DAELPOS.com – Dalam peluncuran Gerakan Inovasi Langsung Aksi Tuntaskan Sampah #GILAsSampah yang berlangsung di Pantai Jerman, Kuta, Badung, Bali, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian turut melakukan edukasi pemilahan sampah. Gerakan edukasi tersebut dilakukan Mendagri bersama Gubernur Bali I Wayan Koster serta Presdir Mavic Media Indonesia Aryaseta Wiryadiputra dengan memasukkan sampah berdasarkan kategori organik, anorganik, serta B3 di tempat sampah masing-masing secara simbolis.
Sebelumnya, Mendagri bersama pelaku usaha serta masyarakat tersebut juga melakukan penandatanganan sebagai bentuk dukungan aksi #GILAsSampah. Acara tersebut kemudian dilanjutkan dengan meninjau spot area edukasi dan penukaran sampah yang tersedia di lokasi. Di area itu, Mendagri banyak menyimak penjelasan relawan yang bergiat pada pengelolaan sampah menjadi pendapatan yang ekonomis.
Pada kesempatan itu, Mendagri mengatakan acara peluncuran #GILAsSampah merupakan permulaan dari rangkaian kegiatan Indonesia International Waste Expo (IIWAS) dan Trisenses Bali 2022. Nantinya, agenda itu bakal memuat literasi – edukasi, connecting people, serta action dan innovation. Dalam kaitan tersebut, pihak-pihak mulai dari pemerintah, pelaku usaha, hingga tokoh-tokoh masyarakat diharapkan bergerak dan menampilkan pameran mengenai inovasi pengelolaan sampah. Upaya tersebut, diharapkan juga menjadi atensi daerah-daerah lain.
“Saya ingin seluruh daerah juga mengelola sampah masing-masing. Banyak daerah, nanti juga ada pembicara-pembicara dari bukan hanya ahli tapi daerah-daerah yang kita anggap baik mengelolanya. Ada daerah-daerah yang bagus mengelola di hulu. Bagus, sama seperti yang disampaikan Pak Gubernur,” ujar Mendagri.
Mendagri mengajak pihak-pihak untuk memperkuat kampanye pengurangan dalam menggunakan barang berbahan plastik. Mendagri mendorong penggunaan plastik untuk mengadopsi inovasi produksi plastik yang ramah lingkungan, yakni berbahan ubi. Menurutnya, inovasi tersebut telah banyak diproduksi, dan memiliki manfaat yakni dapat diurai lebih cepat oleh alam.
“Karena plastik bisa hancurnya puluhan tahun bahkan ada yang bisa sampai 200 tahun. Nah ini mulai dari awal, ini sampah plastik mohon maaf ini bukan hanya bisa merusak lingkungan di darat, (tetapi juga) di laut,” tambah Mendagri.
Mendagri mengatakan, pengelolaan sampah perlu dilakukan dengan kolaborasi. Pengelolaan tersebut juga dapat dilakukan dengan mengurangi (reduce), menggunakan kembali yang bisa dipakai (reuse), serta mendaur ulang yang dapat digunakan (recycle).
Dalam hal tersebut, tambah Mendagri, selain Provinsi Bali, terdapat daerah lainnya yang mampu melakukan pengelolaan sampah dengan baik. Salah satunya daerah di Jawa Timur, yang dinilai juga berhasil memodifikasi persoalan sampah menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Misalnya, sampah dari nasi dan sayur dapat dijadikan tempat tumbuh dan berkembangnya serangga yang berguna sebagai pakan ternak.
“Saya sudah pernah melihat satu daerah di Jawa Timur yang melakukan itu dalam bentuk kolaborasi desa. Bukan main!,” tandas Mendagri.