Menanggapi Fitnah Keji Yang Ditujukan Terhadap Keturunan Bani Alawi di Indonesia

Saturday, 17 August 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

DAELPOS.com – Cuitan dari akun Twitter @.setiyo_welly. ini berisi fitnah dan berita bohong terhadap keturunan Arab, sebab dalam tulisan ini menyebut “sejarah mencatat TIDAK PERNAH ADA orang Arab yg mengangkat senjata mengusir Belanda dari Bumi Nusantara”. Pesan dari cuitan ini sudah menggeneralisir dan ini kebohongan.

Saya akan ungkap faktanya bahwa keturunan Arab tidak seperti yg disampaikan oleh beberapa oknum yg mungkin pernah sakit hati kepada turunan Arab atau kenak tipu oleh seorang Habib seperti yg pernah dialami oleh cak islah_bahrawi. Boleh benci sama oknum itu karna jadi korban tapi akal sehat jangan ditanggalkan!

Boleh benci kepada HRS dan mantunya atau Bahar cs tapi tetap akal sehat jgn ditanggalkan. Kami keluarga keturunan sejak sebelum berdirinya NKRI 1945 sudah menjadi korban dan kebrutalan Belanda dan Jepang.

Tolong dicatat ini! Oleh karna itu, beberapa dari keluarga kami Keturunan Arab pun ikut berjuang bersama para pejuang melawan Belanda dalam “Barisan Laskar Jihad” untuk mengangkat senjata melawan Belanda.

Di antara adalah tokoh toleransi Indonesia HAIDAR ALWI.

Silsilah Singkat Tokoh Toleransi Indonesia Haidar Alwi.

Haidar Alwi bin Alwi bin Zainal Abidin bin Husein bin Alwi bin Ahmad bin syeh.
Habib syeh lahir di Palembang dan dimakamkan di Palembang. Habib syech mempunyai istri bernama Raden ayu Syarifah ratu nur.

Bapak dari Raden ayu Syarifah ratu nur bernama pangeran Syarif Ibrahim dan ibunya bernama Raden ayu Halimah.

Raden ayu Halimah ini mempunyai bapak bernama Sultan Mahmud Badaruddin 1 Palembang. Sultan Mahmud Badaruddin 1 Palembang adalah mertua dari Kakek tokoh toleransi Indonesia Haidar Alwi yang ke 8.

Pangeran Syarif Ibrahim, menantu Sultan Mahmud Badaruddin 1 Palembang atau kakek dari tokoh toleransi Indonesia Haidar Alwi, meninggal di salah satu pulau di Palembang Sumatra Selatan.

Kakek dari tokoh toleransi Indonesia Haidar Alwi, pangeran Syarif Ibrahim meninggal karena di meriam oleh Belanda dari jarak 2 meter, sehingga dagingnya berceceran dan oleh pengikutnya di makamkan di pulau kemarau.

Bapak dari Sultan Mahmud Badaruddin 1, bernama Sultan Mahmud kebungede,Naik lagi bernama Sultan cinde walang.

See also  Bank DKI Dukung Perumda Pasar Jaya, Terapkan Transaksi Non Tunai di Kawasan Kuliner Taman Jajan JakOne Thamrin 10

Kakek yang ke 10 sampai ke 17 beliau lahir dan besar di Indonesia, nasabnya nyambung ke Raden kiyan santan dan prabu Siliwangi dari jalur salah satu istri dari kakek kakek beliau yang 15,16 dan 17,dan baru yg ke 18 lahir, besar dan di makamkan di Hadramaut .

Jadi jika melihat perjuangan kakek kakek dari tokoh toleransi Indonesia Haidar Alwi, kakek yang ke 10 sampai ke 17, beliau beliau lahir dan besar di Palembang.

Jadi kira kira jika melihat fakta sejarah tersebut, mana yang di sebut pribumi dan mana yang non pribumi.

Kemudian Ada Beberapa fakta yg dicatat oleh sejarah & sudah saya upload di Facebook agar tercatat. Berikut saya ambil catatan dari penulis Nauval Mutahar;

Kisah para pejuang Habaib melawan penjajah di bumi Nusantara before after Kemerdekaan ’45!

Nauval Mutahar

Ente Sudah Buat Apa???

Saya terkejut ketika ada oknum kyai dengan berapi api diatas mimbar menceritakan perjuangan para ulama melawan penjajah. Lalu dengan nada sinis mengirimkan pesan kepada kaum Sadah Baalawi ‘Ente Ada Dimana?’.

