Diskusi Publik IPB, Mentan SYL: Pengetahuan Mahasiswa Pertanian Harus Berguna Di Desa

Tuesday, 25 February 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) meminta perguruan tinggi untuk bersinergi membangun pertanian, salah satinya dengan pengetahuan dari para mahasiswa pertanian dapat berguna hingga sampai di level desa. Selain itu, mahasiswa juga harus diajak menjadi bibit petani milenial dengan membangun pertanian menggunakan teknologi yang semakin hari semakin canggih sehingga ilmu yang didapatkan dari kampus bisa dipraktekan di lapangan.

“Dengan resolusi yang dekat dari satelit yang kita yang kita miliki maka kita bisa lihat sebenarnya daerah mana yang akan panen berapa bulan lagi, seperti apa kemampuan hara yang ada di daerah dan ini semua harus dipelajari IPB. IPB harus ada di setiap desa , kampus pertanian harus ada disetiap tiap daerah minimal ilmunya bisa berguna di desa,” kata Syahrul dalam acara Diskusi Publik Dalam Penguasaan dan Pengembangan Inovasi Teknologi Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional, di Auditorium Gedung Andi Hakim Nasoetion IPB, Selasa(25/02/19).

Mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini menjelaskan penguasaan dan pengembangan inovasi teknologi pertanian yakni sangat penting meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani. Sebab, bicara pertanian adalah langsung menyangkut aspek dasar menghidupkan masyarakat yang maju dan rumah tangga yang sejahtera.

“Bicara pertanian juga menemukan solusi harapan dan kebutuhan pangan, tidak hanya tugas pemerintah tapi melibatkan semua pihak. Dengan begitu, pertanian merupakan sebuah gerakan bersama membangun kebutuhan bangsa dan menyadarkan semua orang yang memliki kepentingan publik untuk sama-sama membangun pertanian,” jekasnya.

Oleh karena itu, SYL sangat berharap adanya konsep pembangunan pertanian modern dari perguruan tinggi. Diskusi publik ini sangat penting untuk menemukan solusi dan harapan baru dalam membangun pertanian berbasis teknologi modern untuk menyediakan kebutuhan pangan bagi bangsa dan negara secara berdaulat.

See also  Resmikan Edu Wisata, Mendes Yandri Harap Pemaksimalan Potensi Desa Sodong

“Cara membangun pertanian tidak boleh lagi menggunakan cara sebelumnya, tapi harus memakai cara berbasis teknologi digital, dan mekanisasi yang canggih,” ujarnya.

Peran Perguruan Tinggi

SYL menegaskan perguruan tinggi terhadap pertanian harus mampu menjawab tantangan pertanian saat ini. Kementerian Pertanian (Kementan) bersama perguruan tinggi pertanian harus melakukan perubahan yang lebih baik dalam meningkatkan produksi pangan. Pasalnya, masalah pertanian dan paradigma-paradigma pertanian sudah bergeser dan harus menemukan cara-cara baru.

“Ada tiga aspek agenda besar yang bisa dilakukan pertanian. Pertama agenda mindset dengan akademik intelektual sesuai tantangan era dan yang harus terjadi antara lain dengan menggunakan online sistem, digital sistem, frekuensi titik-titik dan mekanisasi baik,” tegasnya.

“Artificial intelijen, internet of thinking sistem dan segala macam sistem yang harus ada,” tambahnya.

Menurut SYL, Agenda management harus berubah. Dengan demikian, tujuan pertanian harus makin maju, mandiri, makin modern. Tantangan untuk Indonesia adalah produksi, distribusi, logistik yang tinggi karena di antara pulau.

“Tantangan ini harus bisa kita peroleh jalan keluarnya dengan kemampuan lain. Produk pertanian kita harus ditingkatkan dengan cara ini dimana agenda intelektual dimainkan lebih kuat manajemen agenda kita coba lebih ke bawah ke lapangan jangan terlalu banyak teorinya lapangannya kemudian mendorong KUR untuk investasi yang besar,” ungkap Syahrul.

Di kesempatan tersebut, Rektor Institut Pertanian Bogor, Arif Satria sangat mengapresiasi langkah-langkah Kementan di bawah komando Syahrul Yasin Limpo dalam memperbaiki basis data sebagai salah satu upaya meningkatkan produksi hasil pertanian. Menurutnya adanya AWR yang saat ini berada di Kementan menjadi langkah terupdate dalam membantu pemantauan permasalahan pertanian hingga kecamatan dan desa.

