daelpos.com – PT Pertamina (Persero) melalui PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit II Dumai (Kilang Pertamina Dumai), menggalang program “Serumpun Paman Bahari”, atau Sinergi Ekologi untuk Masyarakat Pesisir Unggul, Pangan mandiri dan Bahari Lestari. Aktivitas tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) dengan konsep Pengelolaan Pesisir Terpadu ini terbukti membantu masyarakat pesisir Desa Mundam, Dumai, untuk memperkuat ketahanan dari ancaman abrasi pantai.
Area Manager Communication, Relations, & CSR RU II Dumai Subholding Refining & Petrochemical PT KPI Agustiawan menyampaikan, fenomena perubahan iklim berupa abrasi pantai sudah masif terjadi di pesisir pantai Kelurahan Mundam.
“Pertamina melakukan intervensi dengan beberapa program, salah satunya instalasi alat pemecah ombak (APO) menggunakan ban bekas. Sementara, untuk meningkatkan kapasitas nelayan tangkap, Pertamina juga memberikan pelatihan vokasi berupa pelatihan mekanik kapal sehingga nelayan bisa memperbaiki kapal sendiri dan bisa meningkatkan pendapatan hasil tangkapan”, terang Agus saat acara Kunjungan Media ke Dumai, Jumat 17 Oktober 2025.
Program TJSL ini dijalankan pada tahun 2023 hingga saat ini. Hasilnya, per tahun diperkirakan 451 meter persegi tanah masyarakat terlindungi dari potensi abrasi. Termasuk di dalamnya empat rumah dan empat usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang berada di kawasan tersebut.
Alat pemecah ombak juga mampu menambah 20% sedimentasi pesisir, menyerap karbon dari penanaman mangrove hingga 62,4 CO2eq serta 1064,670 kg CO2eq karena penyerapan limbah dari ban bekas.
Selain program pemecah ombak, masyarakat pesisir juga membutuhkan Dermaga Konvensional. Kilang Pertamina Dumai kemudian memanfaatkan limbah kayu palet untuk membangun dermaga, sebagai bentuk pengelolaan limbah yang efektif.
Agus menjelaskan, pembangunan dermaga memberikan manfaat positif. Biasanya nelayan harus menunggu waktu pasang untuk melaut, hingga 4-5 jam sampai air pasang. Dengan adanya dermaga, para nelayan bisa langsung melaut tanpa adanya waktu tunggu.
“Mereka bisa melaut kapan saja, sehingga ini memberi tambahan waktu bagi nelayan untuk menangkap ikan dan hasil tangkapannya bisa lebih banyak,” tutur Agus.
Upaya nyata yang dilakukan Pertamina mendapatkan apresiasi dari Lurah Kelurahan Mundam, Dumai, Adi Aprianto.
Menurutnya, kehadiran alat pemecah ombak hasil inovasi Kilang Dumai menjadi solusi menghambat dan mencegah abrasi. Sampai saat ini, APO sudah berhasil membentuk sedimentasi tanah sekitar 50 sentimeter.
“Kami berterima kasih, karena program ini dapat mengatasi persoalan-persoalan lingkungan seperti ekosistem di wilayah sekitar pantai Mundam”, ujar Adi.
Kehadiran Pertamina juga menjadi angin segar dan sangat dirasakan manfaatnya secara nyata oleh masyarakat, khususnya bagi Kelompok Nelayan Mundam.
“Terimakasih atas bantuan yang diberikan,hal tersebut sangat berarti bagi kami masyarakat Desa Mundam, semoga Pertamina di masa datang terus memberikan bantuan dan pendampingan kepada kami,” pungkas Akmaludin, Anggota Kelompok Nelayan Mundam.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan, Pertamina berkomitmen menjaga keberlangsungan ekosistem dan masyarakat terutama di tempat Pertamina beroperasi. Melalui berbagai aktivitas TJSL, Pertamina berharap dapat berkontribusi secara langsung ke masyarakat,” jelasnya.
Pada tahun 2024, Pertamina bersinergi bersama masyarakat memasang APO sepanjang 90 meter. Tahun ini pemasangan APO ditargetkan bertambah sepanjang 286 meter.
Seperti diketahui, abrasi atau pengikisan terjadi pada batuan dan tanah, terutama di daerah pesisir, akibat gelombang dan pasang surut arus laut. Di Kelurahan Mundam, Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai, Provinsi Riau, per tahun arus laut di pesisir ini mempengaruhi 7 meter garis pantai di wilayah tersebut.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target net zero emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.**