Haidar Alwi: Program Moderasi Agama Hai Hac, Untuk Melindungi Anak Bangsa Dari Paham Radikalisme Dan Intoleransi.

Friday, 30 August 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy


Pendiri Haidar Alwi Institute (Hai), R Haidar Alwi / foto ist

Pendiri Haidar Alwi Institute (Hai), R Haidar Alwi / foto ist

 

DAELPOS.com – Pendiri Haidar Alwi Institute (Hai), R Haidar Alwi menunjukkan beberapa temuan mengkhawatirkan tentang generasi penerus bangsa, antara lain bahwa pelajar intoleran aktif di sekolah tingkat Menengah Atas SMA dan sederajat di 5 kota di Indonesia yang disurvei, meningkat.

Lima Kota itu adalah bandung, bogor, Surabaya, Surakarta dan Padang. Ketika ditanya tentang tanggapan terhadap penghinaan agama, sekitar 20,2% pelajar mengaku tidak bisa menahan diri untuk tidak melakukan kekerasan.

Tidak berhenti disitu R Haidar Alwi juga mengungkapkan, bahwa 56,3% pelajar menyokong penerapan syariat Islam. Yang lebih mengejutkan lagi 83,3% dari pelajar di 5 kota tersebut menilai Pancasila bukan ideologi negara bersifat permanen dan dapat diganti. Sekitar 33% pelajar setuju untuk membela agama termasuk harus mati dalam membela agama.

Hal ini mengindikasikan perjuangan untuk meminimalisir intoleransi di Indonesia, jauh dari kata selesai. Sebelumnya kasus kasus intoleransi juga merebak di banyak tempat, intoleransi bukan hanya menggejala di kelompok muslim, tetapi juga dialami oleh pemeluk agama lainnya. Kita masih ingat di tahun 2016 terjadi aksi pembubaran paksa acara kebaktian di komplek Sasana budaya Ganesha atau Sabuga di kota Bandung. Kemudian sehari setelahnya ada penurunan paksa baliho Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta karena menampilkan sosok mahasiswi berjilbab pada penerimaan mahasiswa baru kampus itu. Selang 3 hari setelah insiden tersebut 9 warga muslim yang datang ke Kupang Nusa Tenggara Timur untuk mengikuti acara keagamaan di Atambua Belu diusir oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan Brigade Timur.

Intoleransi dan konservatisme bukan hanya terjadi pada anak muda dan pelajar saja, di tahun 2018 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah mengeluarkan hasil penelitian, bahwa 78% guru agama Islam, setuju penegakan syariat Islam termasuk penerapan hukum rajam cambuk dan potong tangan. Sementara dalam buku ajaran agama Islam sempat ditemukan yang mengandung intoleransi dan bernuansa kekerasan.

See also  KPK Tahan Tersangka Suap Proyek Jalan di Bengkalis

Ditambah lagi dengan temuan buku ajaran agama Islam yang memasukkan paham tokoh Islam dari Arab Saudi, yakni Muhammad bin Abdul Wahab yang dikenal sebagai pendiri ajaran Wahabi dalam buku ajar SMA kelas 11.

Intoleransi lahir dari kejumawaan diri, dan tidak mau menghargai pendapat dan menganggap dirinya, keyakinannya atau golongannya paling benar. Sementara kelompok lain dianggap salah, sesat bahkan kafir.

Intoleransi adalah buah dari kesombongan dan ketidakpedulian dengan eksistensi orang lain. Bahkan dianggap sebagai gangguan atas keyakinan dirinya. Sikap intoleransi yang merebak dimana-mana, Bahkan menggejala di anak muda dan pelajar Indonesia, tidak boleh dibiarkan.

Setiap orang yang hidup di negara Indonesia harus dijamin keamanannya dan terbebas dari rasa takut atas gangguan orang yang berbeda keyakinan.

R Haidar Alwi, Berharap kepada seluruh masyarakat untuk mendukung Program moderasi beragama yang digaungkan oleh Haidar Alwi Care Dan Haidar Alwi di pimpin langsung oleh R Haidar Alwi, masyarakat harus didukung terus dan tidak boleh berhenti.

R Haidar Alwi berharap Program program moderasi agama, jangan hanya bergaung di Elite agama saja, di ruang ruang ruang pertemuan yang mewah, tetapi harus menyasar kelompok-kelompok di tingkat bawah, kelompok yang rentan terjangkit intoleransi dan mudah terpapar konservatisme.

Dengan demikian kita berharap intoleransi dan konservatisme agama hilang di muka bumi Indonesia dan semua orang hidup berdampingan dengan damai dan saling menghargai.

Berita Terkait

Tak Miliki Izin, KKP Hentikan Kegiatan Pemagaran Laut Tanpa Izin di Tangerang
Haidar Alwi: PDIP Terkesan Tidak Pro Penegakan Hukum
KPK Gelar Audiensi Bersama Polri dan Kejaksaan Agung
DPR Hormati Pemberhentian STY, Rencanakan Panggil PSSI Minta Klarifikasi
Tilang Sistem Poin Berlaku Tahun Ini, Begini Aturannya
Bareskrim Sita Hotel Arrus di Semarang, Diduga Hasil Cuci Uang Judi Online
Pemprov DKI Jakarta Hormati Proses Hukum Dugaan Korupsi di Dinas Kebudayaan
Bob Hasan Pertanyakan Vonis 6,5 Tahun untuk Harvey Moeis dalam Kasus Korupsi Timah

Berita Terkait

Tuesday, 14 January 2025 - 17:21 WIB

Tak Miliki Izin, KKP Hentikan Kegiatan Pemagaran Laut Tanpa Izin di Tangerang

Thursday, 9 January 2025 - 13:52 WIB

Haidar Alwi: PDIP Terkesan Tidak Pro Penegakan Hukum

Wednesday, 8 January 2025 - 22:47 WIB

KPK Gelar Audiensi Bersama Polri dan Kejaksaan Agung

Tuesday, 7 January 2025 - 19:41 WIB

DPR Hormati Pemberhentian STY, Rencanakan Panggil PSSI Minta Klarifikasi

Monday, 6 January 2025 - 13:39 WIB

Tilang Sistem Poin Berlaku Tahun Ini, Begini Aturannya

Berita Terbaru

News

Sri Mulyani Tekankan Sinergi Kemenkeu-Kejaksaan Agung

Wednesday, 15 Jan 2025 - 13:20 WIB

Ekonomi - Bisnis

OJK-IIPOJK Luncurkan Buku Saku Perempuan Cerdas Keuangan

Wednesday, 15 Jan 2025 - 13:08 WIB

ilustrasi / foto ist

Berita Terbaru

Tingkatkan Keselamatan, KAI Tutup 309 Perlintasan Sebidang pada Tahun 2024

Wednesday, 15 Jan 2025 - 12:56 WIB