DAELPOS.com – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menutup periode semester I-2024 dengan kinerja yang relatif stagnan. Itu tercermin dari laba bersih konsolidasian BRI yang hanya tumbuh sekitar 0,95% secara tahunan (YoY).
Mengutip laporan keuangan yang dipublikasikan Kamis (25/7), bank berkode saham BBRI ini membukukan laba bersih Rp 29,7 triliun pada periode tersebut. Sebagai perbandingan, periode semester I-2023, laba bersih BRI tercatat Rp 29,42 triliun.
Jika dilihat lebih lanjut, kinerja laba yang stagnan banyak dipengaruhi oleh biaya impairment yang naik hingga 52,2% YoY. Biaya impairment yang dikeluarkan BRI di periode ini mencapai Rp 21,35 triliun.
Kenaikan biaya tersebut pun sejalan dengan sedikit pemburukan kualitas kredit. Di mana, NPL gross BRI berada di level 3,21% dari periode sama tahun lalu berada di level 3,1%.
Untungnya, bank yang dekat dengan wong cilik ini masih mampu mencatat pendapatan bunga bersih di kala industri diterpa dengan kenaikan beban bunga. BRI mencatat pendapatan bunga bersih naik 6,69% YoY menjadi Rp 69.93 triliun.
Meski demikian, rasio Net Interest Margin (NIM) yang dimiliki BRI sedikit mengalami penurunan secara tahunan. Dari sebelumnya di level 6,81% menjadi 6,41%.
Dari sisi fungsi intermediasi, BRI tetap mampu mencatatkan pertumbuhan kredit sekitar 11,2% YoY menjadi Rp 1.336,78 triliun. Di periode yang sama, industri perbankan mencatat pertumbuhan kredit sekitar 12,36% YoY.
Adapun, kontribusi kredit terbesar tetap berasal dari kredit UMKM yang menjadi andalan BRI. Kontribusinya mencapai sekitar 81,96% atau senilai Rp 1.095,64 triliun.
Menariknya, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dicatat BRI mengalami pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan kredit. Pertumbuhan DPK sekitar 11,6% YoY menjadi Rp 1.389,6 triliun.
Kondisi tersebut mampu melonggarkan likuiditas yang dimiliki BRI. Tercermin dari rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang semester I-2023 di level 87,83% menjadi 87,19% pada semester I-2024 ini.
Total aset BRI dalam separuh pertama tahun 2024 ini tercatat Rp 1.977,37 triliun. Ada kenaikan sekitar 9,54% jika dilihat secara tahunan.