Di Depan Mahasiswa, Bahlil Singgung Ketidakadilan Uni Eropa Gugat Hilirisasi Nikel

0
6

DAELPOS.com – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menerima kunjungan para mahasiswa pascasarjana Harvard University, Amerika Serikat di kantor Kementerian Investasi/BKPM sore ini (9/1).

Di hadapan 50 mahasiswa Harvard yang hadir tersebut, Bahlil dengan antusias menjelaskan tentang bagaimana arah kebijakan investasi di Indonesia.  Saat ini, pemerintah Indonesia fokus pada industri hilirisasi dengan pendekatan energi hijau dan industri hijau. Akan tetapi, langkah Indonesia dalam memperjuangkan hilirisasi tersebut tidak sepenuhnya memperoleh dukungan dari negara-negara maju. Bahlil lebih lanjut menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia menghadapi gugatan dari Uni Eropa melalui WTO (World Trade Organization) terkait dengan kebijakan pemberhentian ekspor nikel yang dilakukan tahun 2019 lalu.

“Saya jujur mengatakan, saya bingung dengan cara berpikir dari sebagian negara-negara maju. Ketika Indonesia memperjuangkan untuk hilirisasi memberikan nilai tambah dan kolaborasi dengan pengusaha-pengusaha lokal, sebagian negara-negara tersebut tidak mau. Sementara mereka tahu bahwa sebuah negara berkembang menuju negara maju, salah satu instrumennya adalah melakukan hilirisasi,” ungkap Bahlil.

Lebih lanjut, Bahlil memberikan contoh kebijakan yang lebih dulu dilakukan oleh negara-negara maju seperti Inggris, Tiongkok, dan Amerika dalam melakukan hilirisasi dalam rangka menjaga kedaulatan industri di negaranya masing-masing.

“Inggris di abad ke-16 ketika mereka memberhentikan ekspor wool sebagai bahan baku tekstil. Amerika di abad ke-19 dan 20 begitu juga. Mereka menggunakan pajak progresif untuk impor dalam rangka menjaga kedaulatan industrinya lebih bagus. China di tahun 80-an itu aturan TKDN-nya 80% dan industrinya bagus sekarang,” ujar Bahlil.

Menurut Bahlil, saat ini sudah saatnya bagi negara maju maupun negara berkembang membangun kolaborasi dan kerja sama yang baik, dalam rangka membangun ekonomi dunia yang lebih adil dan merata, dengan memperhatikan pada energi hijau dan industri hijau. Bahlil optimis Indonesia akan menjadi negara hilirisasi di kawasan Asia Tenggara yang fokus pada pengelolaan sumber daya alam. (***)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here