Maksudnya, dimana peran para sadah baalawi ketika perjuangan fisik melawan penjajah. Lalu disambung lagi dengan kalimat tegas ‘Tidak ada’.

Baiklah, akan coba saya uraikan jawaban untuk oknum kyai tersebut agar kita bisa berpikir jernih…!!

Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang/1767-1852) dan dibantu oleh gurunya yang kemudian dijadikan menantunya yaitu Sayid Umar bin Muhammad Assegaf mengobarkan perang melawan Belanda dan Inggris di Palembang. Sang Sultan dan Sang Sayid beserta keluarga besarnya pun ditangkap dan diasingkan ke Ternate sampai wafat. Kelak Sayid Abdullah bin Umar Assegaf juga diasingkan ke Tondano Sulawesi karena melawan kolonial.

Ketika pecah Perang Jawa (1825-1830) yang dikobarkan oleh Pangeran Diponegoro terdapat banyak Sadah Alawi yang berada di barisan Diponegoro. Diantaranya Sayid Hasan bin Alwi Baabud yang menjadi komandan Resimen lalu mendapat gelar Tumenggung Samparwadi. Ayahnya Sayid Alwi datang dari Hadramaut.

See also  Anggran Kemensos dan BNPB Harus di Naikkan

Dan diantara Sadah Alawi yang berjuang bersama Diponegoro adalah Sayid Husin bin Yahya ,Sayid Usman bin Yahya, Sayid Umar bin Abdurrahim Basyaiban atau Raden Sutodono,Sayid Awud bin Husin bin Yahya atau Raden Aryo Diwiryo. Kesemuanya di Wonosobo. Dan banyak para Sayid yang rela mengganti namanya menjadi nama Jawa, agar tidak ditangkap oleh Belanda.

Dan banyak kisah para Sayid dari klan bin Yahya, Baabud, Basyaiban Bafaqih dan lain lainnya yang berada dalam barisan Diponegoro. Dan tetap menentang kolonialisme meski dalam skala yang lebih kecil. Terlalu panjang jika diuraikan.

Dalam dokumen Belanda disebut seorang bernama Sayid Muhammad. Dari Hadramaut beliau ke Mekah lalu ke Aceh dan masuk ke Jawa mengobarkan perlawanan dan ditangkap tahun 1815 dan diasingkan tanpa diketahui makamnya. Ia dijuluki Sayid Muhammad Kramat. Bahkan dalam laporan disebut, perlawanannya terhadap kolonial, menjadi inspirasi bagi Pangeran Diponegoro dalam mengobarkan perang Jawa.

Di Aceh terkenal nama Sayid Mahmud yang menentang kolonial. Saking sulitnya dideteksi karena bergerilya keluar masuk hutan, menyebabkan Belanda mengirim mata mata yang lalu bisa di lukis oleh intelejen Belanda tersebut di tahun 1883. Ia dijuluki Sayid Kramat. Dan juga ada Sayid Abdullah Alatas yang dijuluki Tengku Panglima dalam perang Aceh tahun 1871. Ia terkenal karena mencari senjata senjata untuk berperang melawan kolonial. Serta tentu saja kisah yang sudah terkenal Sayid Abdurrahman Azzahir dalam perang Aceh.

Di tahun 1900-an banyak Sayid yang dipenjara karena melawan kolonial diantaranya Sayid Abdullah bin Muhsin Alatas (Bogor), Sayid Salim bin Jindan (Jakarta), Sayid Ali Kwitang dan masih banyak lagi.

Tahun 1943 Sayid Shaleh Alaydrus (Kubu) di culik oleh Jepang lalu dihukum mati karena menentang penjajahan Jepang di Kalimantan Barat. Hingga kini jasadnya belum diketahui.

Tahun 1944 Sultan Syarif Muhammad Al Kadri (Pontianak) beserta keluarga dan pengikutnya dibunuh oleh tentara Jepang karena mengobarkan perlawanan.

Ketika tahun 1948 pecah perang di Semarang dalam agresi militer ke-2 Belanda, telah gugur Sayid Umar bin Abdillah Assegaf dan dimakamkan di taman makam Pahlawan di Semarang.

See also  Kementerian PUPR Raih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2020 dan Penghargaan Inovasi Pelayanan Publik Penanganan COVID-19

Dalam agresi 1948 tersebut ada seorang Sayid, bernama Husin bin Salim Al Muthahar yang sangat di percaya oleh Presiden Soekarno untuk menyelamatkan bendera pusaka. Dengan bertaruh nyawa karena diincar Belanda, maka bendera dibawanya dengan hati hati agar tidak jatuh ke tangan Belanda. Karena bendera adalah simbol kehormatan negara.

