DAELPOS.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Sadawarna di Kabupaten Subang dan Sumedang untuk mendukung ketahanan pangan dan pengendalian banjir di Provinsi Jawa Barat, Selasa (27/12/2022). Bendungan Sadawarna merupakan bendungan ke-33 yang telah diresmikan dan dioperasikan sejak 2015, serta termasuk dari 61 bendungan yang ditargetkan selesai hingga 2024 mendatang.
Peresmian bendungan ditandai dengan penekanan tombol sirine dan penandatanganan prasasti oleh Presiden Jokowi didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir, Bupati Indramayu Nina Agustina, Wakil Bupati Subang Agus Masykur Rosyadi dan dilanjutkan dengan penebaran benih ikan ke bendungan.
Presiden Jokowi mengatakan Bendungan Sadawarna memiliki tampungan 70 juta meter kubik dengan luas genangan sekitar 680 hektare dengan manfaat utama untuk mengairi area persawahan seluas 4.280 hektare di Kabupaten Subang dan Indramayu.
“Kita harapkan dengan banyaknya waduk-waduk yang dibangun di Indonesia, produktivitas tanaman pangan, utamanya padi dan hortikultura dan lain-lainnya bisa naik, sehingga ketahanan dan kemandirian pangan kita semakin baik,” kata Presiden Jokowi.
Menteri Basuki mengatakan pembangunan bendungan yang masif harus dibarengi dengan langkah modernisasi irigasi, yakni melalui pengembangan dan pemeliharaan daerah irigasi premium. Sistem irigasi premium mendapatkan jaminan suplai air dari bendungan untuk menunjang produktivitas sentra-sentra pertanian.
“Di Provinsi Jawa Barat juga tengah dibangun 2 bendungan lainnya, yakni Bendungan Cipanas di Kabupaten Sumedang dan Bendungan Leuwikeris di Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya,” kata Menteri Basuki.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan dirinya mewakili masyarakat Jawa Barat mengucapkan terima kasih atas selesainya pembangunan Bendungan Sadawarna. Bendungan Sadawarna merupakan bendungan ke-5 di Jawa Barat yang telah selesai dan diresmikan sejak 2014. Di mana sebelumnya telah selesai Bendungan Jatigede di Kabupaten Sumedang, Bendungan Kuningan di Kabupaten Kuningan, Bendungan Ciawi dan Sukamahi di Kabupaten Bogor.
“Penyumbang surplus beras di Indonesia ranking 1 adalah Kabupaten Indramayu, produksinya hingga 1,3 juta ton per tahun. Adanya Bendungan Sadawarna InsyaaAllah produksinya akan naik hingga 1,8 juta ton per tahun,” kata Ridwan Kamil.
Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko mengatakan selain untuk mendukung irigasi lahan pertanian, Bendungan Sadawarna juga memiliki manfaat sebagai pengendali banjir Sungai Cipunegara yang mengalir dari Gunung Bukit Tunggul di Pegunungan Bandung Utara dan bermuara ke Laut Jawa, tepatnya di wilayah utara Jawa Barat.
Menurut Dirjen Jarot, Bendungan Sadawarna memiliki kapasitas tampung 70,86 juta m3 dengan panjang bendung kurang lebih 933 meter dan tinggi 40 meter. Titik bendungan diukur dari hulu sungai memiliki jarak sekitar 43 km. Di sisi lain, panjang Sungai Cipunagara 147 km, sehingga dari titik Bendungan Sadawarna dapat mengendalikan banjir sekitar 1/3 DAS Cipunagara.
“Sisanya kami harapkan dukungan dan dorongan dari pemerintah kabupaten/kota yang berada di daerah aliran Sungai Cipunagara untuk memulai mengelola run-off yang mengalir ke sungai. Misalnya dengan sumur resapan, kolam retensi, atau embung-embung,” kata Jarot Widyoko.
Konstruksi Bendungan Sadawarna mulai dikerjakan sejak November 2018 dan berakhir pada Desember 2022 melalui dua paket pekerjaan, yakni Paket I Kerja Sama Operasi (KSO) PT. Wijaya Karya – PT Daya Mulia Turangga – PT Barata Indonesia dan Paket II oleh PT. Nindya Karya – PT Adhi Karya (KSO) dengan anggaran APBN senilai Rp2.065 miliar. Kehadiran Bendungan Sadawarna juga berpotensi memasok air baku sebesar 1,2 m3/detik untuk Kabupaten Subang, Indramayu, dan Sumedang serta potensi Sumber Tenaga Listrik sebesar 2 MW.
Turut mendampingi Menteri Basuki, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko, Direktur Jenderal Bina Konstruksi Yudha Mediawan, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, Direktur Bendungan dan Danau Ditjen SDA, Airlangga Mardjono, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Bastari, Kepala Biro Komunikasi Publik Pantja Dharma Oetojo, Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito, dan Direktur Utama Nindya Karya Haedar A. Karim. (*)