DAELPOS.com – Produk-produk UMKM membutuhkan sentuhan branding yang sustainable (berkelanjutan) dan masif (merata), agar produknya bisa dikenal luas. Sementara untuk pemasarannya, perlu adanya channel distribution alternative atau jaringan pemasaran alternatif.
Pakar dan Praktisi Branding Arto Biantoro mengungkapkan hal itu usai menghadap Menkop dan UKM Teten Masduki di Jakarta Kamis (14/11/2019).
“Sebenarnya tahapan pembangunan produk UMKM atau yang saya istilahkan sebagai brand lokal itu sudah ada, istilahnya tinggal dijahit saja untuk dihubungkan dengan ekosistem yang lebih besar,” kata Arto.
Hal ini menurut Arto, sebenarnya tidak memerlukan biaya besar, karena tidak harus memulai dari awal seperti pemetaan dan sebagainya. ” Tinggal membangun infrastruktur yang bisa menghubungkan dengan ekosistem yang lebih besar, khususnya dalam hal pemasaran,” kata Arto yang juga putra seniman Krisbiantoro itu.
Arto mengaku senang bisa memberikan masukan dan berdikusi dengan Menkop dan UKM Teten Masduki dan jajarannya. ” Beliau sangat mengerti sekali soal value chain, bagaimana sebuah produk dari awal sampai hilir,” ujarnya sambil menyatakan siap terus memberikan masukan.
Arto mengatakan, dalam branding produk ada 4 faktor yang harus ada, pengembangan pemasaran, awareness (kepopuleran), chanel, dan investment.
“ Selama ini sering kali jaringan distribusi itu dibebankan kepada si pemilik brand. Dia disuruh mengembangkan dan mencari pasar sendiri,” katanya.
Dalam hal alternatif jaringan pemasaran, pemerintah bisa membuka kerja sama dengan PHRI sehingga memungkinkan di setiap kamar hotel, ada produk UMKM seperti makanan ringan atau kerajinan tangan. Jika ini berjalan, dengan sendirinya produk-produk UMKM akan diserap oleh pasar.
Untuk pasar ekspor, bisa juga diawali dengan mengerahkan kedutaan RI di luar negeri untuk mempromosikan produk lokal. Setidaknya, produk UMKM bisa dijadikan sebagai sebagai cindera mata di setiap acara yang dilangsungkan pemerintah, khususnya dalam kunjungan negara.
Ciptakan Ekosistem
Sementara itu Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Victoria Br Simanungkalit mengatakan sebenarnya 18 Kementrian/Lembaga yang selama ini membina UMKM sudah melakukan branding, namun diakui masih belum merupakan satu mata rantai produksi suatu barang. ” Istilahnya value chain nya belum utuh, nah disini Kementerian Koperasi dan UKM yang rencananya akan mengkoordinasi program pengembangan UMKM, tengah menyiapkan ekosistem pengembangan branding UMKM yang berkelanjutan dan masif,” ujar Victoria.
Dengan adanya value chain yang utuh nantinya produk UMKM atau brand lokal akan mendapatkan pembinaan dari hulu sampai hilir. ” Selama ini memang masalah pemasaran belum tergarap secara optimal dalam arti perlu terobosan melalui alternative channel distribution,” ujar Victoria.(DAE)