DAELPOS.com – Anggota Komisi IV DPR RI, Mindo Sianipar mendukung program-program kementan termasuk pembentukan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostra Tani) yang digagas Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL). Kata Mindo, program ini diharapkan menjadi salah satu kebangkitan penyuluh dalam mendampingi petani selama bercocok tanam.
“Ini sangat bagus karena Pak Menteri kelihatanya ingin membangun pertanian dari pinggiran. Artinya dari desa ke desa dan langkah itu sudah betul,” ujar Mindo dalam rapat kerja DPR dengan Kementan di Komisi IV, Gedung Parlemen, Senayan, Senin (18/11).
Menurut Mindo, DPR juga mendukung perampungan data yang dilakukan Mentan Syahrul dalam mengawali 100 hari kerjanya. Langkah Syahrul yang dinilai berkerja cepat ini merupakan langkah positif yang patut didukung oleh semua pihak.
“Kalau saya lihat eksekusi gayanya Menteri sekarang itu gaya Mantan Gubernur Sulsel ya. Jadi semuanya serba cepat dan terukur. Mudah-mudahan eksekusinya sesuai dengan perencanaannya. Tentu DPR mendukung itu semua,” katanya.
Mindo menambahkan, pembentukan Kostra Tani dan juga perampungan data adalah dua elemen penting yang akan saling terikat dalam mengentaskan berbagai persoalan di sektor pertanian.
“Ya kita tunggu gebrakan Mentan Syahrul soal data dan Kostra Tani. Semoga berjalan dengan baik dan bisa diimplementasikan untuk kepentingan rakyat,” katanya.
Anggota Komisi IV lainya, Endang Setyawati Thohari mengatakan, gagasan Mentan Syahrul soal data dan pembangunan Kostra Tani sangat tepat dalam mengembangkan sektor pertanian Indonesia di era modern.
Meski demikian, dia berharap Kementerian Pertanian juga memperhatikan masukan dari DPR seperti pembangunan embung, pembangunan SDM dan penerapan Alsintan.
“Kenapa demikian, karena sekarang ini beda dengan zaman dulu. Jadi kalau zaman dulu kan instruksi dari pusat langsung bisa dilaksanakan ke daerah, kalau sekarang tergantung dari kepala dinasnya, kepala dinasnya tergantung dari bupatinya atau walikotanya. Nah dengan Kostra Tani diharapkan bisa mengendalikan data dan penyuluh dari satu komando saja. Disisi lain, jangan lupa bahwa Kementan memiliki tanggung jawab pada pengembangan SDM dan lain-lain,” katanya
Mengenai hal ini, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa pembangunan Kostra Tani merupakan proyek jangka panjang yang sudah dilengkapi sistem artificial intelligence atau kecerdasan buatan untuk membangun pertanian sampai sudut pinggiran.
“Kita akan tarik semua komponen di desa untuk bersatu membangun pertanian. Kita juga akan melibatkan Babinsa dan Babinkamtibmas dalam mendukung program pertanian,” katanya.
Selanjutnya, kata Syahrul, Kementan juga memiliki rencana kerja jangka panjang dan target utama berbasis manufaktur. Rencana tersebut diharapakan mampu membawa nilai ekonomi yang lebih tinggi. Karena itu, Kementan juga terus mendukung deregulasi perundangan yang menghambat investasi.
“Untuk melaksanakan seluruh kegiatan dan pencapaian target tersebut, kami telah mendistribusikan anggaran 2020 sebesar 21,05 triliun ke 11 eselon 1 seperti Badan Litbang yang mendapat tambahan 100 milyar dan PPSDM dengan anggaran 2.04 triliun dari sebelumnya yang hanya 1,70 triliun,” katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Fadjri Jufri menyampaikan bahwa rencana kerja tahun depan adalah merealisasikan dan mengimplementasikan penggunaan pupuk dari bahan organik untuk meningkatkan jumlah produksi
“Kombinasi unsur mikro dan makro atau bahan organik dan non organik harus seimbang, sehingga produksi di beberapa daerah bisa tercapai dengan baik. Kombinasi ini memang harus kita dorong cepat, sehingga ada tambahan peningkatan produksi pangan,” katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, kementan juga akan memperkuat program penguatan penyuluh dengan membangun sarana dan prasarana sampai di tingkat kecamatan.
“Misalnya ada sarana yang rusak kita renov, kemudian menambah komputer lengkap dengan modem internet, juga penambahan roda dua dan sebagainya yang terkait dengan sarana prasarana penyuluh dan penyuluhan,” katanya.
Menurut Dedi, Kementan juga akan fokus meningkatkan kapasitas penyuluh melalui bimbingan teknis teknologi untuk meningkatkan produksi dan memperbaiki data entry secara online agar semua kegiatan penyuluh bisa diakses dari kantor pusat di Jakarta.
“Produktivitas padi secara nasional saat ini rata-rata hanya 5,3 ton per hektar. Padahal teknologi ada yang sampai 12 ton per hektar dengan varietas inpari 42. Kemudian jagung juga rata-rata sekarang hanya 5 ton per hektar. Padahal melalui inovasi teknologi, produksi jagung bisa mencapai 20 ton perhektar,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy menargetkan pembangunan 1000 embung untuk mengantisipasi kemungkinan adanya El-Nino atau musim kering di tahun 2020 mendatang. Pembangunan itu diharapkan bisa menampung air hujan dan mengairi sawah, sehingga mampu meminimalisir kerugian petani.
“Program pembangunan embung itu merupakan program strategis untuk penampungan air hujan atau sumber sumber mata air di tempat lain. Sehingga, ke depan, program embung mampy mengantisipasi kekeringan di lahan pertanian kita,” pungkasnya.