DAELPOS.com – Bismillah, secara resmi pemerintah mengumumkan penambahan hari libur & cuti bersama tahun 2020. Pemerintah berharap, keputusan ini dpt merangsang pertumbuhan ekonomi nasional. Izin saya ingin menyampaikan beberapa hal. #KebijakanBuruk
Pertama tentu perubahan kebijakan ditengah jalan merupakan cermin buruknya perencanaan. Bukan tdk mungkin, pertimbangan yg diambil tdk matang & berubah lg dikemudian hari. Pak @jokowi, negeri ini seperti kereta dgn gerbong yg amat panjang. #KebijakanBuruk
Perubahan sekecil apapun apa lg mendadak, dpt membuat rakyat yg berperan sebagai penumpang dlm gerbong pembangunan akan oleng. Pemerintah perlu membuka seluas2nya kajian ini kpd publik. Jika alasannya ekonomi, brp rangsangan pertumbuhan ekonomi yg dihasilkan? Ini hrs detail. #KebijakanBuruk
Tdk lupa antar kementerian mesti berkoordinasi dgn baik. Contoh Kemendikbud tentu sdh memiliki kurikulum & jadual yg terencana. Ini perlu disesuaikan kembali. Lalu Kemenparekraf yg menyatakan kebijakan ini dpt membawa dampak positif bagi pariwisata & ekonomi kreatif. #KebijakanBuruk
Apakah iya? Mengingat pusat keramaian sedang dihindari oleh masyarakat krn situasi kesehatan yg tdk pasti. Jika tambahan hanya 1-2 hari, tdk ada jaminan masyarakat melakukan konsumsi disektor ini. #KebijakanBuruk
Terakhir, baru kemarin pak @jokowi menargetkan kemiskinan ekstrem hilang di 2024. Sedangkan laporan APO (Asian Productivity Organization) Productivity Databook 2019 menyebutkan, tingkat produktivitas pekerja Indonesia msh rendah dlm lingkup Asia. Tertinggal dgn beberapa negara tetangga seperti Malaysia&Singapura. #KebijakanBuruk
7. Apa kaitannya? Menambah hari libur justru tdk sesuai dgn keinginan presiden. Mengingat kita perlu meningkatkan produktivitas bangsa utk meningkatkan pertumbuhan ekonomi & pengentasan kemiskinan. Jd bagaimana menurut rekan2? Setuju dgn kebijakan menambah hari libur ini? #KebijakanBuruk []