“Isu pangan selalu update, karena isu yang abadi di dunia adalah soal pangan. Ada indeks ketahanan pangan, isu kemiskinan, isu kelaparan dan regenerasi petani. Dengan data yang baik, bisa turut menghasilkan keputusan yang baik. Keseimbangan antara teknologi dan aliansi bisa lebih baik sehingga bisa membangun pertanian lebih baik,” terangnya.

See also  Kementerian PUPR Gunakan Teknologi Lapisan Ferosemen untuk Program BSPS

Selain itu, Arif Satria pun mendukung penuh penerapan program Pertanian Masuk Sekolah (PMS) yang dijalankan Kementan sebagai jalan keluar atas minimnya minat generasi muda terhadap dunia pertanian. Program tersebut, bisa menjadi kunci majunya pertanian Indonesia yang berjalan secara mandiri dan modern.

“Memang seharunya program PMS itu ada dimana-mana karena kalau bicara pertanian tidak boleh berada di menara gading yang terlalu asik dengan teori dan diskusi. Akan tetapi, anak-anak kita juga harus belajar konsep, teori dan definisi praktek di lapangan,”

Arif Satria pun mengapresiasi kelembagaan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) dan pusat data Agriculture War Room (AWR) yang dibangun Kementan secara singkat. Menurutnya, dari aspek intelektual, kedua terobosan ini patut diapresiasi karena erat kaitannya dengan dunia teknologi yang sedang dikembangkan kampus IPB.

“Saya melihat, hitung-hitungan area lahan melalui satelit dan artificial intelligence itu adalah agroklimat yang sangat bagus karena bisa membaca data secara cepat tentang berbagai hal. Misalnya soal berapa area lahan, kapan hujan sampai dengan persediaan pupuk bisa kita lihat dari satu ruangan. Ini sejalan dengan teknologi yang sedang dikembangkan IPB,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, hadir Ketua Forum Rektor Indonesia diwakiki sekjen Dr. Darsono,MBA, dan rektor perguruan tinggi negri dan Swasta serta mahasiswa Institut Pertanian Bogor. (*)

Berita Terkait

Menteri Transmigrasi Kunjungi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY
Menteri Transmigrasi Bahas Kolaborasi Strategis dengan Fakultas Geografi UGM
Menteri Transmigrasi Dorong Peningkatan Kompetensi SDM Transmigran di BBPPM Yogyakarta
Kemenimipas Canangkan Zona Integritas, WamenPANRB Sampaikan Strategi Akselerasi ZI WBK/WBBM
Optimalkan Air Baku dari Bendungan, Kementerian PU Selesaikan SPAM Bintang Bano Berkapasitas 100 Liter/Detik
Kementerian PU dan Asian Development Bank Jajaki Kerja sama Pembiayaan Infrastruktur Ketahanan Pangan, Air, dan Energi
Wamenperin Dukung Rencana IAS Kembangkan Kawasan Aerotropolis
Wakil Ketua Komite III DPD RI Kritisi Pengurangan Masa Tinggal Haji

Berita Terkait

Tuesday, 14 January 2025 - 18:51 WIB

Menteri Transmigrasi Kunjungi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY

Tuesday, 14 January 2025 - 18:46 WIB

Menteri Transmigrasi Bahas Kolaborasi Strategis dengan Fakultas Geografi UGM

Tuesday, 14 January 2025 - 18:43 WIB

Menteri Transmigrasi Dorong Peningkatan Kompetensi SDM Transmigran di BBPPM Yogyakarta

Tuesday, 14 January 2025 - 16:38 WIB

Kemenimipas Canangkan Zona Integritas, WamenPANRB Sampaikan Strategi Akselerasi ZI WBK/WBBM

Tuesday, 14 January 2025 - 14:49 WIB

Optimalkan Air Baku dari Bendungan, Kementerian PU Selesaikan SPAM Bintang Bano Berkapasitas 100 Liter/Detik

Berita Terbaru

Berita Terbaru

Gus Ipul: Korban Longsor Batam akan Dapat Santunan Kemensos

Wednesday, 15 Jan 2025 - 16:57 WIB

News

Sri Mulyani Tekankan Sinergi Kemenkeu-Kejaksaan Agung

Wednesday, 15 Jan 2025 - 13:20 WIB