DAELPOS.com – Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa mengatakan, saat ini para pengusaha tekstil mulai merasakan semakin sempitnya penyaluran distribusi ke pasar. Hal itu karena toko-toko sudah mulai tutup, termasuk yang ada di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Padahal pasar Tanah Abang merupakan salah satu saluran distribusi pabrik tekstil di Indonesia. Jika terus seperti itu, gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di industri tekstil tak terelakan.
“Pasat kan kita juga lihat tiap hari tiap minggu berubah terus, jadi kita lihat toko-toko di Pasar Tanah Abang pun saya monitor hari ini, sudah banyak yang tidak operasi. Jadi mungkin ini akan daya serap tekstil dalam negeri menurun dibandingkan minggu lalu,” ujar Jemmy, melalui telekonferensi pers, Jakarta, Senin (23/3).
Jemmy mengatakan, kondisi itu menimbulkan dilema tersendiri di kalangan pengusaha. Sebab, harus tetap berproduksi di tengah kecilnya permintaan pasar akan membuat mereka merugi.
Pengusaha Tekstil Akan Bikin APD Untuk Lawan Corona
Namun, Jemmy menjamin kekhawatiran akan terjadinya PHK itu belum terjadi. Di sisi lain, dia juga tak bisa menjamin apa yang akan terjadi jika penanganan virus corona oleh pemerintah memakan waktu lama.
“Sampai hari ini masih berjalan full (tidak ada PHK), tapi kita tidak tahu juga. kita lihat sepanjang sejauh kemampuan teman-teman. Memang PHK ini sangat dilematis,” kata Jemmy.
“Makanya kita perlu insentif dalam bentuk PLN, kita sebut tadi kalau bisa 50 persennya kita bayar, 50 persennya kita buka giro mundur. Supaya memberi napas yang panjang untuk industri tekstil dan menjaga alur kas,” imbuh dia. (*)