DAELPOS.com – Pada hari pertama rangkaian kunjungan kerja ke Arab Saudi, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman (BKPM) Bahlil Lahadalia bertemu dengan Menteri Investasi Arab Saudi Khalid A. Al-Falih di Riyadh, Arab Saudi pada sore hari (11/5) waktu setempat. Pertemuan ini merupakan yang pertama di antara Menteri Investasi kedua negara. Dalam pertemuan tersebut membahas mengenai kerja sama terkait investasi antara kedua negara khususnya dalam hal energi terbarukan dan pembangunan rumah sakit.
“Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Indonesia sangat terbuka untuk investasi, khususnya dalam hilirisasi industri dan ekonomi hijau yang menggunakan energi dan industri hijau. Kami memulai dengan hilirisasi sumber daya mineral. Ini adalah peluang besar, dan saya ingin ada investasi bersama antara Arab Saudi dengan Indonesia,” ungkap Bahlil.
Bahlil menambahkan dalam diskusi bahwa Indonesia sejak empat tahun lalu telah memulai hilirisasi di sektor pertambangan dengan diawali pelarangan ekspor bijih nikel. Mulai tahun ini, beberapa komoditas sumber daya mineral seperti bauksit, konsentrat tembaga, dan timah juga akan dilarang untuk diekspor. Hal tersebut sebagai upaya Pemerintah Indonesia dalam mendorong hilirisasi sumber daya mineral.
Menteri Khalid menyambut baik usulan Menteri Bahlil dan menyatakan bahwa Arab Saudi telah memiliki hubungan yang erat dan baik dengan Indonesia, baik hubungan ekonomi maupun diplomatik. Khalid mengapresiasi upaya Indonesia dalam melakukan transformasi ekonomi melalui hilirisasi sumber daya alam sehingga mengurangi ketergantungan terhadap komoditas mentah. Kedua menteri juga sepakat, bahwa kerja sama investasi antara kedua negara masih belum sesuai dengan potensi yang ada dan dapat ditingkatkan lagi.
“Arab Saudi siap untuk menjajaki peluang kerja sama investasi dengan Indonesia, khususnya terkait dengan energi terbarukan dan pembangunan rumah sakit. Hasil pertemuan ini akan kami tindak lanjuti untuk kemudian dituangkan dalam bentuk yang lebih konkret sehingga semakin mendorong realisasi investasi asal Arab Saudi di Indonesia,” ujar Khalid.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi asal Arab Saudi dalam periode 2018 hingga triwulan I 2023 mencapai US$26,5 juta, tidak termasuk investasi pada sektor keuangan dan hulu migas. Sektor tersier mendominasi dengan total senilai US$24,78 juta atau 94% dengan capaian tertinggi oleh sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran senilai US$16,93 juta atau sebanyak 64% dari total nilai investasi Arab Saudi di Indonesia. Provinsi Bali menjadi lokasi utama realisasi investasi Arab Saudi dengan capaian sebesar US$10,3 juta (39%), diikuti oleh Jawa Barat, Jawa Timur, Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, dan Kalimantan Timur dalam periode 5 tahun terakhir. Data 10 tahun terakhir (periode 2013-triwulan I 2023) menunjukkan bahwa total investasi dari Arab Saudi sebesar US$64,6 juta yang berasal dari 423 proyek. (*)