DAELPOS.com – Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo melakukan audiensi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nadiem Makarim di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ruang Menteri, Gedung A lt.2 Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (26/12). Hadir dalam audiensi tersebut Staf Ahli Bid. Manajemen Kemendikbud Hamid Muhammad, Sekretaris Utama BKKBN Nofrijal, Deputi Bid. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Dwi Listyawardani, Deputi Bid. Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan M. Rizal Martua Damanik.
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo mengungkapkan, “Kami mengemban tugas dari Presiden yang sangat erat dan terkait dengan masalah untuk mempersiapkan generasi yang unggul dari hulu dalam hal ini melalui keluarga berencana yakni merencanakan berkeluarga, akan tetapi banyak saat ini generasi sekarang tidak berkualitas salah satunya karena keluarga tidak mempersiapkan dalam proses reproduksinya sehingga ada stunting, kematian ibu dan bayi tinggi. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas maka keluarga harus mempersiapkan sejak dini.”
“Dengan Kemendikbud kami harap bisa kerjasama bagaimana memasukan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, kependudukan, penyiapan membentuk keluarga ke dalam materi pembelajaran di sekolah, karena 80% lebih mereka membentuk rumah tangga atau menyiapkan kehidupan rumah tangga dan menikah sebelum kuliah atau memang tidak kuliah. sebelumnya Menko PMK sudah ke BKKBN dan meminta kami terlibat aktif juga dalam sertifikasi pra nikah, saat ini juga BKKBN telah memiliki program di sekolah melalui Pusat Informasi dan Konseling Remaja,” tambah Hasto.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengungkapkan, “Saya tahu selama ini program birth control BKKBN banyak “digrecokin” tokoh masyarakat karena adanya mis informasi dan kurangnya pemahaman masyarakat terkait program, misal birth control tidak boleh digunakan, vaksinasi dibilang haram dan lain-lain. Jadi cara terbaik memasukan materi sex education rencana akan bagaimana, apa semua materinya bisa masuk ke pelajaran dan akan di bungkus menjadi seperti apa nantinya hal ini perlu disiapkan dengan matang. Saat ini memang materi terkait reproduksi disisipkan dalam pelajaran Biologi dan IPA,” ungkap Nadiem
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo menjelaskan, “Kami akan menjelaskan hal-hal praktis dan penting untuk disampaikan di sekolah termasuk juga terkait persalinan dibawah usia 20 tahun adalah hal yang berat karena ukuran panggul belum mencapai 10 cm dan tentunya mereka belum mengerti, sirkumsisi bisa diterangkan untuk pencegahan AIDS, hal seperti ini muatan-muatan terkait kesehatan reproduksi yang penting untuk disampaikan, dan tentunya terkait kependudukan, Presiden Jokowi sering menyampaikan pentingnya mengarusutamakan penduduk sebagai komponen utama dalam mengambil kebijakan.”
“Kami dengan Kemendikbud sudah ada perjanjian kerjasama namun masih secara umum terkait Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga, kalau dijinkan kalau bisa materi kesehatan reproduksi bisa masuk dalam kurikulum disekolah lewat modul-modul yang sangat terseleksi kami ingin menindak lanjuti kerjasama ini dalam bentuk yang lebih detail baik tentang kespro, kependudukan dan pembangunan keluarga, kami siap menyiapkan materinya” tambah Hasto
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyampaikan, “Untuk masuk dalam kurikulum mungkin akan memakan waktu, karena harus menunggu struktur kurikulum yang baru dan kami arahnya adalah merampingkan substansi, terdapat arahan Presiden untuk penyederhanaan Kurikulum pendidikan, perlu revitalisasi kurikulum atau simplifikasi. Masuk dalam kurikulum harus ada proses redefinisi hal ini harus disiapkan secara matang. Saya harap BKKBN segera menyiapkan materi-materi terkait kespro yang benar-benar penting sehingga mudah di pahami guru dan murid, siapkan saja materi-materi yang akan masuk dalam kurikulum,” pungkas Nadiem (RED)