadi momen penting yang menunjukkan peran kepemimpinan dan eksistensi global Indonesia dalam forum ekonomi utama dunia.
Selain itu, pada Juli 2023 lalu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah mengirimkan surat kepada Sekretaris Jenderal OECD yang menyatakan intensi Indonesia untuk menjadi anggota penuh OECD. Pernyataan tersebut menjadi langkah awal Indonesia untuk lolos dari middle income trap dan meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat. Intensi tersebut memperoleh respons positif dari OECD yang ditindaklanjuti dengan kunjungan Sekretaris Jenderal OECD pada Agustus 2023.
“Kita ingin masyarakat naik kelas, instansi Pemerintah juga mengikuti standar dunia. Nantinya, kredibilitas dan rating kita di internasional juga akan meningkat,” ungkap Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Susiwijono Moegiarso pada acara Studium Generale “Perkembangan Kerja Sama Ekonomi Multilateral Indonesia dan Manfaatnya terhadap Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika” di Universitas Mataram, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (13/10).
Salah satu wujud konkret yang menunjukkan kerja sama investasi Indonesia dengan investor dari luar negeri yakni pengembangan KEK Mandalika yang berlokasi di Lombok Tengah, NTB. Kawasan ini merupakan contoh sukses investasi dalam sektor pariwisata dan infrastruktur yang mampu mengubah daerah yang sebelumnya kurang berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang dinamis, ditambah dengan hadirnya wisatawan manca negara ke Mandalika dan sekitarnya.
Dengan investasi besar dalam proyek-proyek seperti hotel berbintang lima, sirkuit balap internasional, serta sarana dan prasarana bertaraf internasional, KEK Mandalika telah mendukung pengembangan infrastruktur, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat lokal, dan mengggerakkan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
“Di Indonesia ada 20 KEK, di mana 10 KEK di Industri Manufaktur, dan 10 di KEK Pariwisata, dengan Mandalika salah satunya KEK. Harus diakui, investasi di sektor pariwisata masih belum setinggi capaian investasi pada sektor manufaktur. Padahal sektor transportasi, akomodasi, dan makanan minuman naiknya berkali-kali lipat, tetapi investasi di bidang pariwisata kurang signifikan. Melalui KEK mandalika kita ingin mendorong PDRB Lombok dan Nusa Tenggara Barat. Meski masih banyak yang harus dibenahi, tapi kita optimis,” tutur Sesmenko Susiwijono.
Selain sebagai bentuk diseminasi kebijakan Pemerintah mengenai pengembangan KEK Mandalika dan manfaatnya bagi pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat, seminar kali ini juga membuka peluang kerja sama yang lebih luas antara Pemerintah dengan civitas akademika Universitas Mataram. “Kalau bisa dikerjasamakan ke depannya dengan pihak Universitas Mataram. Apapun bentuknya, penelitian, magang, dan sebagainya,” ucap Sekjen Denas KEK.
Di sisi lain, Rektor Universitas Mataram Profesor Bambang Hari Kusumo menyatakan bahwa dengan adanya MotoGP di Mandalika, impian masyarakat NTB dapat terlaksana. Rektor berharap, dalam perkembangannya mahasiswa jangan hanya jadi penonton saja, namun dapat mengembangkan kapasitas dirinya untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya.
“Persiapkan dari sekarang apa yang bisa kalian lakukan untuk perkembangan ini. Kalian rajin belajar untuk Indonesia 2045, menjadi job creator bukan job seeker. Mari pakai momen ini untuk berkembang,” pungkas Profesor Bambang.