Sosok Kartini dari Manggala Agni

Tuesday, 21 April 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Tanggal 21 April senantiasa kita peringati sebagai Hari Kartini. Raden Ajeng Kartini adalah sosok yang dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Perjuangan Raden Ajeng Kartini bertujuan untuk menjadikan wanita cakap dalam menjalankan kewajiban dan memperoleh hak sebagai wanita yang harus dihormati, dihargai, dan dilindungi dari berbagai kekerasan dan ancaman. Bukan menjadikan wanita sebagai seorang yang melalaikan dan meninggalkan tanggung jawab sebagai seorang wanita.

Seperti Srikandi Manggala Agni Gustia Ningsih, atau yang akrab disapa Neneng (35 tahun), yang berjuang mengendalikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan tergabung sebagai anggota Daops Manggala Agni Sumatera VI/Siak, Riau, sejak 2005 silam.

Ibu tiga anak yang sudah 15 tahun mengabdi sebagai anggota Manggala Agni Daops Sumatera VI/Siak ini sudah merasakan manis pahitnya upaya pengendalian karhutla. Provinsi Riau merupakan provinsi rawan karhutla di Indonesia. Hal ini memberikan pengalaman tersendiri bagi anggota Manggala Agni di Provinsi Riau, termasuk Neneng.

Tugas pokok Neneng sehari-hari adalah sebagai pemantau deteksi dini. Pantauannya meliputi wilayah Kabupaten Siak, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kepulauan Meranti. Selain itu Neneng juga bertugas mengatur papan Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran (SPBK), dan mengurus administrasi kantor Daops Manggala Agni Sumatera VI/Siak. Namun, tidak jarang Neneng ikut terjun ke lapangan untuk melaksanakan patroli pencegahan dan pemadaman karhutla.

Neneng menuturkan sosok Kartini cukup memberikan motivasi dirinya untuk ikut bergerak bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan tanpa melalaikan dan meninggalkan tanggung jawab sebagai seorang wanita, sebagai ibu yang baik dan sebagai istri yang patuh terhadap suami.

“Kartini memberikan inspirasi tersendiri bagi saya, bahwa wanita bisa berperan dalam semua hal, termasuk dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan sebagai Manggala Agni,” tambah Neneng.

See also  Pencemaran Lingkungan oleh Perusahaan Harus Segera Diselesaikan

“Misalkan, saat terjadi kebakaran hutan dan lahan di Siak 2019 kemarin. Kita sebagai Manggala Agni tentu harus terjun langsung untuk melakukan pemadaman karhutla sampai beberapa hari,” jelas Neneng.

Meski Manggala Agni didominasi laki-laki, hal ini tidak membuatnya merasa minder. Pada saat pemadaman karhutla, Neneng juga siap berjalan puluhan kilometer untuk menuju titik api, mengangkat gulungan selang, serta memegang nozzle di depan berhadapan langsung dengan api.

“Waktu melakukan pemadaman saya pernah terperosok gambut karena kebakaran saat itu di selimuti asap yang sangat tebal,” tambah Neneng

“Beban yang paling berat biasanya meninggalkan keluarga, anak-anak, karena kalau masuk hutan tidak ada sinyal handphone sehingga untuk sekedar bertanya kabarpun susah sekali,” ungkap Neneng.

Tidak lupa, ibu dari tiga anak ini juga berpesan pentingnya untuk memaknai Hari Kartini setiap hari. “Kaum wanita saat ini dituntut menjadi wanita yang berbudi luhur, pandai dan berani. Mereka mendapatkan hak untuk mengambil peran dalam berbagai bidang, namun tidak melupakan kewajibannya untuk merawat keluarga dan menghargai suaminya,” tutup Neneng.

Selain Neneng, di Daops Manggala Agni Kalimantan III/Pangkalan Bun, Kalimantan tengah, juga muncul kartini muda lainnya yang bergerak dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan yaitu Miftahul Jannah, atau yang akrab di panggil Metha (30 tahun).

Metha bergabung menjadi anggota Manggala Agni sejak 2015 lalu. Background Metha sebagai seorang perawat sangat dibutuhkan pada saat pemadamaan karhutla. Pengalaman pemadaman dan berhari-hari di dalam hutan sering Metha dapatkan. Bahkan perannya bertambah bukan hanya seorang pemadaman, Metha juga bersiaga untuk merawat rekan-rekan Manggala Agni yang mengalami cidera saat pemadaman.

Metha juga menuturkan bahwa mereka hanyalah salah sedikit dari wanita di Indonesia yang mengambil peran dalam kelestarian lingkungan sebagai Manggala Agni. Semoga wanita Indonesia tak pantang menyerah dan semangat untuk meneruskan perjuangannya Ibu Kartini dalam membangun negeri ini.

See also  Jokowi: Jadikan Haornas 2023 Momentum Berjaya

“Saya yakin di luar sana masih banyak sosok wanita hebat Indonesia yang berjuang untuk keluarga, negara dan lingkunganya yang memIliki semangat emansipasi Ibu Kartini,” ungkap Metha.

Berita Terkait

Sejumlah Senator Bahas Persoalan Pengangguran dan Peluang Kebangkitan Ekonomi dengan Kementerian Ekraf
Dukung Swasembada Pangan, Menteri PU Gelar Panen Raya dan Pameran Teknologi IPHA
Wamen Diana Paparkan Peluang Kerja Sama ke Delegasi Nantong dan KJRI Shanghai
Korupsi di Indonesia Seperti Butir-butir Pasir di Roda
Haidar Alwi: Negosiasi Perdagangan Internasional Bukan Sekadar Kontak Dagang.
Pertamina, Hyundai Motor Group, dan Pemprov Jawa Barat Kembangkan Proyek Waste-to-Hydrogen di Bandung
Kerjasama dengan HDF Energy Indonesia, BAg Kaji Potensi Kapal Hidrogen
Transjakarta Luncurkan Program “Dari Air Jadi Kebaikan”

Berita Terkait

Saturday, 19 April 2025 - 11:39 WIB

Sejumlah Senator Bahas Persoalan Pengangguran dan Peluang Kebangkitan Ekonomi dengan Kementerian Ekraf

Thursday, 17 April 2025 - 17:13 WIB

Wamen Diana Paparkan Peluang Kerja Sama ke Delegasi Nantong dan KJRI Shanghai

Thursday, 17 April 2025 - 13:21 WIB

Korupsi di Indonesia Seperti Butir-butir Pasir di Roda

Wednesday, 16 April 2025 - 12:19 WIB

Haidar Alwi: Negosiasi Perdagangan Internasional Bukan Sekadar Kontak Dagang.

Wednesday, 16 April 2025 - 12:16 WIB

Pertamina, Hyundai Motor Group, dan Pemprov Jawa Barat Kembangkan Proyek Waste-to-Hydrogen di Bandung

Berita Terbaru