DAELPOS.com – Menghadapi era normal baru (new normal), Indonesia terus memacu nilai perdagangan ke seluruh dunia, termasuk ke Mesir yang merupakan pasar konsumen terbesar di Afrika Utara. Dengan populasi lebih dari 100 juta jiwa yang terdiri dari berbagai kalangan, Mesir merupakan pasar yang sangat potensial untuk Indonesia.
Upaya ini disampaikan Atase Perdagangan Kairo Irman Adi Purwanto Moefthi di seminar web (webinar) bertema “International Business Opportunites in New Normal Era” yang digelar pada Kamis (9/7). Webinar diselenggarakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Bandung didukung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo dan Atase Perdagangan di Kairo.
“Mesir merupakan pasar yang menjanjikan bagi produk Indonesia. Melalui webinar ini, diharapkan akan memperluas peluang yang ada bagi akses pasar produk Indonesia,” jelas Irman.
Produk ekspor utama Indonesia ke Mesir adalah minyak sawit, kopi, benang, roda kendaraan, dan minyak palm kernel. Sedangkan, produk ekspor utama Mesir ke Indonesia adalah kurma dan buah- buahan, pupuk, kalsium fosfat, molases, dan parfum.
“Selain itu, Mesir merupakan pasar yang menjanjikan bagi produk rempah Indonesia. Karena, Mesir merupakan negara yang tingkat konsumsi rempahnya sangat tinggi. Rempah seperti lada, pala, dan cengkeh sangat dibutuhkan untuk bahan olahan makanan,” ujar Irman.
Irman juga menyampaikan, Pemerintah Mesir telah mengeluarkan sejumlah kebijakan yang berpotensi meningkatkan peluang ekspor produk Indonesia. Pemerintah Mesir menerbitkan sejumlah stimulus nonfiskal yang ditujukan untuk menyelamatkan industri manufaktur dan perdagangan nasional dari dampak wabah virus corona. Hal tersebut berupa penyederhanaan dan pengurangan jumlah larangan untuk aktivitas impor, khususnya bahan baku.
Stimulus tersebut diberikan kepada perusahaan Mesir yang berstatus sebagai produsen. Produsen produk elektronik rumah tangga, dan produk pangan strategis, serta produk makanan diberikan kesempatan sebesar-besarnya untuk mengimpor bahan baku menopang industri dan produksi.
Kebijakan lainnya, Bank Sentral Mesir mewajibkan para importir melakukan metode pembayaran dengan mekanisme cash against document. Dengan begitu, pihak eksportir diwajibkan menyerahkan dokumen ekspor berupa Sertifikat Keterangan Asal (SKA), sertifikat kesehatan, faktur penjualan barang, daftar pengepakan, konosemen (bill of lading/airway bills), Surat Keterangan Pemeriksaaan Jaminan Mutu Barang, dan dokumen lainnya melalui bank eksportir.
Sementara itu, Wakil Duta Besar RI untuk Mesir Muhamad Aji Surya yang turut hadir sebagai narasumber menyampaikan, kemampuan mengintip peluang ada dalam diri kita, bangsa Indonesia. “Kemampuan mengintip peluang dimiliki oleh akademisi, mahasiswa, pengusaha, hingga para diplomat. Kemampuan itulah yang akan membuat kita tetap optimis di tengah wabah Covid-19 dan di era normal baru ini. Untuk itu, diperlukan sebuah kecepatan, kreativitas, dan inovasi,” ungkapnya.
Irman juga menjelaskan sejumlah strategi yang telah disiapkan untuk memacu ekspor produk Indonesia ke Mesir. “Strategi tersebut antara lain menggalang para pelaku bisnis baru dan lama untuk mengimpor beragam produk unggulan Indonesia melalui penyelenggaraan forum bisnis virtual, berpartisipasi pada kegiatan promosi dan pameran dagang daring, dan mempercepat diseminasi informasi produk ekspor dengan membangun aplikasi daring mengenai direktori eksportir Indonesia yang disediakan di setiap Perwakilan RI di luar negeri,” pungkasnya.