Untuk mengelabui Belanda, maka Sayid Husin membuka jahitan bendera menjadi dua, hingga terlihat seperti kain berwarna merah dan putih agar tidak diketahui oleh Belanda. Kelak Sayid Husin terkenal sebagai pengarang lagu lagu kebangsaan seperti lagu Syukur, Hari Merdeka, Diragahayu Indonesia-ku dan lain lain.

Belum lagi Sayid Idrus bin Salim Al Jufri (Palu) dan Sayid Muhsin bin Abdullah Assegaf (Solo) yang menulis syair tentang kemerdekaan Indonesia. Dan masih banyak peran para Sayid dalam perang fisik melawan penjajah. Jika ada nama yang belum disebut silahkan tambahkan nama nama pejuang dari sadah Alawi…terima kasih !!

Dan untuk oknum kyai tersebut saya hanya bisa bertanya ‘Ente sudah buat apa untuk negeri ini?’. Maaf, ente hanya bisa bikin keributan,fitnah,adu domba dan menebar kebencian dengan modus SARA (Suku Agama Ras). Ente tak ubahnya duri dalam daging persatuan NKRI !!

Saya tak peduli orang percaya atau tidak sama nasab saya. Percaya silahkan, tidak percaya silahkan. Jika ada oknum sayid yang berbuat buruk jangan di generalisir semua buruk. Jika saya berbuat buruk, maka jangan disamakan semua sayid buruk seperti saya.

Ambil yang baik dan tinggalkan segala fitnah,kebencian dan adu domba. Jaga NKRI ini dengan akal,hati,perbuatan dan doa doa kita.

Mudah2an Allah SWT memberikan kepada kita hidayah dan hati yang bersih agar kita selamat di dunia dan akhirat..Aamin

Nb : Memiliki hati yang bersih seperti menghirup udara segar di pegunungan dan menjadi sebab sehatnya akal,hati dan badan. Hati yang buruk ibarat menghirup polusi udara dan berpotensi merusak badan..Semoga bermanfaat.

Berita Terkait

Sambut HUT Ke 13 PT Jasamarga Bali Tol Selenggarakan Temu Pelanggan
Kolaborasi dengan BRIN, Mendes Yandri Yakin Berhasil Majukan Desa hingga Tingkatkan GDP Indonesia
Pelaksanaan Program Swasembada Pangan, Menteri Dody Tinjau Rehabilitasi DI Mrican di Nganjuk
Mendes Yandri Ajak Bank Dunia Sukseskan Program Prabowo
ASDP Siap Sambut Nataru, Maksimalkan Layanan Penyeberangan Jawa-Bali
Tingkatkan Kesadaran Keselamatan Berkendara Kepada Generasi Muda, Jasa Marga Selenggarakan Acara Road Safety Rangers 2024
Produk Hilir Sawit Capai 193 jenis, Ekspornya Tembus Rp 450 Triliun
KTT G20 Brasil, Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia Pada Transisi Energi

Berita Terkait

Saturday, 23 November 2024 - 13:16 WIB

Sambut HUT Ke 13 PT Jasamarga Bali Tol Selenggarakan Temu Pelanggan

Friday, 22 November 2024 - 10:52 WIB

Kolaborasi dengan BRIN, Mendes Yandri Yakin Berhasil Majukan Desa hingga Tingkatkan GDP Indonesia

Friday, 22 November 2024 - 10:40 WIB

Pelaksanaan Program Swasembada Pangan, Menteri Dody Tinjau Rehabilitasi DI Mrican di Nganjuk

Friday, 22 November 2024 - 08:28 WIB

Mendes Yandri Ajak Bank Dunia Sukseskan Program Prabowo

Thursday, 21 November 2024 - 13:36 WIB

ASDP Siap Sambut Nataru, Maksimalkan Layanan Penyeberangan Jawa-Bali

Berita Terbaru

ilustrasi / foto ist

Berita Utama

Realisasi Anggaran Pendidikan Hingga Oktober 2024 Capai Rp463,1 Triliun

Saturday, 23 Nov 2024 - 17:15 WIB

Olahraga

Petrokimia Gresik Juara Livoli Divisi Utama 2024

Saturday, 23 Nov 2024 - 17:05 WIB

Daerah

BULD DPD RI Evaluasi Tata Kelola Desa Hadapi Tantangan Global

Saturday, 23 Nov 2024 - 14:15 WIB

Nasional

Menteri PANRB Paparkan Progres Penataan Organisasi KMP Hingga SAKP

Saturday, 23 Nov 2024 - 14:11 WIB