daelpos.com — PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memperkuat kerja sama dengan Lima Mitra Strategis Calon Penyedia Biomassa untuk meningkatkan pasokan cofiring pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Perjanjian Kerja Sama (PKS) strategis ini ditandatangani oleh PLN EPI dengan PT Cakra Alam Persada, PT Palma Banna Mandiri, PT Kurma Karya Global, PT Syahroni Rizki Mandiri, PT Arya Adinata Utama di Jakarta.
Direktur Bioenergi PLN EPI, Hokkop Situngkir, menegaskan bahwa upaya pemanfaatan biomassa untuk sustainibilitas pasokan harus berjalan seiring dengan kepatuhan terhadap tata ruang dan regulasi serta legalitas pemakaian lahan.
”Biomassa dengan peningkatan pemanfaatan yang sangat signifikan adalah sektor yang saat ini menjadi sensitif, terutama terkait penyediaan bahan baku, penanaman dan penggunaan lahan. Kami ingin memastikan seluruh pasokan berasal dari sumber yang legal dan tidak mendorong deforestasi,” tegas Hokkop.
Ia mengungkapkan sebagian besar biomassa yang sudah terpakai di PLTU saat ini masih bersumber dari limbah di antaranya limbah kehutanan, limbah pertanian, limbah industry dan limbah perkotaan. Ke depan, pemanfaatan tanaman energi akan didorong namun tetap mengikuti prinsip keberlanjutan dan kejelasan hak atas lahan.
”Ketika sumbernya tanaman energi, kita pastikan sejak awal tidak bertentangan dengan aturan, termasuk izin lokasi, izin lahan dan kesesuaian pemanfaatan ruang,” ujarnya.
Hokkop juga menyoroti pentingnya stabilitas pasokan, kualitas bahan baku, dan kepastian keekonomian bagi pemasok. Ia menyebut fasilitas produksi harus siap dan didukung pembiayaan yang sehat agar nilai komersial biomassa tetap terjaga.
”Tidak ada yang bisa bertahan di industri ini jika sisi komersialnya tidak jelas. Model bisnis yang terbuka dan saling menguntungkan sangat penting agar pemasok dan PLN dapat berkembang bersama,” ujar Hokkop.
Ia menyebut kebutuhan cofiring untuk meningkatkan bauran energi bersih masih sangat besar. Tahun 2025 ini dari 49 titik PLTU yang sudah melakukan cofiring, potensi pemanfaatan biomassa sudah mencapai 2,2 juta ton.
“Kontribusi itu setara dengan pengurangan emisi 2,2 juta ton CO2e di tahun ini,” ucapnya.
Di sisi hulu, pemasok biomassa menyatakan siap memperkuat ketersediaan bahan baku. Komisaris PT Kurma Karya Global (KKG) Andi Akmal Amnur mengatakan sumber biomassa yang dikembangkan meliputi woodchip, serbuk kayu dan sekam padi yang berasal dari limbah hutan, limbah pertanian dan limbah industri perkayuan, serta saat ini mengembangkan penanaman tanaman jenis gamal dalam menjaga keberlanjutan pasokan biomassa ke PLN Grup.
”Kami mengupayakan penanaman 200 hektare pohon gamal, sambil tetap mengutamakan pemanfaatan limbah biomassa eksisting,” kata Andi
KKG juga tengah melakukan riset bersama perguruan tinggi, termasuk uji coba pemanfaatan rumput gajah sebagai bahan baku cofiring. Selain menekan emisi, biomassa dinilai mampu membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
”Sekam dulu tidak bernilai, sekarang bisa menjadi sumber pendapatan. Masyarakat merasakan langsung manfaat ekonomi dari biomassa,” ujar Andi
PLN EPI menilai lima mitra tersebut telah memenuhi seluruh persyaratan teknis, legalitas lahan, dan kesiapan produksi. Kerja sama ini diharapkan menjadi fondasi kuat dalam meningkatkan volume pasokan biomassa nasional dan mempercepat pencapaian target Net Zero Emissions 2060.
Kolaborasi ini sekaligus menegaskan peran PLN EPI dalam membangun ekosistem bioenergi yang andal, berkelanjutan, dan memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat di seluruh Indonesia.








