daelpos.com – Keberhasilan Pemerintah Kota Yichang, Hubei, Tiongkok untuk menyejahterakan 1,3 juta warga yang direlokasi akibat pembangunan Bendungan Tiga Ngarai, menjadi pembelajaran berharga bagi Kementerian Transmigrasi. Setelah 32 tahun berlalu, kawasan tersebut kini berkembang pesat menjadi wilayah transmigrasi maju dengan sektor pertanian, industri rumah tangga dan pariwisata yang tumbuh signifikan secara global.
“Kami belajar banyak dari proses pembangunan ini, terutama bagaimana relokasi sekitar 1,3 juta penduduk dapat dilakukan dengan baik. Pagi tadi kami sempat berkunjung ke beberapa desa transmigrasi dan berbincang dengan kepala desa. Namun, mereka sempat khawatir tentang pekerjaan dan kualitas hidup setelah relokasi,” kata Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara usai berkunjung ke Desa Xu Jia Chong, Tiongkok, Senin (13/10).
Kekhawatiran tersebut dijawab Pemerintah Tiongkok dengan memberikan beragam pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan. Hasilnya, kini kesejahteraan masyarakat yang terdampak relokasi meningkat hingga 8 kali lipat dibanding sebelum mereka pindah.
“Hal-hal seperti inilah yang akan kami pelajari lebih jauh. Kami juga mencatat adanya pertumbuhan sektor pertanian, seperti jeruk dan teh, serta penguatan industrialisasi pada sektor industri rumah tangga. Beberapa hasil kerajinan tangan para transmigran bahkan sudah mencapai skala ekspor,” tutur Mentrans.
Keberhasilan Kota Yichang di Provinsi Hubei, Tiongkok menjadi simbol relokasi bukan sekedar memindahkan penduduk, melainkan transformasi sosial-ekonomi yang mampu mengangkat masyarakat keluar dari zona kemiskinan dan menuju kemandirian ekonomi berbasis potensi wilayah.
Konsep tersebut bisa menjadi inspirasi yang bisa dikembangkan di kawasan transmigrasi. Menteri Iftitah berencana mengonretkan kerja sama dengan Pemerintah Tiongkok melalui program pendampingan kawasan di daerah terdampak pembangunan. Tujuannya memastikan pembangunan membawa manfaat langsung bagi masyarakat tanpa menimbulkan penggusuran.
“Kami tidak ingin lagi terjadi penggusuran, tetapi memastikan bahwa hasil pembangunan benar-benar dirasakan oleh masyarakat sekitar. Program transmigrasi diharapkan tidak memindahkan warga terlalu jauh dari lokasi pembangunan, agar manfaatnya tetap terjaga,” tutur Mentrans.
Model pemberdayaan seperti di Yichang ini menjadi contoh penting transmigrasi dapat meningkatkan kesejahteraan jika diarahkan pada potensi unggulan lokal dengan dukungan industrialisasi dan konektivitas kawasan.
Kementerian Transmigrasi berencana mengadopsi model keberhasilan Yichang untuk diterapkan di kawasan transmigrasi Indonesia, khususnya di wilayah Papua dan Indonesia Timur, dengan mendorong kemitraan antara investor asing, BUMN/daerah, dan masyarakat lokal.
“Tentu saja, pembangunan harus selalu didasarkan pada data dan riset yang kuat. Kami akan melihat peluang-peluang yang ada,” tambah Menteri Iftitah.