DAELPOS.com – Sebanyak 294 Generasi Muda Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dikirim untuk melakukan survei tanggap darurat bencana banjir di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Para generasi muda tersebut dibagi menjadi lima tim untuk disebar ke lima wilayah di Jabodetabek selama 2 hari dengan tugas utama mengidentifikasi dampak dan penyebab banjir yang terjadi pada 1 Januari 2020 yang lalu. Pada hari Minggu 5 Januari 2020, seluruh hasil identifikasi tersebut dikumpulkan dan diolah untuk kemudian disusun langkah penanganan serta antisipasi menghadapi puncak curah hujan tinggi yang menurut perkiraan BMKG akan terjadi pada 11-15 Januari 2020.
“Sebagai orang PUPR, kalau tidak tergerak hati kita melihat banjir yang terjadi pasti ada yang keliru. Untuk itu saya menugaskan generasi muda PUPR mulai Jumat hingga Sabtu untuk ke kawasan banjir mengidentifikasi prasarana pengendalian banjir yang rusak, apakah ada tanggul yang jebol atau rawan jebol, pompa yang rusak atau masih kurang,” kata Menteri Basuki di Jakarta.
Dari hasil identifikasi tersebut, akan disusun laporan pada hari Minggu (5/1/2020) untuk ditentukan langkah penanganan selanjutnya. “Cari penyebab mengapa banjir di titik/lokasi tersebut, karena masing-masing titik/lokasi pasti berbeda. Kalau bisa ditangani langsung, maka selesaikan. Kalau tidak bisa, dibuat catatan untuk dilaporkan hari Minggu dan pekan depan harus sudah ditangani,” ujarnya.
“Ingat Anda diterjunkan untuk membantu bukan untuk dibantu. Sedangkan untuk hasil identifikasi lapangan dan penyiapan langkah penanganan lebih lanjut akan dibantu oleh Balai Hidrolika dan Geoteknik Keairan,” terang Menteri Basuki.
Lebih lanjut, Menteri Basuki mengatakan berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan BNPB, BMKG dan pihak terkait lainnya, diprediksi bahwa curah hujan tinggi masih akan berlanjut hingga Maret 2020. “Diprediksi pada Januari ini puncak curah hujan tinggi antara tanggal 11-15 Januari 2020. Semua peralatan penanganan banjir dari Cirebon dan Bandung akan dibawa ke Jakarta untuk membantu mengantisipasi hal tersebut,” ujarnya.
Inspektur Jenderal Kementerian PUPR selaku Plt.Direktur Jenderal SDA Widiarto mengatakan, diterjunkannya para generasi muda PUPR ini untuk membantu Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC). “Balai kan personilnya terbatas, jadi kita terjunkan para generasi muda ini untuk melakukan survei tanggap darurat terhadap bencana banjir yang terjadi di Jabodetabek,” jelasnya saat melepas para Generasi Muda PUPR, Jumat (3/1/2020)
Menurut Widiarto, diterjunkannya generasi muda PUPR ini selain untuk membantu penanganan banjir juga untuk menambah pengalaman langsung di lapangan. “Mereka merupakan generasi PUPR masa depan, untuk itu dibutuhkan pengalaman bagaimana menghadapi situasi darurat seperti banjir dan bagaimana penanganannya untuk rehabilitasi dan rekonstruksi selanjutnya,” paparnya.
Hal senada di sampaikan Ari Setiadi Moerwanto sebagai Pakar Sumber Daya Air sekaligus Perekayasa Utama Kementerian PUPR menekankan dua hal kepada generasi muda PUPR. Pertama untuk memberikan empati dan rasa nyaman kepada masyarakat yang terdampak bencana banjir. Kedua untuk bekerja secara tim.
“Tugas dari Pak Menteri adalah untuk merekam kondisi lapangan, membuat sketsa dan mengumpulkan data. Gunakan smartphone untuk melengkapi data karena kelebihan informasi lebih menguntungkan daripada kekurangan informasi,” tutur Ari.
Muhammad Fachri generasi muda Kementerian PUPR angkatan 2018 yang bertugas dari Ditjen Cipta Karya mengatakan, ini merupakan sebuah pengalaman yang baru, bagaimana kita bisa langsung terjun kelapangan. “Ini sangat membantu kami untuk mendapatkan wawasan, pengalaman untuk melihat langsung kondisi di lapangan,” ungkapnya.
Demikian juga dengan Anisha generasi muda PUPR angkatan 2018 yang bertugas dari Ditjen SDA, dengan diterjunkan kelapangan saya sebagai generasi muda PUPR sangat berterimakasih. “Ini kesempatan yang baik bagi saya untuk bisa langsung terjun ke lapangan, untuk mendapatkan ilmu sekaligus pengalaman yang berharga,” tandasnya. (PRY)