daelpos.com– Pemulihan akses darat di jalur tengah Aceh mulai bergerak kembali setelah banjir bandang dan tanah longsor pada akhir November 2025 sempat memutus konektivitas antar kabupaten. PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) dipercaya Kementerian Pekerjaan Umum menangani pemulihan akses pada ruas jalan nasional Takengon Blangkejeren–Kutacane (Jalan Nasional Serkil) melalui tiga segmen, yakni Batas Aceh Tengah/Gayo Lues–Blangkejeren, Blangkejeren–Batas Gayo Lues/Aceh Tenggara, serta Batas Gayo Lues/Aceh Tenggara–Kota Kutacane. Penanganan ini ditujukan untuk memulihkan mobilitas masyarakat dan menjaga kelancaran arus logistik pada masa tanggap darurat hingga transisi pemulihan.
Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dalam mempercepat pemulihan konektivitas pascabencana di Aceh. Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan pemulihan akses darat menjadi prioritas karena terkait langsung dengan mobilitas
warga, distribusi bantuan, dan aktivitas pemulihan di lapangan. “Kementerian PU terus berusaha agar akses ini kembali fungsional secepat mungkin. Jalan dan jembatan merupakan urat nadi pergerakan masyarakat dan distribusi logistik,” kata Menteri PU, Dody Hanggodo, dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (27/12).
Hutama Karya membuka akses secara bertahap pada tiga segmen tersebut agar jalur penghubung antarkabupaten dapat segera dimanfaatkan kembali. Segmen Batas Gayo Lues/Aceh Tenggara–Kota Kutacane sepanjang 70 km telah fungsional sejak Jumat (19/12) lalu, dan dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Segmen Batas Aceh Tengah/Gayo Lues–Blangkejeren–batas Gayo Lues/Aceh Tenggara sepanjang 120 km telah fungsional sejak Sabtu (20/12). Sementara segmen Takengon–batas Aceh Tengah/Gayo Lues sepanjang 90 km ditetapkan fungsional pada Kamis (1/1/2026) mendatang. Sehingga panjang akses fungsional mencapai 284 km.
Status ruas bersifat fungsional sementara. Pada kondisi normal, jalur dioperasikan dua arah. Namun, di beberapa titik penanganan masih diberlakukan pengaturan lalu lintas bergiliran untuk menjaga keselamatan pengguna jalan. Akses ini dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda empat, dengan pembatasan beban maksimal 10 ton untuk kendaraan roda enam melalui pengawasan. Pengecualian diberikan bagi truk BBM dengan kapasitas maksimal 5.000 liter untuk menjaga suplai energi ke wilayah terdampak.
Dalam pelaksanaan, pekerjaan pemulihan dilakukan melalui pembersihan material longsoran, penanganan badan jalan, perbaikan dan perkerasan pada titik terdampak, penanganan drainase, perkuatan lereng pada lokasi rawan, serta pembukaan jalan sementara dengan timbunan pada segmen yang kritis. Untuk mendukung pekerjaan, Hutama Karya menyiagakan 15 unit excavator dan 4 unit wheel loader, didukung 25 personel.
Sejumlah titik membutuhkan kewaspadaan pengguna jalan karena masih terdapat beberapa titik yang rawan. Pada beberapa lokasi, termasuk Tangsaran, Tetumpun, dan Serkil, diberlakukan pengaturan buka-tutup pada jam 12.00–13.00 dan 17.00–08.00. Dalam kondisi hujan lebat, penutupan sementara dapat dilakukan pada titik rawan sebagai langkah mitigasi keselamatan.
Pulihnya akses pada Jalur Tengah Aceh berdampak langsung bagi masyarakat. Akses yang kembali terbuka membantu warga kembali beraktivitas, mempercepat distribusi bantuan, serta mendukung pergerakan barang kebutuhan pokok ke wilayah yang sempat terbatas aksesnya. Hutama Karya mengimbau pengguna jalan untuk mematuhi pembatasan beban, mengikuti rambu, dan menyesuaikan kecepatan saat melintas di segmen pegunungan, terutama saat hujan.
Pada kesempatan terpisah, Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Mardiansyah, menyampaikan bahwa pemulihan akses ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk menjaga konektivitas Aceh pascabencana. “Kembali berfungsinya jalur pada
segmen-segmen tersebut diharapkan dapat memperlancar mobilitas warga dan distribusi logistik pada masa tanggap darurat hingga transisi pemulihan.” tutupnya.








