daelpos.com – Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan, sedikitnya 9.700 calon peserta didik akan mengenyam pendidikan di Sekolah Rakyat mulai Juli 2025.
“Sampai hari ini sudah ada 9.700 lebih siswa yang sudah siap mengikuti proses belajar mengajar di 100 titik bulan ini,” kata Mensos di Jakarta, Selasa (8/7/2025).
Saat ini, Kementerian Kesehatan mulai melaksanakan Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi anak-anak calon peserta didik Sekolah Rakyat.
Pemeriksaan kesehatan itu bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan para calon peserta didik dan mengantisipasi adanya penularan penyakit di asrama.
“Mereka dari berbagai latar belakang, diawali dengan tes kesehatan dulu. Karena ini sekolah berasrama, tentu diharapkan semuanya sehat. Kalau ada yang sakit, atau mungkin juga ada penyakit menular, maka perintah presiden agar mereka dibantu untuk bisa sembuh. Setelah mereka sembuh total, mereka langsung bisa mengikuti proses belajar-mengajar di Sekolah Rakyat,” kata Saifullah Yusuf.
Menurut Gus Ipul, ada 63 titik Sekolah Rakyat siap beroperasi mulai 14 Juli 2025.
“Sampai hari ini alhamdulillah ada 63 titik yang sudah siap menyelenggarakan Sekolah Rakyat pada tanggal 14 Juli yang akan datang,” kata Saifullah Yusuf.
Sementara 37 titik lainnya akan beroperasi pada akhir Juli atau awal Agustus 2025. “Sisanya yang 37 titik itu akan mulai belajar insya Allah akhir Juli, menunggu sarana prasarana selesai,” katanya.
Nantinya pada perencanaan tahap dua, pemerintah menargetkan mengoperasikan 100 titik Sekolah Rakyat lagi.
Hal itu sebagaimana permintaan Presiden Prabowo Subianto yang memberi amanah agar jumlah Sekolah Rakyat ditambah dari 100 titik menjadi 200 titik pada tahun ajaran 2025/2026.
Sekolah Rakyat merupakan program prioritas Presiden Prabowo Subianto yang dikhususkan untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Dalam penyelenggaraannya, Kementerian Sosial bersinergi dengan kementerian dan lembaga terkait dalam satu satuan tugas untuk mempersiapkan semua kebutuhan.
Selain itu, Kemensos akan memberdayakan orang tua siswa Sekolah Rakyat untuk mewujudkan kemandirian dan mengentaskan mereka dari kemiskinan maupun kemiskinan ekstrem.
Hal itu disampaikan Gus Ipul, melalui keterangan resmi, saat mengunjungi rumah pasangan Fitri Aryani dan Herman Hermawan, orang tua calon siswa Sekolah Rakyat, Hefi Nuryuni, di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Kamis (29/5/2025).
“Selain memberikan akses pendidikan gratis berkualitas, pemerintah juga akan memberdayakan ekonomi orang tua siswa sekolah rakyat jika mereka berminat membuka usaha. Mereka akan diberikan pelatihan terlebih dahulu, selanjutnya difasilitasi permodalan,” katanya.
Tak hanya itu, kondisi tempat tinggal orang tua siswa Sekolah Rakyat juga menjadi perhatian serius pemerintah.
Seperti rumah kecil keluarga Herman yang berdiri di atas tanah milik Dinas Pekerjaan Umum. Rumah dengan kondisi memprihatinkan yang dihuni enam orang itu akan diperbaiki atau direlokasi.
“Direlokasi kalau ini. Mungkin dibangun di sini, atau mungkin direlokasi, tetapi nanti tetap kerja sama dengan kabupaten,” ujar Gus Ipul.
Keluarga Herman masuk ke dalam kategori miskin ekstrem atau desil 1 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), yaitu kelompok masyarakat yang menjadi prioritas dalam kebijakan perlindungan sosial dan pemberdayaan.
Dengan penghasilan kurang dari Rp1 juta per bulan sebagai buruh bangunan, Herman tidak mampu sepenuhnya mencukupi kebutuhan dasar keluarganya.